Siapa beli lovebird impor? Importir saja bingung

KETIK DI KOLOM BAWAH INI 👇🏿 SOLUSI MASALAH BURUNG YANG PINGIN ANDA CARI…

Permintaan akan lovebird ( impor) saat ini memang luar biasa. Ribuan ekor yang datang beruntun secara periodik selalu habis dalam sekejap. Hal ini tampak di salah satu “terminal” burung impor di Jalan Munggur 11, Godean, Jogja, pada Sabtu 6 Oktober 2012 pagi. Namun  sebagaimana disampaikan pada akhir artikel ini, Anda perlu waspada dalam membeli burung impor, mengapa? Simak saja.

Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.

Puluhan pelanggan dari berbagai kota sudah menunggu dan antre sejak pagi buta. Ada dari Semarang, hingga Surabaya. Umumnya mereka sudah order jauh hari sebelumnya. Pagi ini, datang lebih dari 1.500 ekor berbagai jenis. Langsung habis.
“Beberapa hari yang lalu hampir 4.500 ekor, juga terus habis,” ujar Kiansing, yang cukup dikenal sebagai salah satu importir burung di Indonesia.

Pada beberapa mendatang rencananya juga akan datang lagi ribuan ekor. Pertanyaannya, siapa sesungguhnya pembeli akhirnya? Soal ini, kalau kita bingung wajar. Soalnya, bahkan Kiansing sang importir juga mengaku bingung siapa sesungguhnya yang membeli lovebird. Ada yang bilang larisnya hanya di tingkat importir atau pengepul besar, sementara di tingkat pengecer banyak mandek atau macet. Namun sepertinya pernyataan itu diragukan kebenarannya.

Maaf menyela, kalau burung Anda kondisi ngoss terus dan pengin jadi joss, gunakan TestoBirdBooster (TBB), produk spesial Om Kicau untuk menjadikan burung ngoss jadi joss...

“Kalau di bawah macet, tentu di kiriman berikut tidak beli, kemudian pengepul yang ke sini akan mengurangi jumlah belinya. Faktanya yang ke sini selalu minta jatah lebih besar dari yang di order.”

Di sisi lain, ramainya perburuan terhadap burung lovebird impor, membuat putaran loveburd lokal disebutkan menurun drastis. Penghobi memilih yang impor sebab selisih harga sedikit, kadang malah lebih murah, sementara untuk kualitas dianggap lebih baik. Galurnya diaanggap murni, suaranya lebih vokal, dan semacamnya.

Lutino masih paling dicari, untuk dapat jatah lutino harus mengambil warna biasa, seperti hijau, dalam jumlah tertentu.
Beberapa pedagang burung lokal secara emosional memang ada yang mengeluhkan soal sepinya perdagangan burung lokal belakangan ini, dan menuduh importir serta pedagang besar biang keroknya.

Hati-hati penyakit

Dapatkan aplikasi Omkicau.com Gratis... Dapatkan Aplikasi Omkicau untuk Android di Google Play Dapatkan Aplikasi Omkicau untuk iPhone di App Store

Jika Anda adalah penggemar lovebird, untuk membeli lovebird impor harus memastikan bahwa lovebird yang Anda beli sudah dikarantina di Indonesia oleh pengimpornya selama 1-2 bulan. Jika Anda membeli dari pengepul atau pedagang besar dengan kondisi burung baru datang di Indonesia, sangat berisiko tinggi burung rentan penyakit dan mudah mati, atau menularkan penyakit kepada lovebird lain yang sudah Anda miliki.

Peringatan itu disampaikan antara lain oleh Mas Yanto, Cemani Solo, yang saat ini punya ratusan burung lovebird yang sebagian juga didatangkan dari luar negeri melalui salah satu importir burung langganannya. “Beberapa kali saya mengambil langsung yang imporan, mati. Hanya dalam satu malam, ada sekitar 250 ekor lovebird mati. Gejalanya seperti angkatan snot. Sore atau malam masih bugar tiba-tiba terlihat sakit dan belum sampai pagi hari sudah mati. Itu pengalaman saya yang menunggui lovebird yang baru datang semalaman bersama Mas Gondrong (salah satu pedagang lovebird di Pasar Depok Solo). Saat itu kami hanya bisa terdiam. Menyesal pun sudah tidak ada gunanya,” kata Mas Yanto.

Penegasan seperti itu juga disampaikan Pak Yanto, salah satu pedagang burung di Pasar Satwa dan Tanaman Yogyakarta (Pasty). Puluhan  ekor burung lovebird impor miliknya bertumbangan hanya dalam beberapa hari. Celakanya, beberapa burung miliknya yang sudah dipelihara relatif lama, juga tertular.

Jadi, untuk Anda yang suka lovebird, pastikan Anda mendapat informasi yang benar dan terpercaya bahwa burung yang Anda beli sudah melalui masa karantina 1-2 bulan di pengimpornya di Jakarta. Jangan menyesal setelah semuanya terjadi. (Om Kicau dan laporan Waca-Jogja)

Penting: Burung Anda kurang joss dan mudah gembos? Baca dulu yang ini.

BURUNG SEHAT BERANAK PINAK… CARANYA? PASTIKAN BIRD MINERAL DAN BIRD MATURE JADI PENDAMPING MEREKA.

Cara gampang mencari artikel di omkicau.com, klik di sini.

14 Comments

  1. ya, memang burung import lebih menarik, tp ya itu iklim disana (negara asal si burung) dengan di sini kan berbeda, jadi ya sangat berisiko. masih aman beli yg sudah ternakan lokal. atau mungkin ini tantangan bagi peternak lokal untuk menciptakan lovebird yg bisa setara y import. kan ini sebenarnya peluang bagi para peternak, pasar sudah menjanjikan tinggal produk yang bisa menyesuaikan keinginan pasar. semoga para breder kita bisa ber inovasi untuk hasil yg tak kalah dgn impotr. semoga sukses, salam paruh bengkok…

  2. kira2 ada yang bisa tahu info pengimport love bird gak?mau mendatangkan love bird dr afrika kesulitan pada penerimaan barang di indonesia.mohon infonya…serius ne gan.makasih

  3. numpang lewat mas…mas…kira2 ada yg punya cannel gak pengimport love bird or unggas sejenisnya.soalnya mau mendatangkan love bird dari afrika.makasih.mohon dibls klo ada info.serius ne…

  4. Kalo kalian bilang cintai LB lokal atau cintai yang asli indonesia kalian salah besar,coba kalian liad dihutan mana ada LB asli indonesia,LB itu impor bro,LB impor badan lebih bagus dan besar bro karena di loloh sama indukan,kalo diloloh sendiri lebih rentan mati bro

    • Hehehe yang benar saja Om (ini Om Anto?) lha LB impor juga hasil breeding di Holland atau Belgia atau juga ada yang di Taiwan sana kok.
      Masalahnya bukan di situ, kalau saya cuma concern pada masalah penyakit yang biasanya datang menyertai burung imporan.
      Pada dasarnya mereka sehat ketika dikirim, tetapi karena stres di perjalanan jauh dan lama, jadi banyak yang drop dan langsung kena penyakit….

      • wah ternakan kita juga kalo masih kecil om rentan penyakit …bukan satu dua peternak kita juga banyak yang mati hasil ternakan sendiris so ?? berbisnis berhubungan dengan yg bernyawa ya resiko mati sudah biasa 🙂

  5. Itulah resikonya beli LB yang tidak tahu historynya. Klo saya mending beli lokal dan tau asal usulnya. harga nomor 2. Bagi pecinta import harus ekstra hati2.

  6. nyimpang dikit bro.. ane mo pindah rmh, nah glodok yg da lb lg angkrem klo d pindah pake kndaraan kra2 1 jam, bsa gagal / gimana om bro… mohon info…

  7. dmana2 yg import yg pasti lbh bgs dibanding produksi lokal,,,pdhal nenek moyangnya ya itu2 jg,,,guru vokalnya diluar negri bagus2,,,

  8. Sepertinya sudah cukup banyak para breeder lovebird di Indonesia yg berhasil tapi knapa masih import ya?!? Tanya mengapa…thinks 😉
    Salam lobeters

  9. Maaf sebelumnya…aku adalah penggemar love bird dan termasuk korban dr pembelian love birds import….ceritanya sama tak bertahan lama, matiiiiiiii…..Sebenarnya yang dimaksud burung import tu apa to?trus bedanya import ama lokal tu apa?saya kira cuma mbedakan dimana di lahirkan saja, emangnya kita diindonesia ada/punya species asli love bird? O o….jgnlah terprovokasi mana ada jaminan love birds yg br dtng dr luar negeri dan ada ring LN (tidak lahir diindonesia) akan lebih Bagus,bagus dan tidak tu bawaan masing2 burung….tu hanya strategi dagang aja, maka dr itu,pintar2 saja berfikir dalam membeli segala jenis burung.perlu di ingat burung2 lovebirds yang ada sekarang yang sebagian orang bilang love birds lokalan…..itu adalah anak turun dari lovebird yang dimport masuk ke indonesia…. dan keuntungan love bird lokal adalah sudah terbukti tahan banting dgn iklim di indonesia…. matur suwun.

    • Idem Gan..ehehhee..”Cintai Produk dalam Negri Sendiri” klo bkn kita sapa lagi,klo bisa kita yg Export…heheee…Jaya KLI n para Bredr dlm Negri…Amiinn!!!

Komentar ditutup.