Audio dan video burung silvereye / kacamata perak

KETIK DI KOLOM BAWAH INI 👇🏿 SOLUSI MASALAH BURUNG YANG PINGIN ANDA CARI…

Silvereye, terkadang disebut wax-eye (Zosterops lateralis ), masih memiliki hubungan kekerabatan yang sangat dekat dengan beberapa spesies burung pleci di Indonesia, mulai dari kacamata biasa (Zosterops palpebrosus), kacamata jawa ((Zosterops flavus), kacamata gunung (Zosterops montanus), kacamata enggano (Zosterops salvadorii), dan sebagainya. Mungkin lantaran kondisi iklim di habitat aslinya yang jauh berbeda, yaitu di kawasan Pasifik, tipe suara kicauannya sedikit berbeda dari pleci yang ada di negeri kita.

Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.

Burung silvereye
Burung silvereye, kerabat pleci dari kawasan Pasifik.

—-

Silvereye, atau kacamata perak, merupakan nama resmi yang disepakati kalangan ornitholog dunia. Meski demikian, cincin mata burung ini sebenarnya tidak berbeda jauh dari burung kacamata yang ada di Asia, yang hampir semuanya menyandang nama belakang white-eye. Misalnya pleci gunung disebut mountain white-eye, atau pleci biasa disebut oriental white-eye.

Kacamata perak merupakan burung pengicau berukuran kecil yang hanya ada di wilayah selatan dan barat Samudera Pasifik, seperti Australia, Selandia Baru, Tasmania, Kepulauan Fiji, Vanutu, Kaledonia Baru, dan beberapa pulau kecil lainnya di kawasan tersebut.

Burung silvereye
Meski dinamakan silvereye, cincin mata tetap putih.

Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.

—-

Sebenarnya burung ini awalnya hanya dijumpai di Australia. Keberadaan silvereye di Selandia Baru, misalnya, pertama kali tercatat pada tahun 1832. Pada tahun 1856, mereka ditemukan dalam jumlah lebih besar lagi. Beberapa ahli menduga, keberadaan mereka akibat tersapu badai ke arah timur.

Meski demikian, Pemerintah Selandia Baru menganggap silvereye sebagai spesies asli negerinya, dan memiliki nama lokal tauhou. Tauhou merupakan bahasa Maori, suku asli di Selandia Baru, yang bisa diartikan sebagai “pendatang baru”.

—-

Karakteristik burung silvereye / kacamata perak

Posturnya seukuran pleci, dengan panjang 11 – 13 cm dan bobot badan sekitar 10 gram. Spesies ini memiliki 16 subspesies / ras. Beberapa di antaranya memiliki cincin mata yang tidak solid, sehingga terlihat seperti cairan lilin yang mengelilingi mata. Itu sebabnya, silvereye terkadang dijuluki sebagai burung wax-eye.

Warna bulu pada tubuh bagian atas umumnya hampir sama seperti burung pleci, yaitu hijau zaitun. Begitu pula dengan sayap bagian tengah ke ujung. Adapun pangkal hingga bagian tengah sayap abu-abu.

Bulu pada bagian tenggorokan kuning kehijauan, namun tidak penuh, karena ada warna abu misty / mendekati putih.

Tubuh bagian bawah memiliki gradasi: bagian dada terlibat abu misty, dan bagian perut putih. Yang membuatnya agak berbeda dari pleci adalah bagian samping tubuhnya, atau di bawah sayap, yang berwarna cokelat-oranye. Makin dewasa, warna tersebut makin jelas. Adapun pada burung muda, cokelat-oranya terlihat lebih muda.

Burung silvereye
Nektar jadi santapan favorit.

Sama seperti pleci, silvereye merupakan burung pemakan segala (omnivora). Di alam liar, kawanan silvereye kerap bersama-sama mencari makanan berupa serangga, buah-buahan, dan nektar.

Dapatkan aplikasi Omkicau.com Gratis... Dapatkan Aplikasi Omkicau untuk Android di Google Play Dapatkan Aplikasi Omkicau untuk iPhone di App Store

Mereka berkembang biak pada musim semi hingga awal musim panas, tetapi paling produktif sekitar September – Desember.

Pasangan burung jantan dan betina akan mengambil rumput kering, lumut kering, bahkan terkadang rontokan rambut manusia dan rafia, kemudian membawanya ke semak-semak atau pangkal cabang  / ranting tanaman untuk proses pembuatan sarang. Sarang berbentuk mangkuk terbuka.

Induk betina menghasilkan 2-4 butir telur, berwarna biru pucat. Setelah dierami 11 hari, telur-telur akan menetas, meski biasanya hanya 2-3 ekor saja.

Pada umur 10 hari, anakan silvereye sudah mulai meninggalkan sarangnya. Tetapi mereka baru bisa mandiri, terutama soal makan, pada umur 3 minggu. Setelah berumur 9 bulan, mereka akan mencari pasangan dan berkembang biak. Begitu seterusnya.

Suara burung silvereye / kacamata perak

Kendati sama-sama berasal dari genus Zosteropidae, atau marga burung kacamata, ada perbedaan tipe suara antara silvereye dan kacamata biasa (Zosterops palpebrosus) maupun jenis kacamata lain di Indonesia.

Silvereye tidak memiliki dencingan sebagus pleci. Namun, burung ini memiliki kemampuang ngerol yang cukup bagus, sehingga bisa dijadikan masteran untuk berbagai jenis burung kicauan lainnya.

—-

Berikut ini beberapa ragam audio silvereye / kacamata perak, baik yang direkam di alam liar maupun dalam pekarangan dan sangkar, yang bersumber dari youtube, xeno-canto, dan macaulaylibrary.

  • Suara kicauan burung silvereye variasi 1

—-

  • Suara kicauan burung silvereye variasi 2

—-

  • Suara kicauan burung silvereye variasi 3

—-

  • Suara kicauan burung silvereye variasi 4

—-

  • Suara kicauan silvereye dalam sangkar

—-

  • Suara panggilan burung silvereye variasi 1

—-

  • Suara panggilan burung silvereye variasi 2

—-

  • Suara burung silvereye ombyokan

—-

Berikut ini video burung silvereye yang dipelihara dalam sangkar.

—-

DOWNLOAD KUMPULAN AUDIO BURUNG SILVEREYE

DOWNLOAD KUMPULAN VIDEO BURUNG SILVEREYE

—-

—-

Penting: Burung Anda kurang joss dan mudah gembos? Baca dulu yang ini.

BURUNG SEHAT BERANAK PINAK… CARANYA? PASTIKAN BIRD MINERAL DAN BIRD MATURE JADI PENDAMPING MEREKA.

Cara gampang mencari artikel di omkicau.com, klik di sini.