Burung pleci Malang lebih laris ketimbang asal Sumbawa di Mojokerto

KETIK DI KOLOM BAWAH INI 👇🏿 SOLUSI MASALAH BURUNG YANG PINGIN ANDA CARI…

pleci iconPenjualan burung pleci atau burung kacamata bakalan di Kota Mojokerto dalam beberapa pekan ini melonjak tajam. Pedagang burung di pasar burung Empu Nala, merasa kualahan melayani pembeli. Tak hanya dari dalam kota permintaan terus mengalir, akan tetapi permintaan dari luar daerahpun tidak sedikit.

Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.

Teguh, pedagang burung spesialis kenari yang akrab dipanggil Teguh Kenari, mengaku pasaran kenari agak tersendat karena seretnya pasokan. Padahal, minat pembeli burung pemakan biji bijian yang satu ini, masih cukup tinggi.

Karena seretnya pasokan kenari itulah dia mendatangkan berbagai jenis burung bakalan dari beberapa wilayah. Termasuk pleci yang sedang digandrungi penghobi, lantaran hampir di setiap lomba saat ini, dibuka kelas tersendiri untuk pleci.

Untuk mengatasi jumlah permintaan yang terus melambung, kiriman rutin dari pengepul burung asal Surabaya sangat dia harapkan.

Ada dua kelompok

Pleci di Pasar Mojokerto
Pleci di Pasar Mojokerto

Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.

Pedagang burung yang dilahirkan 35 tahun silam itu mengatakan ada dua kelompok jenis pleci yang dijual. Ada perbedaan harga di antara masing-masing kelompok pleci yang dijual, yakni berdasar postur dan daerah asal.

Kelompok pertama, burung pleci pasokan dari daerah Malang. Jenis ini mudah dikenali dari ciri bentuk tubuh yang rata-rata kecil. Dada terlihat relatif kecil dan warna bulu mulai kepala hingga ekor dominan sama, hijau kekuning-kuningan. Satu jenis yang lainnya memiliki postur lebih panjang dan warna bulu dada agak terang menuju ke warna putih kombinasi abu-abu. Harga per ekor keduanya sama antara 20 hingga 30 ribu rupiah.

Dapatkan aplikasi Omkicau.com Gratis... Dapatkan Aplikasi Omkicau untuk Android di Google Play Dapatkan Aplikasi Omkicau untuk iPhone di App Store

Kelompok kedua, pasokan dari daerah Sumbawa. Dengan ciri berpostur lebih besar. Bentuk dada Iebih lebar dan warna bulu sama dengan kelompok pertama. Hanya saja untuk jenis warna bulu dada cerah putih abu-abu, belum ada. Kisaran harga setiap ekornya 35 ribu rupiah.

Saat ditanya pleci dari daerah mana yang laris manis, pedagang yang menekuni bisnis burung sejak tahun 2000 itu mengatakan pleci asal daerah Malang laku keras. la menambahkan, sebagian besar para pembeli beralasan, bahwa ciri-ciri fisik pleci juara di lapangan sementara ini identik dengan kelompok pertama yang berpostur mungil.

Pleci semakin digandrungi
Pilih-pilih pleci

Sedangkan untuk pleci kelompok kedua dengan postur lebih bongsor, mereka masih harus diuji di lapangan dan karenanya masih menjadikan banyak orang penasaran. Dengan modal tubuh lebih besar, diharapkan lebih baik dan menarik. Minimal volume suara yang dilontarkan bisa Lebih keras.

Yang jelas, paling lama dalam seminggu, tak kurang dari 500 ekor pleci bakalan dari dua kelompok tersebut, laku terjual. Baik dijual secara eceran atau dalam jumlah banyak atau borongan yang akan diperdagangkan lagi di pasar burung lain. (Referensi: BnR)

Penting: Burung Anda kurang joss dan mudah gembos? Baca dulu yang ini.

BURUNG SEHAT BERANAK PINAK… CARANYA? PASTIKAN BIRD MINERAL DAN BIRD MATURE JADI PENDAMPING MEREKA.

Cara gampang mencari artikel di omkicau.com, klik di sini.

32 Comments

  1. sy yakin semua jenis burung pasti bisa ditangkarkan, asal kita mampu menciptakan suasana yg sesuai bagi burung tsb sehingga membuat mereka kerasan dan berkeinginan untuk berkembang biak. he he he….!?

  2. satu lagi burung yg bakal langka good by pleciiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiii…………… Hix.hix….

  3. Saya setuju untuk menaikan pamor trucuk’an karena trucukan mudah berkembang biak di penangkaran ataupun di alam liar….mari rame rame kita coba

  4. Burung kacamata di kami ga laku bagi yg bisa menampung dan hrganya mahal,sebab di kami hrga brng plci cuma 10.000Per ekor silahkn datang,ke bp ade desa sinarjaya kec. cigeulis kab. pandeglang banten

  5. start action now! kita para kicaumania harus punya tanggung jawab moral pada alam. stop demand nya maka supply akan berhenti. dimasa depan lomba burung hanya untuk hasil tangkaran saja.

  6. PERHATIAN !

    Bagi yang berminat di design’kan burung kicau’nya menjadi keren… lewat editan Photoshop, dan gambar’nya bisa dipakai di kerodong / di pigora… silah’kan hub. saya di nomor : 089677880120

    “Jadikan burung kesayangan anda sebagai keluarga lewat sebuah gambar yang indah dan keren…”

    Saya akan mendesig’kan sesuai keinginan anda…

    Terimakasih… 🙂

  7. Kenyataan yg lebih menjadi buruan penghobi pleci yg sudah mau bunyi, ndak masalah apa dari malang atau sumbawa dan yg lebih beruntung yah pedagangnya. Selamat para pedagang burung anda lah pemain sesungguhnya

  8. begitulah om Duto..pleci temanggung jg makin tipis.tp utk cendet,mereka hanya mengambil anakan jantan saja dari alam.yg betina ditinggal di sangkar..

  9. saya setuju dgn pendapat om RONY METANIA Jangan d adakan lomba burung hasil tangkapan,supaya populasi burung d alam liar tdk punah,karna bumi yg kita pijak bkn hanya satu mahluk aja (manusia)…:-D

  10. miris..skrng ini perburuan burung smkn ‘sadis’ kalo diambil anakannya sj sih tdk mslh tp kalo burung dewasa pun diburu sama sj kita memutus siklus hidup burung tsb..kalo burung punah yg rugi kita jg toh..,para penghobi burung

  11. buat yang penghobi kicau mania,,,sebaiknya kita disamping hobi kita juga harus bisa menangkarkan…tak hanya pleci atau ciblek…coba dengan jenis burung lainnya…..mungkin alam akan kembali seimbang apabila kita mau dan berusaha untuk menangkarkan kembali dan melepaskannya ke alam….nanti kita tinggal pilih apabila sudah beranak pinak….mana yang buat lomba mana yang mau dikembalikan ke habitatnya…makanya om duto dan seluruh kicaumania mari sama sama kita melakukan penangkaran burung peliharaan kita agar tidak punah dan alam pun kembali se imbang……saya juga sedang berusaha sambil menangkarkan beberapa jenis burung peliharaan saya….termasuk burung saya juga gkgkgkgkgkgk…..

  12. PLECI OH….PLECI
    Burung kecil mungil nan imut yg saat ini masih melimpah di alam, tak kan lama lagi kelompokmu-pun akan senasib dg murai, kacer dll.

  13. Aku sgt setuju dg om rony metania dan om2 yg di forum ini,,smkin bnyak aja srangga2 yg hidup bebas tanpa ada yg menyantap dia,sprti kasus tomcat beberapa hari yg lalu,,cba kita tengok sprti kutilang/trukcuk yg sgt melimpah,dia dominan pemakan buah dan srangga hanya utk sekedar pnmbhan aja,jadi burung pemakan serangga gk sampe bner2 punah dan tomcat tidak selalu menghantui kita bersama,,mgkin utk om2 senior mau menaambahkan,MONGGO,,??

    • tapi bgaimna kita tau mna burung tangkaran dan mna burung tangkapan?bkan y smua burung itu asal y dari hasil tangkapan lalu d tangkarkan,,,???bleh kita mnangkap burung tsb tapi kita jg harus tw bgaimna cra mnangkar y,,,itu baru nama y pcnta burung sejati,,,,

  14. Menanggapi koment om duto,solusi agar burung pleci dan burung yg lain tdk terancm mgkn dng jalan tidak melombakan burung hasil tangkapan kecuali burung hsl penangkaran…itu menurut sy. Semakin menipisx populasi burung di alam akan menimbulkan bbrp persoalan misal banyakx serangga2 yg merugikn yg jumlahx mkn tak terkendali seperti ulat bulu,tom cat dll…keberadaan burung2 di alam adalah sbg penyeimbang…thanks.

  15. saya sangat prihatin om,,….dulu disekitaran rumah saya sering banget kedengaran suara pleci ama cinglar (ciblek, prenjak) kebetulan rumah saya di area dataran bukit dekat gunung,…namun mulai 2 bulanan ini suara pleci terutama ciblek sama sekali tidak bisa didengar lagi, saking maraknya penjual burung2 tersebut, bahkan pasaran anakan ciblek yang se ekor bisa ampe 40.000 membuat perburuan semakin gencar,..
    saran saya gimana kalau menaikkan popularitas trucukan yang tergolong sangat melimpah, dengan menurunnya pamor pleci dan ciblek maka diharapkan penangkapan bisa berkurang dan menstabilkan kembali populasi mereka,..tentu hal ini harus di motivator oleh om-om master yang ada disini,..
    salam pleci mania,..

  16. Asal muasal Pleci memang selalu menjadi polemik, dalam artian bahwa orang cenderung mengatakan Pleci Asal Jatim, jateng, jabar atau daerah-daerah lain adalah bagus, tetapi kita tidak seharusnya berkiblat pada hal tersebut. Sebab pada kenyataannya bukan asal-muasal yang berpengaruh tetapi memang dasar suara yang dimilikinya bagus atau tidak, maka seharusnya dengan dasar suara inilah kita seharusnya bepedoman untuk menentukan bahwa Pleci itu berkualitas atau tidaknya. Secara umum tidak ada perbedaan volume, mental dan jenis suara yang didasarkan oleh asal daerah/habitat. Pleci jatim, Jateng, jabar atau daerah-daerah lain ada yang bermental bagus volume dahsyat, ada yang bersuara tipis, ada yang ngalas panjang dan ada yang bersuara biasa saja. ada yang mampu bawakan suara isian dengan lantang ada juga yg tipis. dan lain-lain.

    • Mau tak tambahan sedikit mengenai burung pleci malang,yaitu sekarang ini di pasaran burung pleci malang ada 2 jenis :yg pertama asal kebanyakan dari daerah malang selatan yaitu yg kecil warna seluruh tubuh hijau kekuningan yg umum di lombakan di daerah malang harga yg baru datang (bakalan) kisaran Rp 15.000-Rp 20.000 per ekor:
      Yang kedua asal dari daerah Malang utara (kota Batu) atau pleci batu ciri fisik tubuh lebih besar warna hampir sama tetapi bulu di dada agak keputihan volume suara lebih keras tetapi nyanyianya tdk semerdu jenis yg pertama harga bakalan kisaran Rp 10.000,juga sepertinya jenis ini tidak bisa ngalas

  17. itu sugesti om 🙂
    kalau kita amati, pleci di malang sudah dipelihara secara intens sejak 90-an… dimana saat itu sudah mulai marak lomba… oleh karenanya pleci malang dianggap bagus :)…

  18. Emang burung yg satu ini amat sangat sulit untuk dipelihara…
    Sudah beberapa kali saya coba memelihara nya ternyata almarhum… Hicks…

    • Ya itulah makanya Om, perlu didorong upaya penangkarannya. Masalahnya, secara ekonomis menangkar pleci tidak startegis, jadinya penghobi masih ogah2an. Ada saran?

        • Pengen nyoba nambahin.
          Sebenernya semua jenis burung (maaf kalau salah) bisa diternak, tetapi semua tergantung bagaimana cara kita mengkondisikan lokasi yang kita buat untuk beternak itu supaya paling tidak mirip dengan situasi alam dimana burung tersebut berada.
          Satu lagi yg perlu diketahui bahwa, sangat dibutuhkan kesabaran tingkat tinggi untuk melakukan hal itu, perlu trial dan error.
          Mohon maaf kalo ada hal yang salah.

Komentar ditutup.