“Menyendiri di pojok teras”, kisah tragis anis merah di Bandar Lampung….

KETIK DI KOLOM BAWAH INI 👇🏿 SOLUSI MASALAH BURUNG YANG PINGIN ANDA CARI…

Tragedi adalah kisah sedih. Tragedi selalu dihindari. Didengar pun tidak enak. Didengar tidak membuat nyaman di hati. Tetapi di balik tragedi, selalu ada peluang, minimal untuk orang di luar lingkar cerita sedih itu. Tragedi itulah yang saat ini menimpa para penghobi burung anis merah di Bandar Lampung khususnya dan di Lampung pada umumnya.

Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.

“Lomba burung kelas anis merah di Bandar Lampung, paling hanya diikuti 4-5 burung. Bisa mencapai tujuh peserta, sudah sangat bagus. Dan harga anis merah pun saat ini jatuh sejatuh-jatuhnya. Anis merah teler bisa terjual satu juta rupiah misalnya sudah luar biasa.”

Itulah cerita Om Dhony, salah seeorang penghobi burung Bandar Lampung. Bernama lengkap H Dhony Hardana Indrajaya, kawan ini bertutur tentang tragedi anis merah tersebut ketika ngobrol bersama beberapa teman kicaumania di rumah Om Dwi Lovebird Jogja di kawasan Griya Taman Asri Sleman, Minggu malam 06 Februari 2001.

Om Dwi (kiri), Om Andi (tengah) dan Om Dhony H Indrajaya

Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.

Saat ini, kata Om Dhony, pemilik anis merah di Bandar Lampung sudah tidak hirau lagi pada burung jenis itu. “Ada beberapa kawan masih punya, tetapi biasanya anis merah sudah digantang di pojok teras, menyendiri, tidak terawat. Padahal umumnya anis merah yang tersisa itu dulunya burung-burung bagus. Pemilik mau menjualnya murah sayang, mau dijual mahal tidak ada yang berminat.”

Om Dhony yang main ke rumah Om Dwi bersama adik iparnya, Om Andi Irawan, pun mengaku tidak habis pikir mengapa nasib anis merah di Bandar Lampung begitu tragis. “Ada anis merah yang pernah beberapa kali juara, hanya ditukarkan dengan anakan loverbird sepasang. Pemiliknya adalah teman kita di kicaumania.or.id,” kata Om Dhony sambil menyebutkan nama teman itu.

Dapatkan aplikasi Omkicau.com Gratis... Dapatkan Aplikasi Omkicau untuk Android di Google Play Dapatkan Aplikasi Omkicau untuk iPhone di App Store

Menurutnya, anis merah pernah mengalami masa kejayaan di Bandar Lampung sekitar tahun 2005. Harganya juga mencapai jutaan rupiah sebagaimana yang terkadi di kawasan penghobi burung lain di Indonesia. Tetapi semakin lama popularitasnya semakin menurun. Sekarang, pamor anis merah di arena lomba malah kalah dibanding cililin, ciblek atau serindit.

Burung papan atas dalam popularitas burung lomba di Bandar Lampung, menurut Om Dhony, adalah murai batu dan kacer. “Anis merah dan anis kembang… sudah nggak ada ceritanya lagi.”

Diselingi gurauan dan tukar cerita antarpenghobi burung dan juga berkeliling ke kandang penangkaran lovebird Om Dwi di kawasan GTA Sleman, inti pembicaraan ditutup dengan tantangan Om Dhony, “Minat dengan anis merah? Silakan datang ke Bandar Lampung. Jangan lupa bawa lovebird yang sekarang sedang menanjak popularitasnya di kota kami.”

Anda berminat?

Ngobrol asyik di GTA - Om Andi, Om Dhoni, Om Dwi, Om Agus, Om Satriya dan Om Mantoxs
Ngobrol asyik di GTA2 - Om Andi, Om Dhoni, Om Dwi, Om Agus, Om Satriya dan Om Mantoxs

Penting: Burung Anda kurang joss dan mudah gembos? Baca dulu yang ini.

BURUNG SEHAT BERANAK PINAK… CARANYA? PASTIKAN BIRD MINERAL DAN BIRD MATURE JADI PENDAMPING MEREKA.

Cara gampang mencari artikel di omkicau.com, klik di sini.

29 Comments

  1. Mungkin karena dulu harganya yang gak masuk akal, maka lama-lama malah ditinggalkan penghobi. khan tidak setiap penghobi burung adalah pelomba. kalo harga burung yang sekedar pingin didengar suaranya untuk kelangenan harus terkatrol dengan harga standar lomba, ya lama2 penghobi klangenan males untuk beli burung. padahal saya yakin penghobi klangenan lebih banyak daripada penghobi lomba. akhirnya permintaan menurun, dan harga menjadi sangat murah. dan ketika harga sudah sangat terlalu murah, maka presice-nya juga berkuranat lebih tidak diminati lagi burung tersebut. just share saja, sapa tau benar

  2. ya begitulah memang kondisi anis merah di lampung om dan bahkan lombanya karena sepi peminat maka mulai di hilangkan dari jadwal.sebetulnya anis merah jawara masih banyak dimiliki oleh bebrapa teman tetapi apabila tidak punya kawan yang berdomisili di lampung maka tidak akan mengetahui dimana keberadaannya di anis merah.
    anis merah teler untuk di jual seharga 1 juta saja sudah susah mencari peminatnya bahkan hanya di jual 500 ribu.salam

  3. kasihan bgt tu burung. Pdhal kalo memang dah hoby sharusnya tu burung di rawat baek2. Meskipun harga di pasaran anjlok.. Tul gak.. Bos…?
    Piss…

  4. Cerita AM merah di lampung tidak jauh bedanya bahkan sama dengan daerah lainnya di SUmatera. Saat ini AM di pekanbaru sudah tidak ada stock baik di pasar apalagi di lomba.
    Untuk brosurnya aja tidak ada kelas AM.

  5. Didaerahku teler yang paling klassik aja masih diatas 1jt, apalagi yang ngering jalan2 bisa nyampek 5jt lebih,,, Kirim ke Jatim aja gan…

  6. Kira2 penyebabnya apa Ya Om? kok bisa begitu, apa mungkin org sono pingin lomba brg2 yg murah2 saja tapi meriah ato apa ya.

Komentar ditutup.