Saat teriakan lebih merdu dari kicauan

KETIK DI KOLOM BAWAH INI 👇🏿 SOLUSI MASALAH BURUNG YANG PINGIN ANDA CARI…

Berikut ini adalah salah satu artikel yang dikirimkan sahabat kita, Om David dari Jambi. Sebuah renungan untuk kita semua. Untuk sahabat semua yang berkenan menulis apapun seputar dunia burung, silakan kirim ke email OmKicau. Salam.

Ini adalah sekedar cerita dan berbagi pengalaman dengan teman-teman penghobi kicauan.

Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.

Seperti biasa hari Minggu pagi, selalu aja ada niat untuk melihat ke lapangan (lapangan burung lho). Dan tentu tujuan saya adalah salah satu tempat yang menjadi favorit buat para penghobi kicauan. Karena di daerah saya (Jambi-ed), ada beberapa tempat yang sering digunakan buat latihan oleh penghobi kicauan.

Karena walaupun cuma sebentar, saya selalu berusaha menyempatkan diri untuk hadir. Minimal melihat perkembangan burung-burung yang memang uda ok. . walaupun sebenarnya saya sendiri belum punya burung yang bisa ditest. . hehehe (kapan ya bisa punya).Sekitar jam 10 pagi, sampai juga saya di tempat yang biasa digunakan buat latihan. Dan seperti biasa pula, tempat itu uda rame dengan para penghobi burung kicauan.

Suara-suara indah kenari dan lengkingan merdu sang murai batu begitu membuat hati saya kagum. Belum lagi suara khas burung kacer, cucak ijo, love bird dll. . padahal burung-burung itu masih di dalam sangkar yang dikerudung. Saya pun berfikir, bagaimana jadinya nanti pada saat mereka ditrek di lapangan. Tentu akan sangat ramai dan indah suara nya. Dan sambil menunggu waktu, saya pun sibuk memperhatikan burung-burung itu. Tentunya sambil ngobrol ama si empunya donk… Baik yang emang sudah saya kenal maupun yang baru dikenal. . hitung-hitung tambah temen lagi nich.

Sesekali terdengar suara mikrofon dari panitia, entah apa aja yang diumumkan. Tapi yang jelas ada kalimat yang selalu saya ingat dan menjadi perhatian saya karena selalu saja kalimat itu ada di setiap akan diadakan latihan kicauan. yaitu saat panitia meminta kepada para pemilik burung untuk tidak TERIAK – TERIAK pada saat burung digantang. Dan iseng-iseng saya tanyakan hal itu kepada temen-temen yang lainnya, yang ternyata rata-rata dari mereka setuju kalau hal itu bener-bener diterapkan.

Dan sampailah waktunya saat burung-burung mulai dilombakan alias latihan. . mulai dari yang paling awal kelas murai batu, kacer, cucak ijo, dll. . dan saat itulah hati saya mulai resah. Bukan karena cuacanya yang mulai panas, atau tenggorokan yang mulai minta disiram air. Tapi karena saya bingung nyari tempat yang pas. . dan ternyata memang benar kata panitia tadi yang meminta agar tidak ada yang TERIAK-TERIAK.

Maklum semakin lama suara teriakan semakin nyaring dan ramai, yang tentunya semakin mengaburkan suara merdu burung yang sedang digantang. Semakin lama semakin ramai suara teriakan dan tepukan tangan orang-orang di sekitar arena.

Akhirnya sebelum seluruh kelas selesai dilombakan, saya putuskan untuk pulang saja. Karena saya gak bisa mendengarkan suara indah burung itu, melainkan justru hanya mendengarkan teriakan-teriakan si empunya burung. Dalam hati saya pun membenarkan cerita beberapa teman, bahwa jangan terlalu berharap burung-burung kita, yang kita yakini bagus, akan mendapat nilai maksimal. Karena yang kita dengar di lapangan adalah suara teriakan yang justru lebih terdengar keras dibandingkan dengan suara burung nya.

Dapatkan aplikasi Omkicau.com Gratis... Dapatkan Aplikasi Omkicau untuk Android di Google Play Dapatkan Aplikasi Omkicau untuk iPhone di App Store

Kalau sudah begini, bagaimana kita bisa fair mengatakan burung “A” bagus atau burung “B” yang bagus. Karena tentunya kita sendiri tidak bisa ikut member i penilaian secara pribadi. Kita hanya bisa berharap pada kejujuran para juri yang berada tepat di bawah gantangan. Yang pastinya mereka pun lebih jelas mendengar teriakan dari luar arena. Dan bisa saja suara teriakan yang keras justru bisa menjadi alasan atau pembenaran buat juri bila memberi nilai yang salah buat andalan kita.

Hal ini pulalah yang menjadi salah satu pertimbangan bila kita ingin membeli burung di arena latber an. Kita berniat membeli burung di arena latihan (latber), tapi bagaimana kita bisa memilih kalau kita sendiri tidak bisa mendengar suaranya dengan jelas. Contohnya ketika saya ingin membeli burung, Bukannya saya mau membeli burung sang juara. . bukan. . bukan itu. Karena mana saya mampu membeli burung jawara yang harganya tentu uda di luar angan-angan saya….

Buat saya, cukuplah kalau saya bisa mendapatkan burung dengan peringkat 8 atau 10 sekalipun. Tapi ya itu dia, saya jadinya kurang yakin karena tidak bisa mendengar sendiri suaranya dengan jelas. Wajar donk kalau saya khawatir jangan-jangan burung dengan kualitas bagus justru tidak mendapat nilai maksimal, dan sebaliknya burung dengan kwalitas pas-pasan malah masuk nominasi jawara. . yah salah satunya karena itu tadi. . lebih terdengar suara TERIAKAN dibanding suara burungnya.

Semoga ke depan kita bisa mendengar dengan jernih dan jelas suara-suara burung nan rupawan, baik itu di arena latberan atau kontes kicauan. Sayang sekali kalau ada burung dengan kwalitas suara yang sebenarnya bagus, tetapi justru tidak mendapat “pengakuan” secara resmi dari kita. Secara tidak langsung kita menghambat bahkan “mencuri” kebahagian dan kebangaan sang empunya.

Selain itu kita juga akan kehilangan kejujuran yang memang mulai terkikis. Marilah kita mengakui bahwa momongan orang lain atau teman, lebih bagus dari momongan kita. Dan marilah kita belajar bangga dengan momongan kita sendiri, bagaimanapun kondisinya. Karena bukankah itu hasil rawatan kita juga.

Demikianlah sedikit pengalaman yang saya rasakan, dan ucapan terima kasih kepada Om Duto, yang sudah berkenan menerima tulisan saya ini. . Salam buat teman-teman pembaca omkicau.com dan kicau mania. Tentunya saya sangat mengharapkan masukan dan support Anda semua.

Salam Kicau Indonesia

David R, karyawan swasta di Jambi.

David R, Jambi

Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.

Penting: Burung Anda kurang joss dan mudah gembos? Baca dulu yang ini.

BURUNG SEHAT BERANAK PINAK… CARANYA? PASTIKAN BIRD MINERAL DAN BIRD MATURE JADI PENDAMPING MEREKA.

Cara gampang mencari artikel di omkicau.com, klik di sini.

20 Comments

  1. Setuju om, mari kita budayakan jangan berteriak di arena latber ataupun lomba. Biarlah kita dengarkan saja burung γ∂ηƍ teriak krn tujuan kita latberan dan lomba adalah untuk mendengarkan hasil teriakan burung γ∂ηƍ sdh kita rawat dan siap unt di adu teriakannya bukan justru teriakan kita γ∂ηƍ diadu. Salam kicau mania.

  2. Stuju,
    beberapa bulan terakhir saya mulai sering ke Laber-an, tetapi ya seperti yang Om paparkan, saya jadi tidak tertarik lagi untuk mensertakan momongan saya untuk di Trek , karena saya perhatikan Juri didaerah saya juga masih sangat terlihat Subjectif bahkan otomatis burung yang diteriakin paling kenceng juga akan menjadi perhatian, saya yakin semua kicaumania juga setuju kalau kondisi ini tidak benar, dan untuk menghilangkan teriakan juga sebenarnya bukan hal yang sulit, misalnya saat ada yang teriak, lomba langsung dihentikan, orang yang teriak suruh langsung menurunkan burungnya dari gantangan, pasti langsung kapok berikutnya nggak ada yang teriak lagi, kan juri punya kuasa penuh, dan ada panitianya juga.
    thanks.

  3. Sama om.. itu yg saya alami setiap liat2 Latber di beberapa lokasi di jkt.
    Mudah2an ada solusinya….Luas Lokasi sangat mempengaruhi sehingga bisa diatur gantangan. Gantangan yg diatur seperti di lomba2 negara2 seperti singapur dan cina (liat di you***e) tidak bisa diikuti di negara kita, karena empunya di sana tertib dan silent.
    Berbeda di negara tercinta kita ini empunya suka teriak2.
    Salam kicau..
    “Budaya di negara tercinta kita, Hanya diri kita sendiri yang bisa mengaturnya menjadi lebih Indah dan Tertib”

  4. saya juga setuju dengan om david jambi

    pada prinsipnya si pemilik juga berharap momongannya mendapat koncer di setiap eventnya, tapi kalau penilaian juri di pengaruhi oleh teriakan2 yang membuat buyar konsentrasi para juri, bukankah yang rugi kita-kita juga,
    ada juga lomba yang menggunakan sistem hukuman DIS bagi pemilik/juri yang meneriakan nomor gantangannya, tapi ini sangat dikhawatirkan sipenyebut nomor itu bukan pemilik nomor gantangan tersebut,
    kerja juri sangat berresiko dan dituntut untuk bener-benar jujur, oleh karena itu untuk mendukung kinerja si juri tersebut maka dari kita-kita inilah yang harus tertib…..

  5. SETUJU SEKALI OM
    Ini khan lomba kicau burung mengapa yg terdengar kok teriak2 org menyemangati burungny … seharusny Qt mendengar suara burung bukan teriakan org2 ….. (maaf ni)
    bagaimana klau kita ganti lomba teriak …. mungkin yg kita dengar malah suara burung …..

  6. SETUJU SEKALI OM ….
    Klau dipikir2 ini khan lomba kicau burung bukan lomba kicau manusia tp kok kenyataannya yang paling terdengar keras kok teriakan2 org menyemangati burungnya …….

  7. yg lebih parah lagi..penilaian juri,melihat siapa yg punya dan nama burung yg sdh terkenal…padahal kerja di lapangan gak maksimal…memang perlu adanya reformasi di lomba2 burung,apa lagi kalau even tingakat nasional..sepertinya hanya burung2 yg sdh punya nama yg mendapat perhatian khusus,sementara burung lain yg kwalitasnya mungkin lebih bagus,cuma bisa gigit jari n misuh2..!!!!!….

  8. bgtlah adanya…. yg lbh jengkel kacer dan murai sy pernah diuber-uber mau dibeli pemain2 besar jambi bgtu turun gantangan pdhl tak msk peringkat walaupun kerja maksimal…..aneh bin ajaib….

  9. saya mau tanya Om,..kalo PBI itu kan sudah ada di tiap2 daerah,. nah pertanyaan saya apakah PBI mempunyai Ketua Umum yang memonitor Manajemen PBI yang ada di tiap2 daerah Om,,? kalo ada mengapa tidak ada pengarahan ke tiap2 daerah supaya Juri menilai Burung waktu Kontes/Latberan tidak terpengaruh oleh lebih dari 1 orang saja???????
    mengapa masih saja terdapat BURUNG PROYEK dalam Kontes di tiap daerah..??
    SAYA MENGHARAPKAN AGAR JUJUR, ADIL dalam Menilai peserta kontes/latberan.
    terima kasih

  10. di tempat saya pun demikian. he he
    malah ada yang teriak bentak-bentak juri biar ngasih penilaian buat burung nya…HERAN.

  11. setuju dengan om david dijambi,saya pun pernah iseng iseng bawa burung peliharaan saya ke arena latber, tapi apa yang kita dapat disitu hanyalah suara -suara teriakan orang- orang egois yang kepingin burungnya di cap sebagai jawara,kl terus terjadi seperti ini akan lebih banyak lagi orang yang punya burung dengan kualitas baik menjadi malas untuk datang ke arena Latberan,mudah mudahan dengan adanya artikel ini kita para pecinta burung kicau lebih sadar akan pentingya kualitas burung kicau dinilai dari segi kemampuan dan perawatanya bukan dari teriakan teriakan yang seolah olah mengintimidasi juri agar memenangkan burung kita..
    buat om duto sukses selalu….

  12. lebih baik yang di kasih kroto, Jangkrik,Ulat Hongkong sama cacing itu mendingan Manusianya Om. jangan Burungnya
    Biar tambah Gacor…cor

  13. Sekarang bukan LOMBA BURUNG BERKICAU Om,..tapi LOMBA ORANG TERIAK.
    dan yang jadi penontonnya Hewan yang dilombakannya Manusia
    sekarang jamannya dibalik – balik Om

  14. pertamax Om..
    kayaknya lomba papburi & qmax’s menjadi salah satu alternatif untuk yang bener2 memanjakan hobi burung dan bukan pencari juara semata.

    • Waduh saya kedua nih, hehehehe….
      Betul… betul… betul….
      Ada yang minat bikin “wisata lomba burung” dengan bikin lomba ala Papburi di luar Jawa enggak ya?
      Asyik loh….

    • SETUJUH OM…
      beberapa kali nyambangi lomba papburi, emang lomba impian, suasana teduh dan penuh persahabatan, suara burung yg dikonteskan pun memanjakan telinga..
      Sistem penilaian yg cukup transparan, tak ada diskusi antar juri shg tidak memungkinkan intervensi, karena tiap juri punya penilaian yg berbeda utk tiap kontestan, dan itu sah2 saja..
      Jauh dari egoisme pribadi yg terkesan memaksakan kemenangan..
      Terbukti lomba Papburi jauh dari protes dan ricuh…
      Still Dreaming…
      Salam..

Komentar ditutup.