Ekek layongan, kerabat ekek geling berekor panjang

KETIK DI KOLOM BAWAH INI 👇🏿 SOLUSI MASALAH BURUNG YANG PINGIN ANDA CARI…

Beberapa sobat kicaumania sempat kebingungan, kok ada ekek geling yang berekor panjang dan ada pula yang berekor pendek. Bahkan ada juga yang bertanya, mengapa ekek gelingnya berwarna biru, padahal sepengetahuannya ekek geling berwarna hijau. Sebenarnya tidak ada ekek geling / short-tailed green magpie (Cissa thalassina) yang berekor panjang. Namun ada spesies burung ekek dengan ekor panjang, penampilannya juga mirip ekek geling, yaitu burung ekek layongan / common green magpie (Cissa chinensis).

Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.

Burung ekek layongan
Burung ekek layongan / common green magpie (Cissa chinensis).

—-

Di Indonesia, ekek layongan di alam liar hanya dapat dijumpai di Sumatera dan Kalimantan. Tetapi di luar Indonesia, spesies ini tersebar mulai dari Asia Tengah, wilayah selatan China, dan kawasan Asia Tenggara kecuali Filipina.

Sebagaimana ekek geling, burung ekek layongan memiliki warna tubuh yang sangat cantik. Postur cukup besar, dengan panjang tubuh 34 cm (ekek geling 32 cm). Warna bulunya hijau-terang dengan setrip mata berwarna hitam.

Ekornya panjang, bertingkat, berwarna hijau dan pada bagian ujung terdapat warna hitam dan putih. Adapun bulu sayapnya berwarna cokelat-berangan. Iris mata, paruh, dan kaki berwarna merah.

Ada beberapa hal yang membedakan antara ekek layongan dan ekek geling. Pertama, ekornya lebih panjang daripada ekek geling. Kedua, bagian kepalanya lebih kuning. Ketiga, iris mata berwarna merah. Untuk lebih jelasnya, silakan cermati gambar di bawah ini.

Beda ekek layongan dan ekek geling
Perbedaan burung ekek layongan (kiri) dan ekek geling.

Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.

—-

Bagaimana ekek bisa berwarna biru?

Warna dominan pada burung ekek layongan adalah hijau, itu sebabnya burung ini dinamakan common green magpie. Demikian pula dengan ekek geling yang memiliki nama internasional short-tailed green magpie, karena ekornya lebih pendek daripada ekek layongan.

Tetapi dalam kondisi tertentu, burung ini dapat berubah warna menjadi biru. Penyebab utama adalah faktor pakan dan / atau kekurangan pigmen kuning dalam makanannya. Hal seperti ini biasa dijumpai pada burung yang dipelihara di dalam sangkar, termasuk burung-burung yang ada di kandang penangkaran.

Berikut ini video burung ekek layongan dalam penangkaran yang berubah warna menjadi biru:

(Sumber: ibc.lynxeds)

—-

Pemberian ulat hongkong yang berlebihan pada burung ini juga bisa mempercepat perubahan warna dari hijau ke biru. Sebab di alam liar mereka cenderung memakan serangga (bukannya larva serangga seperti ulat hongkong), bahkan sering memakan daging binatang seperti katak kecil, ular, kadal, bahkan anakan burung jenis lainnya.

Ketika persediaan pakan di alam liar menipis, burung ekek layongan juga bisa berubah warna menjadi biru, seperti terlihat dalam gambar berikut ini:

Ekek layongan biru di alam liar
Ekek layongan biru di alam liar.

—-

Lokasi kandang yang terlalu sering terpapar sinar matahari juga bisa membuat ekek layongan mengalami pemudaran warna hijaunya, dan secara bertahap mengarah ke warna biru.

Di alam liar, burung ini juga sering bersembunyi dalam rerimbunan daun pepohonan. Artinya intensitas sinar matahari yang diterimanya relatif sedikit.

Salah satu kerabatnya, cililin, juga memiliki karakter serupa, yaitu tidak tahan berlama-lama di bawah sinar matahari. Tetapi dibandingkan dengan cililin, ekek layongan punya ketahanan hidup yang lebih bagus.

Secara fisik, burung ini memiliki penampilan yang sangat menarik, baik dalam warna hijau maupun biru. Berikut ini video burung ekek layongan, yang bersumber dari ibc.lynxeds:

—-

Lima ras dan wilayah persebaran

Burung ekek layongan terdiri atas lima subspesies / ras dengan wilayah persebaran sebagai berikut :

Dapatkan aplikasi Omkicau.com Gratis... Dapatkan Aplikasi Omkicau untuk Android di Google Play Dapatkan Aplikasi Omkicau untuk iPhone di App Store

  • Cissa chinensis minor (Cabanis, 1851): Sumatera dan Kalimantan.
  • Cissa chinensis chinensis (Boddaert, 1783): Himalaya dari Uttarakhand (Garhwal) ke timur sampai timurlaut India (Arunachal Pradesh, Perbukitan Assam selatan), Bangladesh tengah di sisi timur, Myanmar utara, ujung selatan China (Yunnan selatan dan Guangxi baratdaya), Laos utara dan Vietnam (Annam utara), dan kemungkinan juga terdapat di Laos selatan.
  • Cissa chinensis klossi (Delacour & Jabouille, 1924): Annam bagian tengah (Vietnam) dan Laos tengah.
  • Cissa chinensis margaritae (Robinson & Kloss, 1919): Gunung Lang Bian (Annam tengah atau selatan) di Vietnam.
  • Cissa chinensis robinsoni (Ogilvie-Grant, 1906): ujung baratdaya Thailand dan Semenanjung Malaysia.

Habitat dan perilaku ekek layongan

Ekek layongan

—-

Ekek layongan dikenal sebagai burung penetap (non-migran) dan sifatnya pemalu. Biasanya hidup dalam kelompok kecil (keluarga kecil mereka). Kalau sedang berkumpul, suaranya ribut sekali.

Beberapa pengamat burung menjelaskan, ekek layongan lebih lebih sering terdengar daripada terlihat. Ini menandakan dua hal: burung sering bersuara, tapi sangat pemalu (jarang terlihat).

Burung ini sering mendiami kawasan perbukitan dan pegunungan, dengan rentang ketinggian 300 – 2.100 meter dari permukaan laut (dpl).

Memakannya berupa serangga, katak kecil, ular, kadar, telur, bahkan anakan burung lainnya. Pernah terlihat pula memakan bangkai hewan.

Musim berbiak pada bulan Januari – Februari, setidaknya ini teramati di Kalimantan. Sarang berbentuk mangkuk, tersusun dari ranting kering, dan sangat tersembunyi di rumpun bambu, semak, atau pohon kecil. Induk betina bisa bertelur sebanyak 4 – 6 butir.

Anakan burung ekek layongan
Anakan burung ekek layongan. Paruh belum merah.

Berdasarkan IUCN Red List, ekek layongan berada dalam status Least Concern / LC (Risiko Rendah). Meski demikian, apabila Anda memiliki sepasang ekek layongan, alangkah baiknya untuk ditangkar. Selain bisa menjadi ajang berlatih penangkaran burung lainnya, burung ekek layongan juga bisa dijual sebagai burung rumahan dan burung master.

Suara burung ekek layongan

Burung ekek layongan memiliki satu seri siulan yang terdengar seperti “kiip-kiip” atau “ton-ka-kis”, yang nyaring dan seperti bergetar. Ada juga suara besetan atau cerecetan kasarnya.

Berikut ini beberapa variasi suara burung ekek layongan:

  • Suara panggilan burung ekek layongan
  • Suara kicauan burung ekek layongan variasi 1
  • Suara kicauan burung ekek layongan variasi 2
  • Suara call-song burung ekek layongan

Burung ekek layongan

—-

Sebenarnya suara burung ekek layongan, terutama di alam liar, sangat beragam. Om Kicau pernah mengupload 15 audio burung ekek layongan. Bagi yang ingin mendengar / download, silakan mampir di sini.

—-

Penting: Burung Anda kurang joss dan mudah gembos? Baca dulu yang ini.

BURUNG SEHAT BERANAK PINAK… CARANYA? PASTIKAN BIRD MINERAL DAN BIRD MATURE JADI PENDAMPING MEREKA.

Cara gampang mencari artikel di omkicau.com, klik di sini.

5 Comments

    • Ekek layongan termasuk burung monomorfik seksual, artinya cowok dan cewek punya penampilan fisik sama.
      Tapi ada beberapa hal yang bisa membantu sexing, antara lain burung jantan berukuran lebih besar daripada betina, suaranya lebih keras, lebih panjang, dan lebih rapat (speednya) daripada burung betina.
      Berdasarkan pengalaman beberapa breeder di Malaysia, ekek layongan yang jantan punya potensi berubah warna menjadi biru yang lebih besar daripada betina (tetapi betina juga bisa berubah jadi biru jika ada faktor pemicu yang sudah dijelaskan dalam artikel).
      Untuk teknis penangkaran tidak jauh berbeda dari ekek geling (silakan lihat panduannya di sini: .
      Semoga membantu.

  1. Om apa masteran untuk burung lomba itu harus lovebird, gereja, parkit, cilinan, belalang, jangkrik atau yang lain yang populer. Apa nggak mainstream om, masak gitu aja. Kalau misalnya burung ekek ini jadi msteran apa tetap dinilai

    • Belum termasuk burung dilindungi, status masih LC / Risiko Rendah. Ditangkar juga bagus, relatif lebih mudah daripada cililin. Beberapa kicaumania di ASEAN sudah ada yang menangkar.

Komentar ditutup.