Kenari kecil vs bongsor (4): Lokal lebih rajin dan gampang tampil

KETIK DI KOLOM BAWAH INI 👇🏿 SOLUSI MASALAH BURUNG YANG PINGIN ANDA CARI…

Trend kenari lomba di Jabodetabek sejak dua tahun terakhir mengarah ke produk silangan impor, seperti F1, F2 atau minimal AF. Booming kenari gede membuat pamornya terus melesat, meskipun harga jualnya juga turut melambung. Bahkan kini bukan hanya di tanah Jawa, kawasan Sumatera sejak beberapa bulan ini kabarnya lagi demam kenari impor.

Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.

Lambat laun, burung-burung kenari kecil atau kerap disebut lokal, perlahan terus tergeser. Dominasi burung gede di lapangan tampak dalam sebuah lomba-lomba yang digelar khususnya lomba nasional.

Tergilas popularitasnya namun tak menyurutkan peminat. Sadar keberadaannya jadi anak bawang, membuat jawara-jawara lokal mulai menyingkir ke even-even pinggiran maupun latberan.

Maaf menyela, kalau burung Anda kondisi ngoss terus dan pengin jadi joss, gunakan TestoBirdBooster (TBB), produk spesial Om Kicau untuk menjadikan burung ngoss jadi joss...

Ya, hanya kenari ukuran jumbo yang banyak dijumpai di even besar. Bahkan, sepertinya, keberadaan kenari kecil sudah tidak layak dipantau. Juri cenderung lebih fokus pada burung besar. “Logikanya, volumenya pasti ketutup sama kenari besar,” kata Heru spesialis kenari dari Pasar Burung Pramuka.

Kenari impor di BandaraFenomena ini membuat kelas kenari nyaris terjun bebas, meskipun permintaan pasar tinggi tapi nasibnya di lomba berbalik 180 derajat. Menurut beberapa pemain kenari, dulu masih jamannya rame kenari lokal, lomba kelas ini selalu dipenuhi peserta.

Maklumlah, kenari lokal bisa terjangkau semua lapisan, bila dibandingkan dengan kenari silang impor sekelas F1 atau F2. Ini yang membuat peserta kelas kenari di even-even pesertanya jadi terbatas.
Menurut Heru, dan sisi harga juga sangat berbeda jauh. Kenari lokal yang rajin bunyi masih bisa dijangkau sekitar Rp 350.000 – Rp 500.000. “Bandingkan dengan F1, harga anakannya saja sudah di atas satu juta lebih,” ungkapnya.

Tersingkiranya kenari lokal ini yang membuat Heru, yang juga penyelenggara latberan di Halim, mensosialisasikan burung-burung kenari lokal dalam latberan rutinnya. Ya, pemilik kenari lokal bisa menurunkan gaconya di beragam lomba lokalan maupun latberan.

Sebenarnya, menurut Heru, pakem utama kan pada irama lagu. “Ya minimal ada isian waterslager, biar keliatan luwes memawakan lagu, syukur-syukur ada Spanish timbrado. Tapi jangan kayak Taiwan yang banyak lagu ngecak-nya,” tutur Heru.

Dapatkan aplikasi Omkicau.com Gratis... Dapatkan Aplikasi Omkicau untuk Android di Google Play Dapatkan Aplikasi Omkicau untuk iPhone di App Store

Nasib kenari lokal sebenarnya belum mencapai titik nadir. Di lomba Jabodetabek masih ada pemilik burung jawara yang eksis dengan kenari ini. Sebut saja Frengky Londho misalnya, dia juga eksis dengan kenari lokal bernama Sabuk Kuning. Bahkan, beberapa kali koleksinya ini kerap menangguk gelar juara. “Justru yang F1 malah gak pernah jalan,” ungkap Frengky.

Hal yang sama juga dirasakan Lompo Bere milik Henry dari Harapan Indah Bekasi. Dalam sehari bisa turun ke tiga even sekaligus, dan hebatnya bisa juara. Sampai saat ini gaconya sudah mengkoleksi lebih dari seratus gelar juara..

Artikel terkait:

  1. Kenari kecil vs bongsor (1): Pasar lokal “dijegal”, trend disetir importir?
  2. Kenari kecil vs bongsor (2): Mengejar trend dan gengsi
  3. Kenari kecil vs bongsor (3): Klasifikasi kenari sumir dan rancu
  4. Kenari kecil vs bongsor (4): Lokal lebih rajin dan gampang tampil
  5. Kenari kecil vs bongsor (5): Juri enggan melirik kenari lokal?
  6. Kenari kecil vs bongsor (6): Para EO & kenari mania sepakat kelas dipisah

Penting: Burung Anda kurang joss dan mudah gembos? Baca dulu yang ini.

BURUNG SEHAT BERANAK PINAK… CARANYA? PASTIKAN BIRD MINERAL DAN BIRD MATURE JADI PENDAMPING MEREKA.

Cara gampang mencari artikel di omkicau.com, klik di sini.

4 Comments

  1. mau tanya dong om KM, klo kita lomba/latber trus burung nya kita pancing pakai HP (kita taruh HP didalam kandang lalu kita miscall HP tersebut), apakah boleh / fairplay ?? klo boleh, mau saya terapkan di Lovebird.

    Mohon pencerahan para sesepuh KM

      • klo begitu, memancing burung kita supaya kerja dengan HP bisa dikatakan curang / tidak sportif / un-fair play.

        Lalu bagaimana hal nya dengan burung KN Lompo Bere, yang kabarnya sudah beredar di kalangan KM khususnya pemain KN di Jakarta, bahwa burung tersebut di pancing melalui HP..????

        Awalnya saya tidak percaya, tapi sampai akhirnya saya menyaksikan sendiri kalo Om Henry RW selalu memegang HP setiap burungnya di gantang.

        Memang tidak ada aturan tertulis yang baku mengenai ini, tapi pernah gak terbayang perasaan para KM / pemain burung pemula, yang telah membeli burung mahal dengan kualitas juara, tapi begitu lomba dengan rival Lompo Bere (yang secara kualitas boleh dikatakan dibawahnya), selalu kalah.

        Mohon penjelasan dan konfirmasinya..

  2. Wah miris skali buat yg berkantong cekak, bakalan jadi anak tiri nie nasib kenari kecil di area lomba…
    Oh ya om gmana cara menctak suara kenari bakalan biar suara nya unik…aq sering masterin burung pake prngkat elektronik…ap bisa berhasil om.. Skrng kenari nya udah mulai bunyi tapi vokal nya blom jelas.. Gmana biar cepat keluar suara om… Mohon pencerahan nya om

Komentar ditutup.