Berbagi pengalaman breeding blackthroat bersama Ny Rahmah (Depok)

KETIK DI KOLOM BAWAH INI 👇🏿 SOLUSI MASALAH BURUNG YANG PINGIN ANDA CARI…

Burung blackthroat atau yellow-rumped seedeater (Serinus atrogularis) sudah lama dikenal kalangan kicaumania di Indonesia. Banyak yang menganggap penangkaran burung finch dari Afrika ini susah. Itu sebabnya, harga burung bersuara merdu dengan irama lagu ngerol ini relatif mahal. Padahal kalau kita mau, pasti mampu. Ny Rahmah dari Depok pun membuktikannya. Kini, dia ingin berbagi pengalaman dalam breeding blackthroat, khusus untuk pengunjung setia omkicau.com.

Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.

Ny Rahmah, penangkar blackthroat dari Depok
Ny Rahmah bersama dua ekor blackthroat super jinak.

Berdasarkan daerah asalnya, ada dua jenis blackthroat (BT) yang paling dikenal, yaitu dari Botswana dan Senegal. Keduanya punya kelebihan dan kekurangan masing-masing. Namun, dari manapun asalnya, jenis burung ini tetap sama saja. Yang penting burung rajin bunyi ngerol panjang tiada henti, volumenya keras, sambil buka sayap dengan irama lagu senggang-senggang.

Sudah lama BT digunakan sebagai burung master atau isian kenari. Irama lagunya yang merdu, dengan cengkok nada dan ngerol panjang, membuat kicauannya enak didengar. Hal ini ikut mendongkrak harga seekor kenari yang punya isian lagu BT.

Di arena lomba, BT pernah memiliki kelas tersendiri, yaitu pada akhir dekade 1990-an hingga awal 2000-an. Kini, blackthroat hanya bisa dilombakan di kelas campuran impor, namun pesertanya relatif lebih banyak daripada jenis burung impor lainnya.

Sejauh ini belum banyak orang yang menangkar blackthroat. Alasannya, sebagaimana disinggung di awal tulisan ini, banyak yang menganggap BT sulit ditangkar. “Padahal burung finch relatif mudah ditangkar. Yang penting sabar dan telaten,” kata Ny Rahmah, ketika ditemui Om Kicau di kediamannya, kawasan Margonda Raya, Depok, Jawa Barat.

Menurut Ny Rahmah, secara ekonomi, penangkaran BT lebih lebih menguntungkan daripada jenis burung lainnya. Selain menghemat tempat, dengan sangkar seadanya, biaya pakan dan biaya produksinya lainnya jauh lebih murah. Sedangkan harga jual saat ini relatif masih tinggi.

Jenis lokal lebih mudah diternak

Saat ini memang sedang banjir BT impor di pasaran. Menurut Ny Rahmah, burung yang baru didatangkan dari luar negeri memang lebih sulit untuk diternak, dan masih membutuhkan adaptasi dengan iklim di Indonesia. Hal inilah yang memunculkan anggapan kalau BT sulit diternak.

“Lebih mudah beternak blackthroat lokal. Adaptasi dengan manusia dan lingkungan baru lebih gampang. Berbeda dengan burung impor yang membutuhkan waktu lama dalam penyesuaian dengan lingkungan di sini,” ungkapnya.

Apabila kita berfikir jernih, blackthroat lokal tetap memiliki sifat genetis yang relatif sama dengan BT impor. Sebab, burung ini bukanlah plasma nutfah asli Indonesia, melainkan dari Afrika. Istilah lokal hanya mengacu pada BT yang menetas dan besar di Indonesia, sehingga sudah beradaptasi total dengan iklim di negara kita.

Fakta ini juga dijumpai pada kenari jenis yorkshire (YS). YS impor maupun YS lokal sama-sama yorkshire, dengan kualitas genetis yang hampir sama. Bedanya, YS lokal menetas dan besar di Indonesia.

Karena itu, Ny Rahmah menyarankan kepada calon breeder, untuk memulai usaha ini dengan membeli calon induk BT lokal, karena potensi keberhasilannya lebih tinggi daripada blackthroat impor.

Bahkan, harga anakan BT lokal juga lebih tinggi daripada BT impor. Hal ini akan kita jelaskan lebih detail pada bagian selanjutnya, tetapi masih pada halaman ini.

Menangkar menggunakan sangkar gantung

Ny Rahmah memulai usaha penangkaran blackthroat secara tidak sengaja. Suaminya merupakan penggemar blackthroat, dan memiliki beberapa ekor di rumah. Pasangan ini kemudian iseng-iseng menjodohkan burung jantan dan betina, eh… ternyata induk betina bertelur dan telur-telurnya menetas menjadi anakan.

Setelah sukses membesarkan anakan hingga dewasa, Ny Rahmah kemudian bertekat untuk menjadi breeder blackthroat. Siapa tahu bisa menambah penghasilan keluarga. Dan, benar saja, ketika usaha ini sudah berjalan mantap, hasilnya lumayan juga. “Ya, lumayanlah, bisa menambah biaya sekolah anak-anak,” kata dia.

Untuk menangkar blackthroat, Ny Rahmah hanya menggunakan sangkar gantung yang ditempatkan di beberapa ruangan di dalam rumah, termasuk di ruang tamu.

Sangkar gantung penangkaran blackthroat
Blackthroat ditangkar dalam sangkar gantung di ruang tamu.

Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.

“Sangkar gantung bisa ditempatkan di sudut-sudut ruangan rumah. Yang terpenting aman dari gangguan predator seperti kucing dan tikus. Meski sedang bertelur, sangkar bisa diturunkan atau dinaikan jika kita ingin membersihkan kotoran, atau memberi pakan. Burung tidak merasa terganggu, karena sudah beradaptasi dengan orang-orang di rumah,” tambah Ny Rahmah.

Proses penjodohan blackthroat

Sebelum memulai proses penjodohan, Ny Rahmah melakukan seleksi calon induk terlebih dulu. Untuk burung jantan, syaratnya sudah dewasa, harus sudah gacor, sehat, dan tidak dalam kondisi mabung (rontok bulu).

Seleksi burung betina juga harus memperhatikan kondisi kesehatan, tidak ada cacat fisik, dan sudah cukup umur untuk dikawinkan atau berumur di atas 8 bulan.

Proses penjodohan sama seperti jenis burung lainnya, di mana burung jantan dan betina dimasukkan dulu dalam sangkar terpisah, kemudian kedua sangkar didekatkan atau dalam posisi saling menempel.

Kalau merasa cocok, kedua burung akan terlihat saling berdekatan terus, seperti tak mau berpisah. Inilah saatnya untuk memasukkannya dalam satu sangkar. Sebelumnya sangkar sudah dilengkapi dengan kotak sarang.

“Kalau mau lebih praktis, bisa juga menggunakan batok kelapa yang banyak dijual di kios burung. Saya juga menggunakan sarang dari batok kelapa. Sarang diisi dengan material seperti serabut daun cemara, yang bisa membuat induk betina nyaman untuk berproduksi,” jelas Ny Rahmah.

Pasangan BT yang sudah berjodoh akan menyusun bahan sarang (membuat bulatan-bulatan dalam sarang). Keduanya akan tampak selalu bercumbu dan berduaan. Tidak lama kemudian, burung jantan akan mengawini betinanya.

Sekitar dua hari kemudian, induk betina akan bertelur. Jumlah telur dalam setiap periode peneluran (clutch) umumnya 2 – 3 butir.

Berhasil dan tidaknya telur-telur yang ditetaskan bisa ditandai dari ciri warna telur setelah seminggu dierami. “Kalau warnanya sudah berubah kebiruan, berarti telur sudah berisi dan siap menetas,” kata Ny Rahmah.

Telur burung blackthroat
Jika telur berwarna biru, berarti sudah ada embryo dan bakal menetas.

Induk betina akan mengerami telurnya selama 14 hari. Setelah telur menetas, induk akan merawat anak-anaknya sampai umur 1 bulan, yaitu masa di mana anakan mulai bisa makan sendiri.

Dapatkan aplikasi Omkicau.com Gratis... Dapatkan Aplikasi Omkicau untuk Android di Google Play Dapatkan Aplikasi Omkicau untuk iPhone di App Store

Piyik blackthroat
Piyik blackthroat baru saja menetas.

Selama ini, Ny Rahmah mempercayakan perawatan anakan kepada induknya. Namun, untuk mempecepat pertumbuhannya, dia ikut menyuapi anakan blackthroat dengan adonan bubur Nestle yang dicampur kuning telur rebus.

Induk dan anakan blackthroat
Perawatan anakan dipercayakan kepada induknya.

“Jadi, anakan tetap dirawat induknya. Sambil diasuh indukannya, saya menyuapinya dengan pakan selingan, agar pertumbuhannya lebih cepat,” jelas Ny Rahmah.

Kebiasaan menyuapi anakan juga bisa membuat burung menjadi jinak. Induk tidak merasa terganggu, meski anakannya disuapi pemiliknya.

Menyuapi anakan blackthroat
Ny Rahmah menyuapi anakan BT, meski dalam rawatan induknya.

Apabila sudah tumbuh bulunya, anakan bisa dijemur secara sepintas saja (5-10 menit), yang penting setiap hari terkena sinar matahari pagi.

Sekitar umur 1 bulan, anakan sudah bisa belajar makan sendiri. Saat itulah kita bisa menyapihnya dari induknya. Sampai di sini, Anda sudah bisa menjual anakan BT, atau bisa juga menjualnya pada umur 2 bulan atau lebih.

BT jantan akan rajin bunyi ngeriwik setelah memasuki umur di atas 2 bulan. Bahkan, anakan yang bermental bagus akan rajin bunyi, meski ditempatkan di lingkungan ramai atau dilalui banyak orang.

Umur lima bulan, blackthroat jantan sudah gacor, sambil buka sayap. Kalau umurnya sudah lebih dari 8 bulan, Anda bisa menjadikannya sebagai calon induk jantan.

Perkawinan model poligami

Induk betina blackthroat
Beberapa induk betina sedang diistirahatkan, setelah anaknya disapih.

Jika anakan sudah disapih, induk betina diistirahatkan beberapa hari, lalu dijodohkan kembali dengan pasangan jantannya.

Untuk menghemat penggunaan induk jantan, Ny Rahmah menerapkan perkawinan model poligami. Dalam hal ini, seekor BT jantan bisa digunakan untuk mengawini 3 ekor induk betina.

“Jika induk betina sudah bertelur dan mengeram, induk jantan langsung diangkat dan dikawinkan dengan betina lainnya, yang usianya sudah di atas delapan bulan. Kalau induk betina kedua sudah bertelur dan mengeram, induk jantan diangkat lagi untuk dikawinkan dengan betina ketiga,” tutur Ny Rahmah.

Untuk memenuhi kebutuhan pakan burung indukan, Ny Rahmah biasa memberikan campuran canary seed, milet putih, milet merah, dan pakan bijian lainnya.

Sedangkan kebutuhan extra fooding (EF) terdiri atas sayuran selada atau sawi. Selain itu, telur puyuh rebus menjadi menu wajib yang diberikan setiap hari kepada pasangan blackthroat.

BT lokal lebih mahal daripada impor

Penangkaran blackthroat
Telur puyuh menu wajib

Oh ya, harga blackthroat lokal saat ini lebih mahal daripada BT impor. Harga anakan BT lokal umur 1-2 bulan atau sudah bisa makan sendiri sekitar Rp 2,5 juta – Rp 3 juta / pasang.

Sebaliknya, harga BT impor yang masih bahan sekitar Rp 700.000 – Rp 800.000 per ekor. Kalau sudah bunyi, BT impor dibanderol sekitar Rp 1,25 juta / ekor. Jadi masih lebih menguntungkan beternak BT lokal daripada impor.

Mengapa blackthroat lokal justru lebih mahal?  Menurut beberapa penangkar, burung lokal lebih mudah diternak. Sedangkan penangkaran burung impor memiliki tingkat kesulitan lebih tinggi, terutama tidak selalu mampu beradaptasi dengan lingkungan di Indonesia.

Itu sebabnya, bisa difahami jika Ny Rahmah mengatakan kalau penangkaran BT lokal lebih menguntungkan daripada BT impor. Produknya pun laris-manis, nyaris tak tersisa, karena setiap ada produk siap jual sudah diborong pelanggannya. (d’one)

Penting: Burung Anda kurang joss dan mudah gembos? Baca dulu yang ini.

BURUNG SEHAT BERANAK PINAK… CARANYA? PASTIKAN BIRD MINERAL DAN BIRD MATURE JADI PENDAMPING MEREKA.

Cara gampang mencari artikel di omkicau.com, klik di sini.

6 Comments

  1. Pengalaman yg hampir mirip dgn yg saya alami, hanya beda jenis. Saya sempat mengawinkan mozambik hiingga 3X anakan.
    Ternyata finch afrika memang tidak rewel untuk diternakan, menggunakan kandang gantung yg disimpan di pinggir rumah (garasi), bahkan tanpa penerangan tiap malampun masih bisa berhasil

Komentar ditutup.