Pangdam III Siliwangi Cup: Adry Bangka jadi ketua pelaksana karena relatif bebas kepentingan

KETIK DI KOLOM BAWAH INI 👇🏿 SOLUSI MASALAH BURUNG YANG PINGIN ANDA CARI…

Apa yang menarik dari Lomba Burung III Siliwangi Cup di Bandung, Minggu (25/5) mendatang? Tentu karena hadiahnya besar, yaitu Rp 50 juta untuk juara 1 kelas utama. Ada lagi? Karena even ini digelar Ronggolawe, event organizer (EO) yang sedang naik daun dengan juri-juri andalnya. Ada lagi? Ya, ada Adry Riady alias Adry Bangka dalam struktur kepanitiaan, dengan posisi ketua pelaksana. Adry bukan pengurus Ronggolawe, bahkan saat ini menjabat pengawas di BrR Bangka Belitung.

Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.

Adry dan kacer Speed Racer
Adry Bangka dipercaya menjadi ketua pelaksana Pangdam III Siliwangi Cup.

Tentu ada alasan kuat bagi H Ebod, bos Ebod Jaya sekaligus bos Ronggolawe, untuk menunjuk Adry Bangka sebagai ketua pelaksana.

Pertama, kita bahas dari sudut pandang Adry terlebih dulu. Sejak awal, Om Adry sudah memberitahu Om Kicau mengenai penunjukkannya sebagai ketua pelaksana Pangdam III  Siliwangi di Bandung.

“Tawaran itu saya terima, sebab semua jagoan yang ada dalam perawatan saya sedang mabung. Jadi dalam bulan-bulan ini dan beberapa bulan ke depan, saya tidak turun ke lapang sebagai pemain atau pelomba burung,” ujarnya.

Artinya, Om Adry mempunyai waktu yang cukup untuk mengkoordinasi sebuah lomba akbar, kendati diakuinya ini tugas berat dan sangat menantang.

Kedua, dari sisi H Ebod selaku orang pertama di Ronggolawe. Sudah lama pemilik Ebod Jaya tersebut mengenai sosok dan kepribadian Adry Bangka. Om Ebod juga tahu persis kemampuan dan ketegasan Adry saat memimpin lomba di lapangan.

H Ebod
H Ebod senang even Ronggolawe makin naik daun.

Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.

Secara sturuktural, jabatan ketua pelaksana lomba memang bukanlah yang tertinggi, masih di bawah ketua panitia. Tapi jabatan ketua panitia cenderung bersifat formalitas, juga penghormatan terhadap figur tertentu.

Adapun jabatan yang benar-benar teknis dan efektif memimpin serta membuat berbagai keputusan penting di lapangan adalah ketua pelaksana, dan itu berada di pundak Adry Riady.

Even besar seperti Pangdam III Siliwangi Cup, yang diikuti jagoan-jagoan top  dari seluruh daerah di Indonesia, perlu dipimpin orang yang benar-benar faham burung, tegas, dan disegani oleh perangkat lomba lainnya, termasuk para juri yang bertugas.

Ketua pelaksana dalam praktinya selalu menjadi bagian / elemen sangat penting untuk menghasilkan produk lomba, apakah akan dinilai sukses atau sebaliknya.

Paduan kemampuan dan ketegasan Adry ini dinilai ideal untuk memimpin lomba yang besar, dan jika tidak ditangani secara benar bisa mengundang komplain serius dari peserta. Tentu hal ini membuat situasi lomba menjadi kurang kondusif, dan akan mempengaruhi psikologis peserta lainnya.

Itu sebabnya, Ronggolawe sejak awal sudah mengantisipasi segala kemungkinan terburuk, termasuk menunjuk Adry Bangka sebagai ketua pelaksana lomba.

“Adry memang bukan bagian dari pengurus Ronggolawe. Tapi saya tahu bagaimana pengetahuannya tentang materi dan kualitas burung yang layak juara, memimpin, dan mengkoordinasi lomba burung. Kalau Adry ada di lapangan, ikut memimpin dan mengawasi, saya percaya juri tidak berani macam-macam, main mata untuk memenangkan burung tertentu yang kurang layak, atau mengalahkan burung tertentu yang seharusnya paling layak,” kata H Ebod.

Dapatkan aplikasi Omkicau.com Gratis... Dapatkan Aplikasi Omkicau untuk Android di Google Play Dapatkan Aplikasi Omkicau untuk iPhone di App Store

H Ebod dan Adry Bangka
H Ebod (kiri) tahu persis kemampuan Adry Bangka (kanan).

Adry selama ini berdomisili di Pangkalpinang, Pulau Bangka, Provinsi Bangka Belitung. Sebagai “orang jauh”, dia relatif tidak mengenal siapa burung-burung yang bertanding, sehingga relatif bebas kepentingan.

“Orang di sini mungkin banyak yang punya kemampuan lebih. Tetapi kalau sudah kenal terlalu dekat dengan banyak peserta, kan jadi beban juga. Itu yang ingin saya hindari sejak awal. Kita semua hanya manusia biasa, terkadang punya rasa tidak enak hati melihat burung milik teman dekat bertanding. Nah, cara efektif untuk mengatasi hal itu adalah menunjuk orang yang relatif tidak banyak kenal siapa-siapa. Itulah kenapa saya menunjuk Adry, dan syukurlah dia siap dan memahami alasan ini,” tambah Om Ebod.

Penunjukkan Adry Riady sebagai “orang jauh” dan relatif bebas kepentingan ini makin menemukan pembenarannya, apabila kita melihat banyak komplain serius dari peserta dalam even Jakarta Cup 1 di Lapangan Monas, 18 Mei lalu.

Berbagai sistem sebenarnya sudah dibuat dan terus dibenari Ronggolawe agar penilaian benar-benar teliti, sesuai dengan pakem yang difahami umum dan tentunya jujur. Namun kenyataan di lapangan terkadang di luar prediksi sebelumnya.

“Kemampuan teknis bisa diajarkan dan bisa ditingkatkan. Namun kalau soal integritas dan kejujuran, itu tidak gampang menilainya. Orang protes terkadang juga tidak punya dasar, maunya menang saja, padahal burungnya (saat itu) memang kurang layak. Kadang pemrotes juga tahu burungnya memang kalah, tetapi ngotot protes karena merasa punya pengaruh,” tambah Om Ebod.

Ada anggapan kalau di awal sudah protes keras, nanti pada sesi berikutnya akan lebih diperhatikan, peluang juara lebih besar. Kadang-kadang protes peserta juga ada yang benar. Ada kemungkinan juri kurang teliti.

“Nah, kurang teliti bisa disebabkan faktor manusiawi seperti lelah, bisa juga akibat kemampuannya masih kurang, atau karena faktor non-teknis di mana tim juri sengaja mengatrol burung tertentu. Ini kalau diperdebatkan bisa panjang,” imbuh Om Ebod.

Semangat awal Ronggolawe menggelar lomba burung sesungguhnya untuk sarana promosi produk-produk Ebod Jaya, dan itu sesuatu yang sangat wajar. Berdasarkan iktikat ini, Ronggolawe tidak ingin mendesain lomba untuk memenangkan kepentingan pemain tertentu, maupun mengalahkan burung milik pemain tertentu.

“Saya kan tidak pernah main burung, tidak melombakan burung. Jadi tak punya kepentingan apapun dengan burung-burung yang jadi juara. Saya hanya ingin membuat Ronggolawe sebagai EO yang bisa menilai burung secara benar, jujur, dan bisa memuaskan banyak peserta. Kalau itu bisa, saya yakin dengan sendirinya EO ini akan berkembang,” tutur Om Ebod.

Penunjukan Adry Bangka menjadi ketua pelaksana Pangdam III Siliwangi Cup, kata Om Ebod, juga tak lepas dari keinginannya agar setiap gelaran Ronggolawe dapat masuk dalam memori pemain sebagai EO yang komit dalam penyelenggaraan lomba burung yang bebas dari kepentingan apapun.

“Saya berharap Pangdam III  Siliwangi Minggu (25/5) besok berjalan sukses dan fair. Jika itu tercapai, maka besar pengaruhnya terhadap kesuksesan even-even yang dihelat EO Ronggolawe berikutnya, termasuk Ebod Jaya Cup di Surabaya, 1 Juni mendatang,” tandas Om Ebod. (Waca)

Penting: Burung Anda kurang joss dan mudah gembos? Baca dulu yang ini.

BURUNG SEHAT BERANAK PINAK… CARANYA? PASTIKAN BIRD MINERAL DAN BIRD MATURE JADI PENDAMPING MEREKA.

Cara gampang mencari artikel di omkicau.com, klik di sini.