Meluruskan beberapa mitos keliru tentang murai batu ekor hitam

KETIK DI KOLOM BAWAH INI 👇🏿 SOLUSI MASALAH BURUNG YANG PINGIN ANDA CARI…

Dulu, murai batu ekor hitam seperti “anak tiri” dalam permuraian nasional. Murai mania umumnya lebih menyukai murai batu (MB) ekor putih, karena dianggap lebih hebat segalanya. Sebenarnya semua ini hanya mitos yang diembuskan kalangan tertentu, dan pada bagian selanjutnya dari artikel ini akan kita buktikan kekeliruan dari mitos tersebut.

Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.

NATALIA, SALAH SATU MB EKOR HITAM YANG KERAP JUARA.
NATALIA,  MB EKOR HITAM YANG KERAP JUARA.

Beberapa mitos yang kerap diembuskan mengenai murai batu ekor hitam antara lain:

  • Kualitas mentalnya kalah dari MB ekor putih.
  • Tidak mampu menghasilkan suara dengan volume keras. Kalapun ada yang bersuara kelas, saat diadu dengan MB ekor putih akan cepat tertekan.
  • Mudah lelah, terutama MB ekor hitam dengan ekor yang panjang.

Baiklah, kita buktikan satu persatu ketidakbenaran mitos tersebut.

Maaf menyela, kalau burung Anda kondisi ngoss terus dan pengin jadi joss, gunakan TestoBirdBooster (TBB), produk spesial Om Kicau untuk menjadikan burung ngoss jadi joss...

Pertama, kualitas mentalnya kalah dari MB ekor putih

Istilah kalah dan menang hanya bisa ditulis atau disebutkan, kalau ada MB ekor hitam dan MB ekor putih yang diadu. Sebagai burung tipe petarung (fighter), mental memang sangat mempengaruhi seekor murai untuk bisa menang, atau sebaliknya justru mengalami kekalahan.

Di Blok Tengah, ada tiga murai batu yang kerap menjadi jawara, yaitu Natalia milik Mr Gunawan Solo, Monster milik Om Erick Cilacap, dan Gudang Peluru milik Om Yopie Purbalingga. Pada Sultan Kasepuhan Cirebon Cup, 28 Oktober lalu, Natalia dan Monster berbagi gelar juara 1. Gudang Peluru juga berhasil menjuarai  even Minggu Wage Pareraji, Purwokerto (11/11).

Natalia bahkan beberapa kali menjuarai even nasional, termasuk Festival Burung Kadisobo (2/12) dan mencetak hattrick juara 1 dalam RMI Cup (11/11). Kini, nama Natalia mulai disandingkan dengan Happy Birthday milik Akia Jambi, Suara Sakti milik Mr Andy Donk Jogja, Pelor Mas milik H Nendra Jakarta, serta Super Bejo milik Ming Basket Surabaya, sebagai kandidat murai batu terbaik nasional tahun ini.

Ok, asal tahu saja, baik Natalia, Monster, maupun Gudang Peluru, semuanya merupakan MB ekor hitam. Mereka mampu mengalahkan pesaing-pesaingnya, yang sebagian besar murai batu ekor putih. Jadi, tidak beralasan lagi jika ada yang mengatakan mental MB ekor hitam kalah dari MB ekor putih. Mental di sini adalah semangat bertarung, terutama di arena lomba, dan ketiga jawara murai dari Blok Tengah itu berhasil menjungkirbalikkan mitos-mitos keliru tersebut.

Mitos ini juga terbantahkan melalui pengalaman Imam, penangkar MB ekor hitam dari Bekasi. Menurut dia, MB ekor hitam justru memiliki mental tempur yang tinggi. Durasi kerjanya juga luar biasa. “Terbukti beberapa anakan hasil penangkaran saya sudah tersebar di rekan-rekan pemain. Beberapa diantaranya bahkan sudah moncer di sejumlah even, khususnya di kawasan Bekasi,” ujar Imam.

Kedua, tidak mampu menghasilkan suara dengan volume keras.

MB ekor hitam kerap disebut-sebut tidak mampu menghasilkan suara dengan volume keras. Kalapun ada yang bersuara kelas, saat diadu dengan MB ekor putih akan cepat tertekan. Kalau cepat tertekan, berarti kalah dong. Penjelasan pertama nampaknya sudah bisa menjawab mitos kedua.

Untuk mendukung pembuktian ketidakbenaran mitos kedua ini, silakan lihat aksi Natalia berikut ini

Jika belum puas, lihat video lain mengenai aksi Natalia berikut ini: (Klik judulnya untuk melihat masing-masing video).

Dapatkan aplikasi Omkicau.com Gratis... Dapatkan Aplikasi Omkicau untuk Android di Google Play Dapatkan Aplikasi Omkicau untuk iPhone di App Store

1. Video ketika Natalia saat kali pertama dicoba setelah habis-habisan tenaganya pada dua hari sebelumnya.

2. Video Natalia ketika mulai kelelahan

3. Video Natalia dengan suara dominan dari lawannya, Macan Kumbang

4. Video Natalia setelah terpancing salah satu lawan lainnya, si Lonceng.

Kalau masih belum cukup, lihat pula tayangan video beberapa MB ekor hitam berikut ini:

Ketiga, mudah lelah, terutama MB ekor hitam dengan ekor yang panjang

Mitos ini tidak berkaitan langsung dengan MB ekor putih, tapi komparasi antara MB ekor hitam yang berekor panjang dan yang berekor pendek. Selama ini tak ada batasan yang jelas dalam pengelompokan ekor panjang dan ekor pendek, sehingga sulit untuk membahas mitos ini.

Misalnya, MB ekor hitam dari Pulau Sabang, umumnya memiliki panjang ekor lebih dari 25 cm. Apakah 25 cm merupakan batasan seekor murai disebut berekor panjang? Berapa batasan panjang ekor sehingga murai disebut berekor pendek? Selama ini tidak ada informasi yang mampu menjelaskan hal ini.

(Barangkali ada sobat kicaumania yang bisa menjelaskan berapa batasan ideal seekor murai bisa disebut ekor panjang dan pendek?)

Saya mungkin lebih cenderung menggunakan logika berpikir sederhana saja. Ekor yang terlalu panjang pada seekor burung (termasuk murai) sedikit-banyak akan mempengaruhi aktivitasnya. Artinya, burung tetap bisa beraktivitas atau bergerak normal, namun tidak seleluasa ekor pendek.

Ketika murai dengan cepat membalikkan tubuhnya 180 derajat, sambil mengangkat ekor panjangnya, sangat dimungkinkan bagian ekor akan bersentuhan dengan jeruji sangkar. Saat terjadi persinggungan itulah, burung akan menerima efek kejut yang bisa mempengaruhi kualitas suaranya.

Jadi, saya tidak sependapat jika dikatakan ekor panjang akan membuat burung mudah lelah, karena bobot 6 pasang bulu ekor pada murai berekor panjang dan pendek tidak terpaut jauh (kurang dari 100 gram). Namun performa suara yang sedikit terganggu itulah yang membuat beberapa pemain lebih suka menurunkan MB ekor hitam berekor pendek daripada yang berekor panjang.

Ada satu lagi mitos yang perlu diluruskan, yaitu MB ekor hitam tidak selalu berasal dari Pulau Nias, yang termasuk dalam Provinsi Sumatera Utara. MB ekor hitam juga banyak dijumpai di Kepulauan Mentawai, (Sumatera Barat), dan beberapa pulau kecil di Provinsi Nangroe Aceh Darussalam.

Demikian mitos-mitos keliru yang perlu diluruskan, agar tidak menghalangi murai mania yang berminat untuk memelihara atau menangkarkan MB ekor hitam. Jika berminat, usahakan memperoleh bakalan dari hasil penangkaran.

Banyak kok penangkaran MB ekor batu dengan kualitas prima, misalnya Yaqisa Bird Farm Bekasi. Atau coba dolan ke rumah Mbah Google, masuk dengan kata kunci “penangkaran murai batu ekor hitam”.

Penting: Burung Anda kurang joss dan mudah gembos? Baca dulu yang ini.

BURUNG SEHAT BERANAK PINAK… CARANYA? PASTIKAN BIRD MINERAL DAN BIRD MATURE JADI PENDAMPING MEREKA.

Cara gampang mencari artikel di omkicau.com, klik di sini.

11 Comments

  1. Thank Om informasinya. Ini yang perlu diluruskan. Sebagai mana halnya istilah “Super dan Biasa”. Ada Istilah MB Lampung Super, MB Medan Super. Dan entah nanti ada istilah apalagi. MB Borneo yang mengembung saat bernyanyi banyak kalangan kicau mania yang seolah tidak mau melirik. Padahal kicaunnya tak kalah dengan yang lain. Kalo menurut sy ibarat kita punya pisau, mau diasah agar lebih tajam atau tidak tergantung si “empunya”. Gimana Om?

  2. Salut dgn para jawara mb ekor hitam,Salam kenal om ada beberapa pertanyaan sy seputar mb mohon pencerahanny seminggu yg lalu sy membeli seekor mb dr pasar burung,mb yg saya beli ini berekor hitam polos dgn ukuran badan agak kecil..selang beberapa hari kemudian saya membeli lg seekor mb dr tmpt yg sama tp kios yg berbeda..mb kedua yg sy beli ini memiliki postur badan besar dan berekor hitam panjang tetapi ada sedikit putih2 pada tiap2 ujung bulu ekorny..termaksud jenis apakah mb sy ini om?terima kasih…

    • Salam kenal juga Om Noviandi. Itu tetap masuk klasifikasi MB Black Tail. Kalau melihat uraian Om, kemungkinan besar MB Sabang (Aceh) yang sudah langka. Itu kalau putih di ujung ekornya sangat jelas. Kalau samar2, kemungkinan besar MB Lasia (Aceh) Dilanjut saja, nggak masalah kok..

      • Terima kasih pencerahanny om..putihny di ujung ekorny cukup jelas terlihat om tp sayangny mb ini mash blm makn voor om jd setiap hari sy harus mencampur voor halus dgn kroto..tp untungny nafsu makanny besar om.

  3. Dan ternyata Black Tail bkn hanya ada di Sumatera (kalau saya tidak salah)… Di Kalimantan Selatan tepatnya di Batu Licin saya pernah mendapatkan bbrp ekor Black Tail dr pengepul MB dsana. Beliau mengatakan bahwa jenis ini dibawa dr pulau di sekitaran Kota Baru Kalsel. Ditambahkan pula kalau jenis ini memiliki mental yg cukup baik. Salah satu contohnya adalah dia mengatakan bahwa para pemikat tidak harus bersembunyi terlalu jauh saat memikat jenis ini dan terkadang burung-burung ini suka bersikap tak acuh dgn kehadiran manusia di dekatnya… Perbedaan yg saya lihat dgn yg BT dr sumatera adalah BT ini bulu halus dibagian pantatnya tetap berwarna putih. Dan terkadang diujung bulu ekor msh terdapat sedikit sekali wrn putih. Pada bbrp MB ini malah hanya putih dibagian bulu halus dipantatnya saja…

  4. yg penting performa saat tampil,volume Dan isian lagunya, tidak semua murai Medan,aceh atau ekor hitam bagus semua,lebih fair kalau kelas murai dipisah berdasarkan jenisnya harapannya suatu saat Ada jawara murai kalimantan….bisa nda ya…just dreaming,peace.salam

    • Betul..betul..betul, Om. Murai borneo yang secara umum volumenya tidak terlalu keras, faktanya ada individu murai borneo yang bagus. Bahkan di Malaysia bisa mengalahkan white-rumped shama. Itu artinya ada kombinasi karakter individu plus pola perawatan. Kalau di Kalimantan, murai borneo sudah jadi kelas tersendiri, tetapi di luar pulau tersebut memang belum. Salam balik…

Komentar ditutup.