Masihkah kita peduli pada burung yang merana?

KETIK DI KOLOM BAWAH INI 👇🏿 SOLUSI MASALAH BURUNG YANG PINGIN ANDA CARI…

Berikut ini adalah tulisan kedua yang dikirimkan sahabat kita, Om David dari Jambi. Sama seperti tulisan terdahulu, ini memang sebuah renungan untuk kita semua.
Oke. Untuk sahabat semua yang berkenan menulis apapun seputar dunia burung, silakan kirim ke email OmKicau. Salam.

Masihkah kita peduli pada burung yang merana?
Seiring dengan semakin banyaknya para penghobi burung berkicau, yang tentunya juga berdampak positif dan juga negatif dalam kehidupan sehari-hari. Dan pada tulisan ini secara specifik kita tidak akan membahas atau berdiskusi tentang itu. Biarlah positifnya kita nikmati bersama (penghobi, penjual burung, penjual sangkar dll..) dan negatifnya juga biarlah kita rasakan bersama..
Ada hal yang saya rasa lebih perlu kita perhatikan, yang kadang justru luput dari pengamatan kita. Karena secara tidak sengaja justru kita sering melakukannya.
Saat kita begitu asyik dan senangnya merawat burung momongan kita, pagi kita mandikan, diberi pakan dan minum yang cukup, baik voer atau EFnya dll.. pernahkah kita ingat kalau di belakang rumah atau di dapur masih ada 1 sangkar yang di dalamnya ada burung yang merana. Burung yang kita kasih pakan dan minum seadanya.. (itu pun kalau kita ingat), atau baru kita kasih minum saat dia sudah tak mampu walau sekedar ngeriwik. Entah sudah berapa hari si burung tidak pernah mandi atau merasakan hangatnya sinar mentari, atau paling tidak merasakan sejuknya udara pagi..
Yah.. itulah nasib si burung yang sekarang jadi merana, yang sebenarnya dia sendiripun tidak pernah mau. Mungkin sebaiknya kita bernostalgia dengan masa-masa indah bersamanya.. saat di mana waktu itu si burung menjadi andalan dan kebanggaan kita, tidak peduli itu di rumah atau di arena lomba. Saat di mana kita selalu tersenyum puas di pagi dan sore hari setelah merawatnya bagai anak emas. Saat kita dengan egonya menolak setiap tawaran dari orang lain yang ingin meminangnya, dan kita hanya akan melepaskan dengan harga setinggi gunung yang kita minta. Saat angan-angan kita melayang karena pujian yang kita terima… dan saat-saat indah lainnya.
Namun sekarang… yang mungkin akibat keteledoran kita juga, dia menjadi sakit dan tak lagi seindah dulu, tak lagi bisa bergaya gemulai bagai penari balet, atau tak lagi bernyanyi semerdu biduanita dan tak lagi gagah bagai elang predator. Dan yang menyedihkan dia tak lagi seperti yang kita mau. Kalau sudah begini.. adilkah kalau kita menyia-nyiakan dia, tak lagi peduli bahkan untuk sekadar memberinya minum. Bahkan kita pun tak mau lagi kalau ada yang bertanya tentang keberadaannya, seakan kita tak pernah memilikinya.
Tetapi ke-egoan kita tak juga mau mengerti, walaupun sudah membuatnya menderita kita tak pernah mau peduli. Terkadang kita tak menggubris saat ada teman, keluarga atau kerabat yang meminta untuk merawatnya. Bahkan kita masih juga meminta imbalan bila ada yg mau mengambilnya. Seolah kita sudah lupa berapa imbalan yang sudah kita dapat saat dia masih menjadi kebanggaan.. Kita lupa berapa banyak materi yang sudah kita nikmati.
Masih beratkah hati kita untuk memberikannya ke orang lain yang masih peduli, atau rela kah kita memberinya kepada kerabat yang sanggup merawatnya sebagai pengisi kesunyian beranda rumah, atau justru Ikhlaskah kita bila melepasnya ke alam bebas… alam bebas yang tentu lebih baik buat si burung. Biarlah dia mengurus dirinya sendiri, mencari makan dan minum sendiri.. itu akan lebih baik dari pada kita tetap memelihara tanpa memberi hak-hak si burung.
Kalau sudah begini, ada baiknya kita merenung….

Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.

Dapatkan aplikasi Omkicau.com Gratis... Dapatkan Aplikasi Omkicau untuk Android di Google Play Dapatkan Aplikasi Omkicau untuk iPhone di App Store

  • – Memberikan burung itu kepada orang lain yang sanggup merawatnya dengan baik
  • – Tidak berpikir berapa harga yang pantas untuknya
  • – Melepaskanya ke alam bebas

Burung juga makhluk hidup yang mempunyai rasa, yang tentu kita sendiri tidak akan pernah mengerti. Tentunya dia pun merasakan perbedaan perlakuan yang kita berikan padanya. Dia pun tau kalau si juragan sudah punya momongan baru yang masih ok… mungkin kita tidak pernah tau kalau sebenarnya si burung pun berkata pada sahabatnya…. Hai kawan… nikmatilah hari-hari indah mu, semoga kau bisa bertahan lama menjadi kebanggaan sang majikan.. karena kalau tidak nasibmu akan merana seperti diriku…….
Begitu lah, terkadang setelah kita mempunyai sesuatu yang baru, kita jadi lupa dengan yang lama.
Semoga ini menjadi perenungan buat kita… dan menjadi bahan diskusi yang bermanfaat.. mohon maaf bila tidak berkenan..
Dan terima kasih buat Om Duto yang telah bersedia menerima tulisan ini…

Salam Kicau Indonesia

David R, karyawan swasta di Jambi.

David R, Jambi

Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.

Penting: Burung Anda kurang joss dan mudah gembos? Baca dulu yang ini.

BURUNG SEHAT BERANAK PINAK… CARANYA? PASTIKAN BIRD MINERAL DAN BIRD MATURE JADI PENDAMPING MEREKA.

Cara gampang mencari artikel di omkicau.com, klik di sini.

8 Comments

  1. Kang David, punya burung yang udah masuk MPP ga?? kalau ada kirim aja ke Kb. Kopi yah. kan ga jauh-jauh amat dari Tg. Lumut.

  2. Tulisan yang sangat bagus yang sebenarnya banyak oknum2 yang tdk menyadari telah kehilangan perikehewanan seperti tulisan tersebut. bagi yang mempunyai momongan yang telantar, cepet2 dihibahkan ke siapapun yang mau memelihara dengan baik, jangan asal keluar dari rumah. takutnya lepas dari mulut buaya, masuk ke mulut singa.

  3. jadi terharu om,..inget masa kecil di kampung, saat itu kampung saya penuh kicau aneka burung,sampai akhirnya setiap minggu banyak penembak/pemburu dari kota, pernah satu ketika ketika saya sedang duduk-duduk ditengah perkebunan bapak tiba-tiba jatuh seekor burung,tubuhnya berdarah-darah kemudian sekarat dan mati, rupanya didada tu burung bersarang peluru pemburu.dan burung itu jatuh beberapa meter dari saya duduk.saat itu perasaan saya rasanya terharu banget om….kita kadang begitu jahat hanya untuk sebuah kepuasan

  4. kisah ini barusan terjadi dan dilakukan oleh kawan saya, alhasil burung yg semula jd kebanggaan kini jd kebencian dan kesia-sian semata. ditaruh depan kamar mandi tanpa sirkulasi matahari dan udara yg bagus, pakan seadanya dan seingatnya. Nggak tega, akirnya saya pinang dan rawat hingga saat ini kondisinya sudah mulai pulih, semoga dia bisa menikmati masa pensiun yang cukup indah… setelah pulih saya rencana untuk melepaskan ke alam bebas sbg ucapan terima kasih…

  5. sayan yakin mungkin para kicau mania pernah mengalami hal ini, tak terasa air mata sempat menetes di saat membaca isi artikel ini, merenung sesaat adalah hal yg baik untuk pelan-pelan menghargai dan menyayangi serta merawat momongan kita. trims banget om Davit

  6. Wejangan yang harus kita renungkan bersama om..
    sebuah artikel yang sangat bermanfaat menurut saya..
    moga menjadi renungan kita bersama..

  7. Wah terima ksh bgt om david atas renungan nya,.
    Smga bermanfaat bwt qta smua..
    n bagi kwn2 di kicaumania,yg mempunyai burung,tp sudah bosan merawatnya,bs dihibah kan ke sy..Ħª.. Ħª.. Ħª
    Ħª.. Ħª.. Ħª Ħª.. Ħª.. Ħª

Komentar ditutup.