MB Seruling Raja juara Valentine: Ditawar 200 Juta, Billy Kebumen hanya mesam-mesem

Sejumlah kicaumania dari berbagai daerah di Indonesia tumplek-blek di lapangan Pemda Sleman, Denggung, Minggu (17/2) kemarin, untuk mengikuti even Valentine PBI Jogja. Dalam spanduk tertulis tagline: “Hadiahnya Biasa… Kharismanya Luarrr Biasa”. Ya, jumlah hadiah memang biasa, maksimal Rp 5 juta untuk juara 1. Bandingkan dengan Presiden Cup dengan hadiah utama mencapai Rp 100 juta rupiah, atau even lain seperti BnR Award dan 168 Cup II.

Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.

Namun prestise dari even ini memang menggema ke mana-mana. Mereka yang ingin beradu prestise pun turun di sini. Lihatlah, puluhan kicaumania Bali yang tergabung dalam Bali Peace datang dalam rombongan besar, menggunakan dua bus besar dan beberapa kendaraan pribadi. Ada juga rombongan besar dari Ponorogo Bersatu.

Hadir pula Muhammad Khadafi, ketua BnR Wilayah Sumatera, bersama adiknya Ramadhan dari Aceh. Puluhan kicaumania dari Jakarta, Bandung, Jatim, dan Kalimantan, juga tidak mau ketinggalan.

Kecuali kelas cucakrawa ring dan anis kembang ring, yang pesertanya belasan, kelas lainnya full atau nyaris full. Tledekan yang semula minim pemesan, akhirnya ramai juga, dengan peserta sekitar 30 ekor. Beberapa peserta langsung membeli tiket menjelang lomba digelar. Demikian juga kelas cucak jenggot / kapas tembak yang nyaris penuh. Lainnya rata-rata penuh, atau bolong 1-2 gantangan saja.

Lomba dimulai pukul 10.00 tepat, meski jalannya penilaian molor sekitar 10 menit. Sebab, seperti biasa, para peserta memilih saling menunggu untuk menggantangkan burungnya, terutama di kelas murai batu, kacer, dan cendet. Untungnya panitia cukup tegas menjalankan aturan bendera star, sehingga setelah hitungan 10, peserta segera menggantangkan burungnya.

Penilaian secara umum cukup bagus, paling tidak dalam menentukan urutan tiga besar. Protes sempat terjadi di kelas cucak hijau, karena baik koncer A, B, dan C semua mencar. Sebenarnya bukan soal mencarnya bendera yang menjadi masalah pokok, melainkan sebagian peserta menganggap ada burung yang tak layak dipaksakan mendapatkan koncer (tentang masalah ini, saya akan membuat tulisan tersendiri agar lebih komprehensif).

Seruling Raja menjadi bintang Valentine

Salah satu bintang dalam kontes ini adalah murai batu Seruling Raja milik Billy Kebumen. Sebelumnya, Seruling Raja nyeri juara 1 di even Kukilo Aji Purwokerto. Anton Yuwono, bos London Beauty Center (LBC) Jogja pun langsung membuka penawaran Rp 200 juta untuk Seruling Raja.

Namun Billy hanya mesam-mesem saja. He.. he…, itu bahasa tubuhnya untuk menyatakan harga belum cocok. “Kalau mau 300 juta bersih, saya kasihkan sekarang. Kalau besok-besok, ya ndak tahu, mungkin saya berubah pikiran lagi,” ujar Billy kalem.

Bintang lainnya adalah kacer Satria Dewa milik Jemmy DS Surabaya yang meraih hattrick, serta cendet Peter Pan milik Mr Fajar dari Bali Peace. Peter Pan sebelumnya nyeri juara 1 di Pak De Karwo Cup Surabaya, yang dikenal sebagai kandang macannya burung cendet.

Helmy Asalvo yang ingin meraih nyeri di kelas kenari, melalui Green Crown, hanya mencuri juara 1 pada sesi pertama. Ronny Stiga pun akhirnya merasa lega, sebab bisa meraih juara 1 murai batu di even PBI.

“Seumur-umur saya ikut even PBI di berbagai daerah di Indonesia, baru sekarang bisa menikmati juara 1. Biasanya selalu kalah, meski kualitas burung menurut saya tidak kalah. Tapi saya tetap memilih yang bukan tiket termahal, sebab dari dulu susah orang kebanyakan seperti saya bisa menang di kelas paling mahal. Jadi milih yang termurah ya tidak apa-apa.” (Waca-Jogja)

Hasil Lomba Valentine PBI Jogja (17/2)

Selama kepada para pemenang, terus berjuang bagi yang belum menang. Yang penting happy, dan bisa bersilaturahmi.

—

Penting: Burung Anda kurang joss dan mudah gembos? Baca dulu yang ini.