Panduan awal penangkaran burung decu

KETIK DI KOLOM BAWAH INI 👇🏿 SOLUSI MASALAH BURUNG YANG PINGIN ANDA CARI…

Sebelum tahun 2000, decu termasuk salah satu jenis burung lomba, dalam arti memiliki kelas sendiri sebagaimana murai batu, kacer, anis merah, anis kembang, dan lain-lain. Memasuki milenium baru, PBI mencoretnya dari daftar burung lomba, karena dianggap tidak bisa / sulit ditangkarkan.

Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.

Padahal, sudah sejak lama burung ini berhasil ditangkar beberapa decu mania. Toh decu tetap tersingkir dari arena lomba, atau paling banter hanya masuk di kelas campuran lokal. Jika Anda ingin menangkar, agar burung ini kelak bisa dilombakan lagi di kelas tersendiri, berikut ini panduan awal mengenai penangkarannya.

decu jantan dan betina
Burung decu jantan (kanan) dan betina mudah sekali dibedakan.

Kalau Anda searching artikel penangkaran burung decu di internet, terutama dari website Indonesia, tentu sulit untuk menemukannya. Kalau pun ada, ya di omkicau.com, ketika Om Duto menjelaskan penangkaran decu milik Om Widodo di Klaten yang terbengkalai (cek artikelnya di sini).

Artikel penangkaran decu yang tersedia umumnya berupa penelitian ilmiah tentang breeding decu / pied bushchat (Saxicola caprata) di alam liar. Sebagian dilakukan ilmuwan Indonesia, sebagian lagi dilakukan ilmuwan mancanegara di negara masing-masing.

Ini menunjukkan para ilmuwan memiliki interest tinggi terhadap burung seukuran burung gereja dan didominasi warna hitam, serta memiliki kicauan merdu dan bervariasi tersebut.

Decu memiliki wilayah persebaran cukup luas, khususnya di Asia, mulai dari Kazakhstan, Afghanistan, Iran, Pakistan, India, Nepal, wilayah selatan China, Thailand, Vietnam, Indonesia, Filipina, hingga Papua Nugini.

Bagaimana habitat, perilaku, dan kebiasan burung decu, semuanya sudah pernah dikupas Om Kicau di sini, sehingga tidak perlu diulang lagi. Untuk mendengar ragam suara merdunya, Anda bisa membuka kembali arsip lama di sini.

Perkembangbiakan decu di alam liar

Artikel kali ini hanya fokus ke breeding saja. Di alam liar, musim berkembang biak burung ini dimulai sejak Februari hingga Agustus. Induk jantan dan induk betina biasanya membangun sarang dengan memanfaatkan lubang besar pada batang tanaman, lubang pada dinding tebing, dan sejenisnya. Alas yang digunakan untuk tempat bertelur terbuat dari rerumputan kering.

telur decu
Telur burung decu di alam liar.

Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.

Induk betina bisa menghasilkan telur sebanyak 2-6 butir, kemudian dierami selama 12-13 hari hingga menetas.

piyik decu
Piyik decu menetas setelah dierami 12-13 hari.

Anakan yang menetas sudah mulai belajar meninggalkan sarang pada umur 10-11 hari. Berikut ini beberapa gambar mengenai anakan decu, sebagai gambaran awal bagi Anda yang ingin menangkarnya.

anakan decu di alam liar
Anakan decu sedang berteriak-teriak (begging) minta pakan.
Anakan decu
Induk tak kunjung datang, teriakan makin kencang, he.. he..
induk decu betina
Mendengar teriakan anaknya, sang induk langsung mendekat.
Anakan decu
Umur 10-11 hari, anakan decu mulai keluar dari sarang.
Anakan decu
Gambar lain dari anakan burung decu di alam liar.

Breeding decu di Indonesia

Sebelum PBI meniadakan kelas decu (2000), sebenarnya sudah ada beberapa peternak yang mampu menangkarnya. Salah seorang di antaranya adalah Taufik Jatmiko, yang ketika itu berdomisili di Jalan Pahlawan Gg VI No 132 Tulungagung. Om Taufik bahkan mampu menghasilkan 60 ekor anakan decu selama tiga tahun menangkar burung ini.

Dari mana Om Kicau memperoleh data tersebut? Kebetulan Om Kicau merupakan pelanggan Tabloid Agrobis Burung sejak lama, dan rajin mengklipingnya di rumah. Karena gagal memperoleh informasi tentang penangkar decu di Indonesia, terpaksa buka-buka kliping lama dan ketemu, yaitu pada edisi No 154 – Minggu III Februari 2003 (ketika itu masih bernama Tabloid Agrobis).

Dapatkan aplikasi Omkicau.com Gratis... Dapatkan Aplikasi Omkicau untuk Android di Google Play Dapatkan Aplikasi Omkicau untuk iPhone di App Store

Berikut ini gambar pasangan decu di kandang penangkaran Om Taufik, beserta bentuk kandang dari luar (ukuran 1 x 2 m2). Sumber gambar semuanya dari Tabloid Agrobis edisi tersebut.

Kandang penangkaran decu
Taufik Jatmiko di depan kandang breeding decu di Tulungagung.
breeding decu
Pasangan induk decu ini sudah menghasilkan 60 ekor anakan.

Seleksi calon induk jantan dan betina

Seperti dijelaskan di atas, Om Taufik sudah menghasilkan 60 ekor piyik decu dalam kurun waktu tiga tahun. Jika dirinci lebih lanjut, piyik-piyik itu berasal dari satu pasangan induk dengan masa produksi sebanyak 20 kali. Itu berarti setiap periode peneluran mampu menghasilkan 3 ekor piyikan.

Meski ilmu breeding yang dimiliki terbatas, namun kecintaan pada burung decu membuat Om Taufik sukses menangkarnya. Ketika itu, PBI justru menganggap decu sebagai burung yang tidak bisa / sulit ditangkar, sehingga didepak dari arena lomba burung berkicau di Tanah Air.

Om Taufik menyeleksi calon induk jantan dan betina yang bakal ditangkarnya. Burung jantan dipilih yang pernah berprestasi di lapangan, atau punya trah juara. Selain itu, kondisi fisiknya sehat dan tak ada cacat / kelainan fisik pada tubuhnya. Burung betina juga dipilih yang sehat dan tidak cacat.

Soal umur calon indukan, dia juga memilih yang sudah mapan, yaitu 2,5 tahun. Tetapi, menurut Om Kicau, umur minimal untuk induk jantan cukup 1,5 – 2 tahun, sedangkan umur burung betina 1 – 1,5 tahun. Yang dilakukan Om Taufik tidak salah, bahkan kedua induk dalam kondisi yang sangat matang untuk ditangkarkan.

Teknik penjodohan induk decu

Berikut ini teknik penjodohan calon induk jantan dan betina:

  • Induk jantan dan induk betina dimasukkan dalam sangkar berbeda, namun diletakkan saling berdekatan / menempel. Teknik penjodohan seperti ini lazim dilakukan untuk jenis burung kicauan lainnya.
  • Proses penjodohan ini bisa berlangsung selama 3-7 hari, atau dalam beberapa kasus bahkan bisa mencapai 2 minggu.
  • Untuk mendongkrak birahi kedua burung, sehingga proses penjodohan lebih cepat, berikan BirdMature sejak awal penjodohan.
  • Tanda-tanda berjodoh adalah kedua burung terlihat sering berdekatan terus, termasuk saat istirahat di malam hari. Terkadang burung jantan terlihat membawa pakan seperti jangkrik atau serangga lainnya, dan berusaha menyuapi burung betina, meski terhalang oleh jeruji jangkar.
  • Apabila tanda-tanda berjodoh makin sering terlihat, burung betina dipindahkan ke kandang penangkaran. Adapun burung jantan tetap dalam sangkarnya, namun sangkar juga ditaruh di dalam kandang penangkaran.
  • Porsi EF untuk burung betina diberikan lebih banyak daripada betina, agar kondisi birahinya memuncak lebih dulu. Dengan demikian, burung betina akan lebih sering mendekati sangkar burung jantan.
  • Tiga hari kemudian, burung jantan bisa dikeluarkan dari sangkar, sehingga bebas berkeliaran di dalam kandang penangkaran bersama calon pasangannya.
  • Jika kondisi kandang tidak memungkinkan untuk memasukkan sangkar burung jantan, Anda bisa meletakkan sangkar di depan kandang penangkaran, sehingga burung betina tetap bisa mendekatinya.
  • Kalau keduanya sudah sama-sama berada di dalam kandang, maka si jantan akan makin aktif merayu betinanya, termasuk melolohkan pakan kepada pasangannya.
  • Siapkan kotak sarang, termasuk mengisinya dengan bahan sarang. Sebarkan sebagian bahan sarang di dasar lantai, untuk merangsang burung betina untuk segera berproduksi,
  • Satu minggu kemudian, kedua induk mulai terlihat membangun sarang, dengan mengambil bahan sarang yang ada di lantai. Ini berarti induk betina sudah mau bertelur.
  • Sekitar 3 hari setelah menyusun sarang, induk betina akan bertelur. Jumlahnya bervariasi, 2-6 butir telur, tergantung faktor genetik dan kualitas pakan. BirdMature bisa membuat induk yang biasanya bertelur dalam jumlah sedikit menjadi lebih banyak.
  • Induk betina akan mengerami telur-telurnya selama 12-13 hari, meski ada juga yang sampai 14 hari.

Mengelola anakan / piyik decu

Jika telur pertama sudah menetas, tetapi telur-telur lainnya belum menetas, tunggu sampai tiga hari berikutnya. Biasanya pada hari kedua dan ketiga akan menetas pula piyikan yang lain. Tetapi apabila masih ada telur yang belum menetas setelah tiga hari sejak telur pertama menetas, sebaiknya telur-telur yang tidak menetas dibuang saja, karena dipastikan infertil (telur gabuk / kosong), atau embrio mati di dalam telur, sehingga tak akan pernah bisa menetas.

Biarkan anakan / piyik decu yang menetas itu tetap dalam perawatan kedua induknya. Karena induk bawa anak, maka porsi pemberian pakan harus ditingkatkan dua kali lipat daripada biasanya.

Pada umur 10 hari, anakan boleh dipanen, diangkat bersama sarangnya dan dipindahkan ke sangkar soliter yang diberi lampu penghangat di bagian atasnya. Jika mau tetap dirawat induknya juga tidak apa-apa, hanya saja akan mengurangi produktivitas indukan. Sebab, begitu anaknya dipanen, induk betina akan bisa bertelur lagi sekitar seminggu kemudian.

Pakan untuk indukan dan anakan

Pakan yang diberikan kepada induk selama dalam masa penjodohan, perkawinan, peneluran, hingga pengeraman berupa voer, 6 ekor jangkrik setiap pagi dan sore, dan kroto segar secukupnya. Pastikan air minum selalu bersih. Setiap kali terlihat kotor, ganti dengan yang baru.

Untuk meningkatkan fertilitas telur dan daya tetas telur, serta meningkatkan kualitas kesehatan piyik yang bakal menetas, setiap hari burung diberi BirdMature yang bisa dicampur pada voer, kroto, atau jangkrik (tergantung mana yang lebih mudah). Pemberian suplemen dihentikan ketika induk betina mulai mengeram.

Apabila telur sudah menetas, dan induk harus merawat anak-anaknya, untuk sementara pemberian jangkrik dihilangkan dulu. Sebab, decu mudah sekali birahi jika diberi jangkrik. Kalau sudah birahi, dia bisa berlaku agresif, termasuk kepada anaknya sendiri.

Pakan untuk anakan yang sudah dipisahkan dari induknya (umur 10 hari) bisa dibuat sendiri, dengan mencampurkan voer dan air hangat. Adonan ini dilolohkan setiap 1-2 jam sekali.

Semingu kemudian, frekuensi meloloh bisa dikurangi secara bertahap. Pada saat bersamaan, anakan mulai diperkenalkan dengan pakan kroto segar yang bersih dari semut rangrang. Kroto bisa diberikan secara terpisah, bisa juga dicampur dengan adonan voer yang dilembutkan dengan air hangat.

Dalam hal ini, Anda sudah boleh menambahkan BirdVit (2-3 kali seminggu) dan BirdMineral (1-2 kali seminggu) dalam kroto, agar burung selalu fit dan mencegah defisiensi vitamin dan mineral esensial.

Anakan decu sudah bisa nangkring pada umur 14 hari. Saat itu pula, Anda bisa memasang ring kode penangkaran pada kaki burung.

Jika sudah berumur 1 bulan, anakan sudah boleh diperkenalkan dengan pakan jangkrik, tetapi bagian kepala dan kaki-kakinya harus dibuang terlebih dulu. Anda juga dapat langsung menjual anakan decu ketika sudah berumur 1 tahun.

dan menjadi inspirasi bagi Anda yang ingin menangkar decu.

Penting: Burung Anda kurang joss dan mudah gembos? Baca dulu yang ini.

BURUNG SEHAT BERANAK PINAK… CARANYA? PASTIKAN BIRD MINERAL DAN BIRD MATURE JADI PENDAMPING MEREKA.

Cara gampang mencari artikel di omkicau.com, klik di sini.

3 Comments

Komentar ditutup.