Burung mati, enak sekali…

KETIK DI KOLOM BAWAH INI 👇🏿 SOLUSI MASALAH BURUNG YANG PINGIN ANDA CARI…

Burung ini katanya enak sekali (Foto: rawapening.blog.friendster.com)
Burung ini katanya enak sekali (Foto: rawapening.blog.friendster.com)

Kalau biasanya pasar burung ya menjual burung hidup. Tetapi ini ceritanya adalah “pasar burung antik”. Selain tersedia burung sehat wal’afiat, di pasar itu juga dijual burung mati. Tetapi jangan salah sangka. Burung yang mati itu memang disembelih, alias bukan karena sakit atau kena flu burung. Burungnya juga burung yang lain daripada yang lain. Rasanya bagaimana? Saya sendiri belum pernah mencicipinya. Sebab, ketika seorang kawan saya mengajak mampir ke pasar itu, saya nggak keburu lagi. Saat itu saya sedang main di rumah Om Heri Salatiga.

Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.

“Enak banget,” begitu kata teman saya itu membuat air liur (kalau nggak ada orang) pasti menetes.

Mau tahu ceritanya? Ini tulisan teman saya yang dia tulis di __http://pasarpeksi.blogspot.com:

Maaf menyela, kalau burung Anda kondisi ngoss terus dan pengin jadi joss, gunakan TestoBirdBooster (TBB), produk spesial Om Kicau untuk menjadikan burung ngoss jadi joss...

Tak semua burung di Pasar Peksi Banyuputih dijual hidup-hidup. Di sudut depan pasar burung Jl Imam Bonjol Kota Salatiga, setiap burung dijual dalam keadaan mati, namun halal untuk dimakan.

Iwak Manuk Rawapening, demikian nama warung makan yang menempati kios No 2 Pasar Peksi Banyuputih. Menu di tempat makan itu memanfaatkan resource Rawapening, baik burung, ikan maupun tumbuhan.

Iwak manuk adalah menu favorit pelanggan setia warung itu. Tekstur daging manuk rawa yang mirip ayam kampung namun dengan cita rasa yang lebih gurih, rupanya membuat para pelanggan setia Iwak Manuk Rawapening ketagihan menyantapnya.

Diresmikan menteri

Warung yang resmi dibuka bersamaan dengan peresmian Pasar Peksi Banyuputih oleh Menteri Negara Koperasi dan UKM Suryadharma Ali, 20 Januari 2009 silam itu, menyajikan menu makanan olahan sumber daya Rawapening. Penganan olahan dari manuk rawa yang populasinya melonjak saat musim tanam padi di Rawapening itu adalah primadonanya.

Secara tradisional, warga di seputaran Rawapening mengkonsumsi burung-burung yang dianggap hama saat menjelang musim panen padi itu. Mereka merentang jala besar pada tonggak-tonggak bambu. Burung-burung yang terbang dan terperangkap pada jala para “Jaka Tarub Rawapening” itulah yang selanjutnya dipasok sebagai bahan baku masakan Iwak Manuk Rawapening di Pasar Peksi Banyuputih tersebut.

Dapatkan aplikasi Omkicau.com Gratis... Dapatkan Aplikasi Omkicau untuk Android di Google Play Dapatkan Aplikasi Omkicau untuk iPhone di App Store

Selain iwak manuk goreng dan bakar, ada juga wader goreng, pepes mujair, dan mujair asam manis dalam komposisi yang menjanjikan selera itu. Meski menu andalan itu cukup menarik perhatian pecinta wisata kuliner, pengelola Iwak Manuk Rawapening tetap menyiapkan daging dan telur ayam di warungnya.

“Dalam satu rombongan konsumen, terkadang ada juga yang tak suka daging burung atau ikan rawa, kami tak ingin mengecewakan mereka,” kilah Agus Mabruri, sang pengelola warung. Diakuinya, jumlah konsumen semacam itu tak banyak jumlahnya. Lebih banyak orang dari berbagai tempat yang khusus datang ke Pasar Peksi Banyuputih demi menikmati daging manuk rawa.

Menu favorit

Pecinta wisata kuliner yang datang dari Semarang, Kendal, Magelang, Solo, Boyolali, Demak, Kudus, dan Purwodadi demi memuaskan hasrat menyantap iwak manuk itu, bahkan tegas menolak menu lain apabila kebetulan persediaan manuk rawa habis. “Mereka yang pernah kecewa karena kami kehabisan stock, lalu meminta nomor telepon kami. Jadi, untuk selanjutnya, apabila mereka hendak ke Salatiga, mereka menelepon dulu untuk memastikan persediaan kami, sekaligus menyampaikan pesanan,” paparnya.

Agus semula sempat menolak membagikan nomor telepon selulernya, 081326260850, kepada para pelanggannya.

“Tidak fair,” katanya beralasan, “Lebih adil jika setiap pelanggan punya kesempatan yang sama untuk mendapatkan jatah iwak manuk kami.” Nyatanya para pecinta iwak manuk asal luar kota senantiasa menelpon Agus terlebih dulu sebelum bertandang ke Kota Salatiga.

Iwak Manuk Rawapening di Pasar Peksi Banyuputih buka sesuai jadwal operasional pasar burung itu. Mulai pukul 08.00 WIB hingga 16.00 WIB. “Tapi setiap hari Jumat kami libur,” pungkas Agus. [B]

Tengok juga tulisan kawan saya itu tentang:

Penting: Burung Anda kurang joss dan mudah gembos? Baca dulu yang ini.

BURUNG SEHAT BERANAK PINAK… CARANYA? PASTIKAN BIRD MINERAL DAN BIRD MATURE JADI PENDAMPING MEREKA.

Cara gampang mencari artikel di omkicau.com, klik di sini.