Mardiono pilih indukan hutan untuk menangkar cucakrowo

KETIK DI KOLOM BAWAH INI 👇🏿 SOLUSI MASALAH BURUNG YANG PINGIN ANDA CARI…

Beginilah logika umum untuk membreding cucakrawa dengan lebih gampang: memelihara indukan dari kecil dan hasil ternakan. Selain dianggap lebih mudah, juga lebih murah.

Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.

Sebagai gambaran, harga anakan usia makan sendiri sepasang sekitar 4 juta rupiah, sedangkan harga yang sudah usia dewasa kelamin, sekitar 8 bulan, dan siap dijodohkan (dalam bahasa pedagang, yang begini biasanya dianggap sepasag dan siap masuk kandang) harganya hampir dua kali “lipat.

Bila kita ragu-ragu akan jenis kelaminnya, dijual secara terpisah pun tidak ada soal. Sebab untuk cucakrawa, jantan atau betina harga satuannya sama saja, sama-sama bunyi, dan sama-sama bisa dilombakan.

Maaf menyela, kalau burung Anda kondisi ngoss terus dan pengin jadi joss, gunakan TestoBirdBooster (TBB), produk spesial Om Kicau untuk menjadikan burung ngoss jadi joss...

Di sinilah salah satu kelebihan bila kita “menginvestasikan” uang untuk membeli, memelihara, dan membesarkan anakan cucakrawa. Bisa disebut, tak mengenal kata rugi.

Logika yang agak berbeda datang dari Mardiono, yang tinggal di Tegal Kenongo, Tirtonirmolo, Bantul.  Memelihara cucakrawa asal hutan sejak tahun 1994 yang kemudian dimasukkan ke kandang breeding, saat ini sudah menghasilkan lebih dari 50 kali tetasan.

Tentu saja, waktu itu Mardiono hanya menyiapkan kandang seadanya. Mardiono membangun kandang di dalam rumah ukuran 2 x 2 m, dengan sekat menggunkan kawat strimin.

Hanya dalam waktu satu bulan, burung sudah mau bertelur dan menetas, begitu seterusnya hingga 2007 sudah lebih dari 50 tetasan. Setelah itu, produksi baru mulai lambat, tidak selancar sebelumnya.

Dari hasil pengalaman itu, Mardiono pun menyimpulkan, bahwa indukan asal hutan bisa lebih awet produksinya. Yang jelas, sebagian anakan itu sekarang juga sudah dikembangkan menjadi indukan baru. Sekarang, Mardiono sudah memiliki 13 pasang kandang cucakrawa.

Perawatan tentukan produktivitas

Dapatkan aplikasi Omkicau.com Gratis... Dapatkan Aplikasi Omkicau untuk Android di Google Play Dapatkan Aplikasi Omkicau untuk iPhone di App Store

Kebersihan adalah salah satu rahasia keberhasilan dari breeding, termasuk cucakrawa. Tak hanya di dalam kandang, seperti bagian sarang, titik-titik di sekitar kandang pun harus dibersihkan dari kotoran-kotoran yang berceceran.
Di dalam kandang yang diberi tanaman perdu untuk memberi kesan rindang dan alami, juga-perlu disemprot agar daun dan tangkainya kelihatan bersih dan segar.

Untuk inkubator, Mardiono hanya menggunakan inkubator sederhana buatan sendiri dari bahan triplek dan hanya diberi penerangan saja untuk penghangat.
Piyik yang baru menetas hingga umur dua minggu, setelah diloloh tak perlu diberi air.  Setelah usia tiga minggu, piyik mulai memerlukan penjemuran selama sekitar 30 menit. Setelah dijemur, bisa ditambahkan suplemen alami berupa madu.

Membedakan jantan-betina

Memilih atau membedakan jenis kelamin cucakrawa harus diakui tidak gampang, sebab secara fisik nyaris tidak berbeda, dari segi suara juga sama saja. Jadi bagi yang awam, benar-benar tak gampang membedakannya.

Di kalangan para breeder yang sudah berpengalaman pun, ternyata cara untuk memastikan jantan dan betina tidak sama. Mardiono biasa melihat cirinya bila dengan mengamati saat masih piyikan.

Piyikan bisa  dikatakan jantan bla di bagian atas kepalanya terdapat garis atau galar yang kelihatan cerah, kelihatan piyikan itu juga agresif. Bila piyikan lebih cepat bunyi dan birahinya lebih cepat biasanya banyak betinanya.  Indukan maupun piyikan yang baru diloloh juga sangat bagus bila diberi tambahan asupan multivitamin. (Agrobur)

Pastikan sukses breeding Anda dengan BirdMature…

Penting: Burung Anda kurang joss dan mudah gembos? Baca dulu yang ini.

BURUNG SEHAT BERANAK PINAK… CARANYA? PASTIKAN BIRD MINERAL DAN BIRD MATURE JADI PENDAMPING MEREKA.

Cara gampang mencari artikel di omkicau.com, klik di sini.

13 Comments

  1. salam kenal pak mardiono, Saya mau tanya mulai umur berapa CR mulai produksi bila jodohan dari anakan.Saya punya 1 (satu) pasang sampai saat ini berumur 1 (satu)tahun, sudah saya masukkan ke kandang penagkaran dan sudah saya buatkan tangkaran, tetapi cuma naik turun tangkaran sambil mengambil serpihan sabut kelapa dari CR berumur 9 (sembilan) bulan. bagaimana cara melakukan perawatannya agar CR tersebut mau segera produksi. terima kasih.

  2. Sukses buat Bapak Mardiono. saya juga baru pemula untuk cucok rowo tapi untuk murai batu saya sudah berhasil. kami dari Medan Sumatra

  3. salam kenal om, mo tanya aku punya CR klo mabung kok gak bisa tuntas masih sulam terus itu berjalan hampir 6 bulan trus ekor ndak lepas tapi putus -putus jadi sulit tumbuh panjang lagi gimana om perawatan yang mungkin cepat tuntas tapi posisi setiap hari tetap bunyi. sukron om

  4. Salam kenal, sy penggemar breeding cucak rowo dari Madiun,pernah beli sepasang CR hutan,sy memastikan jantan-betina, menurut penjual CR di tangkap dah jodohan hutan, Tapi 10 bulan sy pelihara tidak ada tanda2 mau nelor, sedangkan yg pasangan dr piyik dah nelor.Pertanyaan sy, butuh waktu berapa bulan CR hutan mau bertelor? Sy pemula dan CR sy mau netas ke dua kalinya, menurut pengalaman, berapa kali setahun CR bisa menghasilkan anakan, soalnya baru 10 hr CR ku dah nelor lagi.Kandang sy ada 6,tutup tembok(meniru kayak punyaknya Om Safrudin JKT),biar cepat hasil ni sy menjodoh2 kan sendiri,tapi sulit sekali menjodohkan CR dewasa,apalagi bedakan jantan betina.Dari 8 CR yang sy beli,3 bulan baru jodoh satu.Memang,sy tergiur hasilnya bila 6 kandang dapat produksi semua.Bisa di bayangkan, kalau tiap bulan hasilkan 3 psng piyik aja dah dapat 12 jt, 6 x gaji saya sbg pegawai negeri.Ini sharing aja sesama penggemar CR di seluruh Indonesia,mudah2an kedepan ada ‘penemuan2an’ ttng breeding CR karena setiap orang punya ilmunya sendiri2 berdasar pengalamannya sendiri.

Komentar ditutup.