Tips Aphing memilih burung bermental juara

Nama Aphing kini makin diperhitungkan di kalangan pelomba tingkat nasional, setelah burung-burung yang baru dibesutnya cepat berprestasi di lapangan. Bahkan dalam Liga Sumatera Seri 2 di Musi Rawas, 21 April lalu, Aphing sukses memborong gelar juara di kelas murai batu, kacer, dan lovebird. Padahal, beberapa burung itu baru ditanganinya beberapa bulan, dan berasal dari burung rumahan. Apa rahasianya? Ikuti cara Aphing memilih burung bermental juara.

Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.

Keberhasilan Aphing antara lain dapat dilihat dari lovebird Venus, murai batu Anatta dan Panna, serta kacer Dragon. Mengenai lovebird Venus sudah pernah dibahas dalam artikel sebelumnya (lihat Lovebird Venus menjadi “mesin ATM” bagi Aphing).

Begitu dibeli, Venus langsung dijajal dari latber ke latber selama dua bulan. Dalam setiap even yang diikutinya, burung ini hampir selalu menjadi juara 1. Setelah itu langsung dicoba di Lomba Burung Samudera Cup, Tanjung Jabung Timur, dan langsung mencetak double winner.

Tidak butuh waktu lama, Aphing menurunkan even terbesar di Sumatera, yaitu Liga Sumatera. Hasilnya, dalam Seri 2 di Musi Rawas, Venus langsung menyodok ke posisi runner-up di Kelas Liga Sumatera A dan Kelas Liga Sumatera A, serta juara 7 Kelas Favorite.

Begitu pula dengan murai batu Anatta dan Panna. Anatta lebih dulu dibesutnya, dan moncer di Friendship Cup Jambi, pertengahan Desember 2012. Sejak even perdana itulah, Anatta terus berprestasi, dan menjadi salah satu murai terbaik di Sumatera saat ini, mengikuti prestasi jawara milik sahabat-sahabatnya di Jambi Team seperti Happy Birthday (Akia) dan Panglima (Yongka).

Ketika bertarung di Liga Sumatera Seri 2, Anatta sukses mendulang dua gelar juara 1, masing-masing di Kelas Khusus dan Liga Sumatera B, serta juara 2 di Kelas Musi Rawas Darussalam. Tak lama setelah Anatta terus berprestasi, Aphing sudah menyiapkan pelapisnya, yaitu Panna, yang juga juara di Liga Sumatera Seri 2, tepatnya di Kelas Favorite.

Untuk menjaga kondisinya, Aphing Minggu (5/5) sore tadi juga menurunkan Panna dalam even Latber Spesial Pesona di Jambi, dan berhasil menjadi juara 1 di Kelas Murai Batu Sejati. Prestasi ini diikuti kacer Dragon, yang mencetak hasil nyeri, dengan menjuarai Kelas Bintang dan Kelas Sejati.

Nah, kemenangan Dragon inilah yang membuat penasaran sejumlah pelomba dan penonton. Pasalnya, burung ini baru 1 bulan di tangan Aphing, yang dibeli dengan harga standar. Apa sih yang membuat Aphing sukses menjadi pengorbit lovebird, murai batu, dan kacer?

Menurut Aphing, apa yang dilakukannya sebenarnya juga bisa dilakukan kicaumania yang lain. Hal itu sudah dibuktikan para pengorbit burung, baik di tingkat regional maupun nasional.

“Saya ini hanya pelomba biasa. Tugas pelomba ya merawat burung secara maksimal, sehingga bisa berprestasi di arena lomba,” kata Aphing merendah, ketika diwawancarai Om Kelana Lana yang melaporkannya untuk omkicau.com.

Kunci utamanya, tambah Aphing, adalah bagaimana pemantauan saat hendak membeli burung. Ini harus dilakukan untuk mendapatkan materi yang bagus, sehingga bisa memuluskan program perawatan dan latihan sehari-hari.

“Apabila perawatannya bagus, tetapi materinya tidak bagus, ya tentu tidak sinkron. Sebaliknya, burung dengan materi bagus, tetapi tidak dirawat dengan baik, juga tidak akan bisa berprestasi maksimal,” pesan Aphing.

Setiap kali memantau burung yang diinginkan, Aphing selalu memperhatikan apakah burung ini punya mental juara atau tidak. Jika tidak, ia tak akan pernah membelinya, karena tujuan utama dia membeli burung memang untuk dilombakan.

Bagaimana mengetahui burung bermental juara?

“Burung apa dulu? Lovebird? Kalau lovebird, saya perhatikan dulu kondisi bulunya. Kalau bersih dan mengkilap, bisa mulai dilirik. Setelah itu matanya. Kalau melotot, saya makin tertarik. Yang utama adalah bagaimana irama lagunya,” jelas Aphing.

Lovebird yang punya prospek bagus harus memiliki suara tidak fals (enak didengar), speed rapat, mampu membawakan lagu dengan irama cengkok dan mengalun. Burung berkarakter demikian juga mudah dimaster dan mampu ngekek panjang.

Kalau murai batu? Bagaimana pula kriteria kacer bermental juara?

“Kriteria burung bermental juara untuk murai batu, menurut pengalaman saya, hampir mirip dengan kacer. Dalam hal ini, matanya juga harus melotot. Hal ini menunjukkan karakter fighter yang bagus. Kemudian kita lihat paruhnya. Kalau tebal, saya mulai tertarik. Selanjutnya, volume suara harus gede,” ungkap Aphing.

Burung-burung dengan karakter seperti inilah yang biasanya mempunyai mental juara, burung prospek, dan tinggal merawat dan melatihnya dengan baik. Proses pembesutan burung dengan karakter seperti ini jauh lebih mudah dan lebih cepat. Itu sebabnya, mengapa Aphing rata-rata hanya butuh waktu 1 bulan untuk mengorbitkan burung jadi juara, meski harus diawali dari arena latber dulu.

Aphing juga berpesan kepada sobat kicaumania, khususnya pemula, setiap burung itu memiliki karakter masing-masing. Kalau setiap hari bertemu langsung dan melakukan perawatan dengan baik, niscaya bisa memahami karakter dan kebiasaan burung.

“Memang butuh ketelitian, kesabaran, serta mampu memahami karakter dan kebiasaan burung. Jika semua itu bisa dilakukan, burung pun bisa segera moncer di lapangan. Kalau saya bisa, para pengorbit lainnya bisa, maka sobat kicaumania lainnya pasti juga bisa,” tandas Aphing.

—

Penting: Burung Anda kurang joss dan mudah gembos? Baca dulu yang ini.