Balap merpati, adu gengsi di antara penghobi

KETIK DI KOLOM BAWAH INI 👇🏿 SOLUSI MASALAH BURUNG YANG PINGIN ANDA CARI…

Jogja memang terkenal dengan komunitas hobi yang banyak sekali. Tak terkecuali dengan hobi burung merpati. Meski ada merpati yang dipelihara sebagai hewan hiasan, tetapi kebanyakan merpati di Jogjakarta diperlihara sebagai merpati aduan.
Adu merpati biasanya memang secara umum dibedakan menjadi dua: balap (dasaran) dan tinggian yang di tempat lain bisa saja disebut dengan istilah lain seperti dhuwuran (Surabaya) dan sebagainya.
Salah satu penghobi merpati aduan di Jogja adalah Margono, warga Tegalgendu, Kotagede, Jogja. Bersama Andi dan kawan-kawannya, dia biasanya melatih merpati di kawasan Muja-Muju, Kecamatan Umbulharjo, Jogjakarta. Kelompok Gono (demikian Margono biasa dipanggil) dan Andi memang tak bernama. Mereka hanya bermain atas dasar hobi yang sama, burung merpati. Di antara mereka, adu merpati memang sekadar permainan “adu gengsi” sesama teman.

Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.

Gono, yang mengajak Jogjanews ke rumah Andi untuk menyaksikan cara melatih burung merpati, mengaku sudah sejak kecil memelihara merpati. “Saya sering ke rumah Andi untuk melihat merpati yang saya titipkan sekalian melatih agar bisa diajak templek,” kata Gono, Sabtu (8/8) lalu.
Di rumah Andi, Jogjanews diajak ke lantai. Di tempat ini, ada tempat memelihara burung merpati cukup besar yang berisi 50 lebih burung merpati baik yang masih anakan (Jawa: piyik), enoman, giringan dan petelor atau indukan. Saat itu sang pemilik rumah sedang menebar jagung sebagai makanan utama merpati-merpatinya. Tak beberapa lama kemudian beberapa teman Andi pun datang untuk bersama-sama melatih merpati.
Dilihat dari pola pelatihan dan juga penuturan mereka, kelompok Andi dan kawan-kawan getol melatih merpati aduan untuk adu tinggian.
Adu merpati tinggian ini dibedakan menjadi beberapa jenis seperti tomprangan, kentong dan kolong, dengan nama yang bisa jadi berbeda untuk satu daerah dengan daerah lainnya.
Melatih merpati tinggian, mempunyai tujuan sesuai dengan kriteria yang diperlukan merpati adu tinggian, antara lain:

  • 1. Burung mau dan pasti tebang tinggi sekali dan sampai di rumah tetap tinggi.
  • 2. Mempunyai track cepat (burung terbang dengan kecepatan yang tinggi). Merpati yang mampu terbang dengan ketinggian yang maksimal, biasanya kecepatan burung kurang, dan track burung saat pulang kerumah agak lambat. Oleh karena itu, merpati perlu dilatih
  • agar mempunyai track cepat.
  • 3. Mempunyai mata yang tajam, sehingga saat si jongki mulai mengepakkan pasangannya, merpati yang dilatih mampu mengenali pasanggannya dengan baik.
  • 4. Burung lengket dengan pasangannya ( giring atau templek dengan keras).
  • 5. Burung memiliki keberanian menukik tanpa harus berputar putar atau istilahnya “sekali jadi”.
  • 6. Saat burung menukik gerakan burung tenang (tidak goyang), tembak lurus seperti panah. Burung yang menukik dengan tenang akan memiliki kecepatan yang maksimal dengan “setut” yang sangat kencang.
  • 7. Ketika sampai di lapak burung turun dengan pas, tidak keluar dari lapaknya dan turun di pasangannya.
  • 8. Ketika turun burung juga dilatih tidak terlalu keras karena akan menyebabkan cacat saat menghantam lapak.
  • 9. Memiliki jiwa yang “methilan” (atau mampu meninggalkan lawan saat turun dari awan). Saat ini sulit sekali burung yang mampu terbang dengan ketinggian maksimal, kecepatan tinggi dan punya jiwa “methilan”.
  • 10. Burung memiliki stamina yang bagus.
  • Menurut Andi, untuk melatih merpati seperti itu dimulai dengan berlatih templek, yakni melatih merpati jantan yang sudah menginjak usia giringan (6-8 bulan). Sebelum usia tersebut, merpati harus sering dilatih terbang agar tulang-tulang sayap kuat untuk terbang tinggi dan lama dan membentuk gaya terbang menurun yang diinginkan.

    Maaf menyela, kalau burung Anda kondisi ngoss terus dan pengin jadi joss, gunakan TestoBirdBooster (TBB), produk spesial Om Kicau untuk menjadikan burung ngoss jadi joss...

    Dapatkan aplikasi Omkicau.com Gratis... Dapatkan Aplikasi Omkicau untuk Android di Google Play Dapatkan Aplikasi Omkicau untuk iPhone di App Store

    Faktor pelatihan

    Seperti hari-hari biasanya. Kelompok pecinta merpati ini melatih momongan mereka dari pukul 16.00 hingga hampir waktu Maghrib. Saat itu, latihan templek untuk burung merpati muda dilakukan Bayu, adik Andi.
    Bayu melepas beberapa burung merpati jantan agar terbang setinggi mungkin di angkasa. Karena sudah mengetahui kemampuan berapa jauh dan berapa lama burung-burung yang dilepas itu akan terbang, Bayu tinggal menunggu waktu saja hingga burung-burung tersebut terlihat di angkasa. Setelah muncul, Bayu segera mengepak-ngepakkan merpati betina dengan kedua tangan di atas kepala sebagai “undangan” bagi burung-burung merpati jantan pulang kandang.

    Begitu “undangan” merpati betina terlihat, merpati jantan di angkasa segera menukik ke arah merpati betina yang sedang dikepak-kepakkan sayapnya. Begitu cepatnya merpati-merpati jantan melesat turun, suara gesekan sayap dan angin terdengar mendesing. Merpati jantan pun pulang kandang.
    “Yang paling dicari pemain merpati adalah cara terbang menurun dari burung tersebut yang bisa membentuk sudut seperti jarum jam pas di angka 12 atau 90 derajat. Itu yang paling bagus,” kata Gono menjelaskan.

    Menurut Gono, untuk bisa terbang menurun seperti posisi jarum jam 12 diperlukan burung giringan yang kuat terbang. Biasanya burung-burung merpati giringan yang sudah mahir terbang menurun umurnya sekitar 6-8 bulan. Namun kadang bisa terjadi kemahiran terbang menurun burung merpati giringan tidak tergantung usia, tetapi juga pelatihan.
    ”Kuncinya harus sering melatih burung merpati untuk bisa terbang sehingga burung tersebut bisa cepat mahir terbang menurun dengan cara yang diinginkan si pemain,” kata Gono seraya menerangkan burung merpati yang sudah bisa diajak main giringan biasanya burung merpati yang sayapnya sudah “ngrampas” atau sudah tidak sebanyak ketika belum menjadi burung giringan.
    “Kalau burung merpati yang belum giringan, sayapnya kan banyak. Kalau sering dilatih terbang, biasanya sayap akan lepas satu-satu, tinggal 4-5 sayap saja yang tertinggal. Tapi itulah yang membuat burung itu bisa diajak main giringan karena burung-burung tersebut bisa terbang turun model jam 12,” katanya.
    Sebagai sebuah obyek hobi, merpati yang “sudah jadi” memang bisa berharga mahal, sampai jutaan rupiah. Untuk burung “bakalan”, jika memang berkarakter bagus harganya juga sudah mahal. “ Beberapa hari yang lalu, Andi membeli merpati seharga Rp.750.000,00,” kata Gono.
    Mau bergabung untuk main merpati model giringan ala Margono dan kawan-kawan? Kontak saja Margono di 085658544008. (The Real Jogja/joe)

    Penting: Burung Anda kurang joss dan mudah gembos? Baca dulu yang ini.

    BURUNG SEHAT BERANAK PINAK… CARANYA? PASTIKAN BIRD MINERAL DAN BIRD MATURE JADI PENDAMPING MEREKA.

    Cara gampang mencari artikel di omkicau.com, klik di sini.

    7 Comments

    1. Nek lomba doro umbulan tingkat Nasional ono ora? klo aku dulu sering ikut lomba merpati tapi balap di sewon, ma di bantul. trah doro umbul yang bagus apa ya?

    2. Jual Kandang di Lapak Kayu Tinggi, Cakung,Warna Orange,ada 12 kandang, Sdh keramik & di teralis besi semua,,,Posisi di Tengah…Aduan Ramai…Harga 25 jt (Nego)…hub 081310742992 (IRUL)

    3. betul juga tuh….harusnya ada standard aduan nasional (SAN). biar merpatinya ga keder gitu loh….salam merpati tinggian. mudah2an jadi mendunia. kwkwkkwkw,

    4. saya berasal dari bandung, dan saya lihat di bandung ternyata banyak penggemar merpati tinggi, jika boleh usul kenapa tidak diadakan peraturan yang bersifat nasional untuk perlombaan merpati tinggi dan dibentuk suatu organisasi pecinta merpati tinggi. serta jika memang ada peraturan yang bersifat nasional, serta ada organisasi pecinta merpati tinggi, dimana dan apa nama organisasinya?

    Komentar ditutup.