Cucak jenggot vs kapas tembak: Pelajaran dari insiden di Valentine Jogja

KETIK DI KOLOM BAWAH INI 👇🏿 SOLUSI MASALAH BURUNG YANG PINGIN ANDA CARI…

Masalah cucak jenggot dan kapas tembak menyulut insiden pada lomba burung Valentine Jogja, Minggu 12 Februari 2012 di lapangan Pemda Sleman, Denggung. Pada even yang terganggu guyuran hujan lebat cukup lama itu, Agus Nasa, asal Salatiga, tidak menerimakan kekalahan burung cucak jenggot jagoannya dari burung kapas tembak.

Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.

Begitu burungnya hanya mendapatkan koncer B, dan melihat yang mendapat koncer A adalah jenis kapas tembak, ia pun langsung mencak-mencak dan masuk ke ruang juri. Dengan nada tinggi, Agus bertanya, “Apa kurangnya burung saya?”.

“Semua juri yang turun diam tak ada yang bisa menjawab,” kata Agus sebagaimana dikutip teman Om Kicau yang sama-sama berada di dekat terjadinya insiden.

Yang Agus terima saat itu justru tentara yang bertugas menjaga keamanan memegang kerah baju Agus dan menimbulkan keributan. Hanya saja, masalah ini bisa dilerai oleh petugas dan panitia lainnya.

Apa yang sesungguhnya terjadi dan mengapa Agus tidak bisa menerima kekalahan burungnya dari jenis burung kapas tembak?

Menurut Agus, dirinya sengaja hanya mendaftarkan burung cucak jenggotnya di  kelas BINTANG ASMARA, di mana di brosur memang tertulis hanya untuk kelas CUCAK JENGGOT saja, tanpa tambahan kapas tembak.  Di kelas Bintang Cupido, dia tidak mendaftarkan burungnya karena tertulis CUCAK JENGGOT/KAPAS TEMBAK.

“Saya sadar kalau sama-sama kerja, cucak jenggot kalah dari kapas tembak, karena itu saya tidak mendaftar di kelas cupido, sebab berdasar brosur, untuk kelas BINTANG ASMARA hanya ada kelas cucak jenggot , tanpa dicampur kapas tembak. Ini juga konsisten dengan tiketnya, hanya tertulis CUCAK JENGGOT thok. Jadi wajar kan kalau saya tidak mau menerima kekalahan ini,” ujarnya masih dengan nada tinggi. (Untuk referensi ini silakan dibaca artikel “Silangkan burung kapas tembak dan cucak jenggot, hasilnya…”)

Pihak juri sendiri merasa tidak salah, sebab acuannya pada Jadwal yang tertulis kelas CUCAK JENGGOT/KAPAS TEMBAK. Demikian pula dengan panitia, ketika bernegosiasi mencari solusi juga berpedoman pada jadwal yang dianggapnya sebagai PRODUK TERBARU dan sah.

Melalui Mr. H. Bagiya SH ketua Panitia, ditawarkan jalan tengah. Agus yang burungnya menjadi juara 2 dan sesuai brosur seharusnya hanya mendapatkan hadiah 1,5 juta rupiah, ditawarkan mendapatkan tambahan 1 juta rupiah. Tawaran ini ditampik Agus Nasa, yang menuntut tetap mendapatkan hak sebagai juara 1, yaitu hadiah Rp. 4 juta rupiah (Rp. 3 juta + Rp. 1 juta). Sampai menjelang rampung, belum ada kata sepakat di antara dua belah pihak.

Pelajaran apa yang bisa dipetik?

Diperlukan lagi kejelasan dan ketelitian panitia dalam hal menawarkan kelas, khususnya untuk burung-burung yang satu keluarga tapi berbeda sub-spesies. Boleh jadi ini berawal dari kesalahan ketik yang kurang disadari efek sampingnya.

Dapatkan aplikasi Omkicau.com Gratis... Dapatkan Aplikasi Omkicau untuk Android di Google Play Dapatkan Aplikasi Omkicau untuk iPhone di App Store

Pada waktu mendatang, panitia harus mempertegas, apakah kelasnya mencampurkan cucak jenggot dan kapas tembak, atau mau memisahkannya.

Selain kalah dari kapas tembak dari sisi kerajinan, secara umum burung cucak jenggot dianggap kalah mental dibanding kapas tembak. Kalau di dekatnya ada kapas tembak yang mengeluarkan tembakan panjang, burung cucak jenggot cenderung diam.

Jenis lain pun bisa menyebabkan ribut

Selain kelas cucak jenggot dan atau  kapas tembak, masih ada beberapa kelas dalam lomba burung yang berpotensi menimbulkan keributan. Sebut saja misalnya kelas kacer yang tidak memisahkan antara kacer hitam (jawa) dengan kacer poci (sumatera/ jawa barat). Juga murai nias (ekor hitam polos) dengan jenis murai sumatera lain. Sejumlah laporan menyebutkan, ada trend juri tidak mau memenangkan burung murai nias di atas jenis sumatera lainnya.

Kenari pun berpotensi memicru problema, yaitu antara kenari standar dan isian. Sejumlah EO menerapkan standar atau pakem penilaiannya yang tidak sama. Di Papburi misalnya, meskipun namanya hanya kelas kenari, tapi burung yang memiliki variasi lagu lebih banyak cenderung mendapat poin lebih. Jenis kenari isian yang sudah kehilangan suara standar, bahkan diberi nilai lebih tinggi dari pada kenari yang hanya mempunyai lagu standar asli kenari.

Di EO independen, sedikit ada titik tengah. Maksudnya, dalam hal lagu, tidak tidak “seteliti” juri Papburi, tapi masih menghargai kenari yang punya variasi lagu lebih banyak. Di PBI, kenari yang telalu banyak lagu malah bisa kalah bila sudah tidak ada suara standarnya.

Nah, para EO, mulailah berbenah… demi ketenangan dan ketertiban pelaksanaan lomba burung di masa-masa mendatang.

Hujan mengguyur arena lomba Valentine Jogja
Hujan mengguyur arena lomba Valentine Jogja

Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.

Salam damai dari Om Kicau.

Penting: Burung Anda kurang joss dan mudah gembos? Baca dulu yang ini.

BURUNG SEHAT BERANAK PINAK… CARANYA? PASTIKAN BIRD MINERAL DAN BIRD MATURE JADI PENDAMPING MEREKA.

Cara gampang mencari artikel di omkicau.com, klik di sini.

27 Comments

  1. Para kicau mania
    saya mau tana nih setelah baca artikel diatas
    1.untuk kelas kenari sebetulnya penilaianya berdasarkan apa ? Isianya atau standar kenari ?
    2.pernah baca tentang kenari ,klo kenari isian harganya lebih mahal.
    Untuk para kicau mania tlng pencerahanya.terimakasih

  2. Memang untuk kapas tembak harus dibuka kelas sendiri,..di latberpun juri lebih suka memenangkan kapas tembak dari pada cak jenggot…memang keduanya harus dipisahkan kelasnya..hidup cak jenggot..

  3. Alangkah indahnya kalau para kicaumania berstu……..
    Dr kami,koreksi untuk panitia harus teliti n juri juga,bener2 bsa membedakan yg baek n layak…
    Untk ms agus brung anda layak no 1,tpi krna bendera concer sudah di tancapkan,kita smua juga ikut prehati,,sabar ms agus…
    Untk smua ivent lomba burung klo mau langgeng n tetep di minati kicaumania dr berbagai block Harus fairplay,jangan kadal2an FUCK untuk hal yg demikian,pastine ga berkah,HARAM jadinya…klo fairplay tetep dijunjung tgi pemula pasti pada puas dgn hsil lomba,,, JGAN LIAT ORGNYA TPI LIAT BURUNGNYA…
    HAPPY VALENTINE N SLM KICAUMANIA INDONESIA

  4. Ada lagi om kelas ciblek..!!!
    Saya pernah alami sendiri (diwilayah jabotabek), dibrosur ciblek (saja), tanya panitia benar hanya untuk ciblek biasa.
    Ternyata dilapangan, bablas ciblek gunung masuk 2 gantangan dan mujurnya mereka juara 1 & 2.
    Ciblek saya (biasa), kerja full malah ke 3.
    Saya protes saat itu, lalu hadiah dan piagam tidak saya ambil, sampai2 panitia keesokan hari minta maaf kerumah. Dengar kabar, ternyata ada PROYEK dibelakangnya.
    Akhirnya sekarang sepi tuh setiap lat atau lomba.
    Latihan saja cuma ada 4 kelas : mb(max 3-5), kc(max 6-10), lb(max 5) dan kenari(max 3-5)..
    Launching awalnya saja bikin gempar, sekarang mau bangkrut, Karena kebanyakan disumpahin orang dan enggan untuk main disana lagi..!!

  5. Aneh masa juri nda mengetahui kalo itu jenis kapas tembak,dan bukan kelas cucak jenggot,uda gitu dapat koncer juara 1 lagi,eehhmmmm piye iki….

    • Sebelumnya ak blm pernah complain secara terbuka di pbi… Aku hargai pbi… Tp untk kemarin benar2 keterlaluan…. Terima kasih dukungan teman2…..

      • Lanjutkan, bro. Kalau memang sudah keterlaluan, harus dikomplen memang. Panitia dimana-mana nggak bisa seenaknya, kalau nggak ada peserta mau apa mereka 😆

  6. Wajar jika marah…. soalnya sudah jauh-jauh datang. Untuk event lomba selanjutnya, panitia harus lebih transparan dan jelas didalam brosurnya.. Protes boleh saja, namun sebelum burung digantang…

  7. Yup…benar sekali om kejelasan kelas disini harus ditekankan lagi. bila perlu ada team khusus maksudnya sebelum eo mau mengadakan even/sebar brosur harus ada yg verifikasi kalau ngga ya begini lg kejadiannya. lomba burung sy pikir skrng ini sangat sensitif orang2nya/pelombanya, Karena tentu ingin para jawaranya koncer.berarti ini tugas panitia/eo/juri dan jg organisasi terkait. Mudah2 tdk terjadi lg insiden ini. Salam

  8. hidup juri, kalo ngga ada juri, mana ada yg menang, adanya berantem he3x, bravo kicau mania, jdlah pelomba yg selalu siap kalah, kalo menang semua, bs tekor panitia he3x

  9. memang betul harus ada kejelasn dalam kelas CJ, klo CJ mau di campu dengan KT jelas CJ kalah makanya harus dibatasi kelasnya khusus CJ dan khusus KT, ataupun jenis2 burung laennya…..

  10. nah,pelajaran yang berharga adalah dalam tata letak,estetika,intonasi,tanda baca dll pada saat penulisan dalam sebuah brosur, yang berlaku disini adalah ilmu bahasa yang baik dan bena,bravo kicau mania

Komentar ditutup.