Mengintip burung gereja di alam bebas

KETIK DI KOLOM BAWAH INI 👇🏿 SOLUSI MASALAH BURUNG YANG PINGIN ANDA CARI…

Suara burung gereja (Passer montanus) kerap dijadikan master bagi burung-burung berkicau kelas lomba. Hampir di setiap lomba, suara burung gereja muncul, meski sekadar sebagai penyeling suara masteran lainnya seperti loverbird, jangkrik, cililin, kenari, belalang daun, dan cucak jenggot.

Om Duto pun kerap menyediakan suara-suara gereja dengan tipikal tertentu untuk diunduh Om dan Tante yang berminat. Sebagian dari kita, meski di kota, sebenarnya masih bisa mendengar bahkan melihat langsung keberadaan burung gereja.

Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.

Tetapi bagi yang belum pernah melihat langsung burung geraja, omkicau.com akan menyajikan laporan menarik yang dituturkan Om Baskoro dari Semarang Bird Community. Dengan tekun, ia memantau keberadaan burung gereja di sejumlah tempat, mulai dari Taman PKK, Tembalang, dan Bandara Ahmad Yani (ketiganya di Kota Semarang), Desa Tambaksari, Kecamatan Sayun (Demak), serta kawasan Prambanan (Klaten).

Burung Gereja di Taman PKK Semarang
Burung gereja di Taman PKK Semarang (Foto: Baskoro / Semarang Bird Club)

Bukan hanya memotret burung-burung gereja, Om Baskoro juga merekamnya dalam video dan audio. Bagi Anda yang belum sempat melihat langsung burung gereja di alam bebas, maka foto, video, dan audio ini bisa membantu. Siapa tahu tertarik untuk menangkarnya, mengingat makin banyak kicaumania yang menggunakan burung gereja sebagai burung master.

Karakter fisik burung gereja

burung-gereja-mandi-pasir-prambanan
Mandi pasir di Prambanan
(Foto: Baskoro / Semarang Bird Club)

Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.

Untuk memperkaya khazanah perburungan kita, berikut deskripsi singkat mengenai karakter fisik burung gereja dalam pengamatan Om Baskoro:

  • Tubuh berukuran sedang, dengan panjang sekitar 14 cm.
  • Bagian atas kepalanya berwarna cokelat berangan (kalau boleh saya ganti, istilahnya mungkin cokelat-tua).
  • Bagian dagu dan tenggorokan berwarna hitam.
  • Pipi putih, tetapi ada setrip warna hitam.
  • Tubuh bagian atas, termasuk sayap, berwarna cokelat, diselingi beberapa warna hitam dan sedikit putih.
  • Bagian bawah berwarna kuning tua keabuan (dalam catatan saya, ada juga yang berwarna cokelat keputihan mulai dari dada hingga ujung ekor).
  • Iris mata coklat, paruh abu-abu (ada juga yang hitam), serta kaki cokelat.
  • Burung remaja berwarna lebih pucat, dengan tanda khas yang kurang jelas.

Habitat, kebiasaan, dan perkembangbiakan

Wilayah penyebarannya sangat luas, mulai dari kawasan Eurasia (perbatasan Eropa – Asia), Asia Selatan (India, Srilanka, Bangladesh), China, Asia Tenggara (Semenanjung Malaysia, Filipina, Indonesia), hingga Australia dan kawasan Pasifik.

Dapatkan aplikasi Omkicau.com Gratis... Dapatkan Aplikasi Omkicau untuk Android di Google Play Dapatkan Aplikasi Omkicau untuk iPhone di App Store

Di Indonesia, burung gereja dijumpai di hampir semua lokasi, mulai dari Sumatera, Kalimantan, Jawa, Bali, Sulawesi, Maluku, hingga Papua. Mereka lebih menyukai tinggal di kawasan lahan basah, daerah pesisir, areal perkebunan, tegalan, hingga daerah suburban dan urban. Mereka bisa hidup di daerah dengan ketinggian maksimal 1.500 meter dari permukaan laut (dpl).

burung-gereja-kawin
Tak peduli di tengah keramaian seperti di pelataran Bandara Ahmad Yani Semarang, ketika birahi sudah memuncak, burung gereja jantan dan betina langsung kawin. (Foto: Baskoro / Semarang Bird Club)

Burung gereja hidup berkoloni, tetapi termasuk kelompok burung penetap atau jarang migrasi. Mereka mencari makanan makan di tanah, mulai dari biji-bijian (terutama padi di sawah), buah kecil, dan serangga.

Boleh dibilang, burung gereja saat ini merupakan jenis burung yang paling mudah beradaptasi dengan ritme kehidupan manusia. Itu sebabnya, selain sering dijumpai di lahan pertanian, kebun, tegalan dan sawah di kawasan pedesaan, mereka juga mudah dijumpai di perkotaan, termasuk hinggap di atas genteng atau ngumpet di bagian atap bangunan.

Karena begitu mudah dijumpai, burung ini mendapat poin 1 untuk peringkat perjumpaan (sangat mudah). Di tempat mana pun, burung gereja juga bisa berkembang biak sepanjang tahun. Tidak ada musim kawin bagi mereka.

Sarangnya berbentuk kubah, tidak rapi, terbuta dari jalinan rumpur kering, dilapisi bulu di bagian dalam. Pada vegetasi lebat, burung gereja membuat sarang di lubang pohon. Di kota besar pun bisa membuat sarang sudut atas bangunan.

Induk betina menghasilkan 3-6 butir telur, berwarna putih dengan bintik halus berwarna cokelat abu-abu.

———

Suara / nyanyian burung gereja

Berikut ini dua jenis suara burung gereja (tunggal dan berpasangan) yang direkam Om Baskoro di Desa Tambaksari, Kecamatan Sayung, Demak.

Suara / nyanyian tunggal

Suara / nyanyian berpasangan

———

Video burung gereja beraksi

Berikut ini dua video mengenai aksi dan nyanyian burung gereja:

Video 1: Desa Tambaksari, Kecamatan Sayung, Demak (pose bertengger sambil bernyanyi)

——–

Video 2: Kawasan Tembalang, Kota Semarang (pose bertengger dan menelisik)

——–

Salam sukses untuk Anda, salam sukses dari Om Kicau.

Penting: Burung Anda kurang joss dan mudah gembos? Baca dulu yang ini.

BURUNG SEHAT BERANAK PINAK… CARANYA? PASTIKAN BIRD MINERAL DAN BIRD MATURE JADI PENDAMPING MEREKA.

Cara gampang mencari artikel di omkicau.com, klik di sini.

4 Comments

Komentar ditutup.