Piala Paku Alam: Kenari Wonderia hattrick, kacer Hipnotis ungguli Adipati

KETIK DI KOLOM BAWAH INI 👇🏿 SOLUSI MASALAH BURUNG YANG PINGIN ANDA CARI…

Kenari Wonderia milik H Fitri BKS (Samarinda) tampil luar biasa dalam Lomba Burung Berkicau Piala Paku Alam di kompleks Jogja Expo Centre (JEC), Jogja, Minggu (11/5). Wonderia menyapubersih tiga kelas kenari. Kacer Hipnotis milik Bambang Honda (Jatim Raya Team) juga tampil cemerlang dengan menjuarai dua dari tiga kelas yang dilombakan. Dua kali pula Hipnotis mengungguli Adipati milik Mr Deko (Samarinda). Adipati menjuarai satu kelas, sekaligus melakukan revans terhadap Hipnotis.

Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.

H Fitri BKS
Om Fitri puas melihat kinerja dan prestasi kenari Wonderia.

Om Fitri merasa puas atas prestasi kenari Wonderia, gaco yang baru dibelinya dalam even di Semarang, sekitar 1,5 bulan. “Sejak dibeli, Wonderia setiap pekan aktif mengikuti lomba dan selalu juara pertama. Ini gelar juara kesembilan dalam enam pekan beruntun,” kata Om Fitri.

Kemenangan Wonderia kali ini terasa spesial. Selain mencetak hattrick, Wonderia menang di Jogja yang bisa disebut “kandang macan” bagi kelas kenari, karena sangat mengedepankan irama lagu.

Kenari Wonderia
Kenari Wonderia: Sembilan kali juara 1 selama 6 pekan beruntun.

Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.

Kenari Comando, jagoan lain milik Om Fitri,  juga pernah nyeri dalam Valentine Jogja (16/2). Masih ada satu gaco lagi miliknya, yaitu Komatsu, yang pernah moncer dalam even Piala Raja Kutai Kartanegara di Tenggarong (23/2).

Pertarungan seru dan menegangkan terjadi di kelas kacer. Ada tiga jagoan yang bisa dikatakan bersaing ketat, yaitu Hipnotis milik Bambang Honda (Jatim Raya Team), Adipati milik Mr Deko (Samarinda), serta Dewa Serayu milik Fitri BKS (Samarinda).

Dari tiga kelas yang dimainkan, Hipnotis merajai arena dengan meraih dua kali gelar juara 1, serta sekali runner-up. Adipati sekali juara 1 dan dua kali juara 3. Adapun Dewa Serayu dua kali runner-up dan sekali juara 3.

Kacer Hipnotis
Kacer Hipnotis tampil garang dan nyeri juara 1.
Bambang JHonda
Bambang JHonda (tengah): Hipnotis nyaris hattrick.

Hipnotis juga mendominasi kelas kacer dalam even nasional Pakde Karwo Cup III di Surabaya, Desember 2013, termasuk mengalahkan Adipati dan beberapa kacer top lainnya.

Kacer Hipnotis memiliki pola perawatan unik. Misalnya, untuk membuatnya anteng di tangkringan, burung ini rajin menjalani terapi mandi bola, termasuk menjelang lomba. Silakan simak perawatan lengkapnya di sini.

Mr Deko yang mengawal langsung kacer Adipati bisa menerima hasil ini dan tetap bersemangat untuk kembali melombakan di even berikutnya. “Meski beberapa teman bilang Adipati paling tidak layak nyeri, tapi itu tak masalah,” ujar Mr Deko.

Sebelumnya Adipati sudah lebih dari cukup melakukan pembuktikan di berbagai ajang, berbagai EO, dan berbagai daerah. Om Deko siap menurunkan lagi gaconya dalam Jakarta Cup 1 di Lapangan Parkir Monas Jakarta, Minggu (18/5) mendatang, juga dalam even Ebod Jaya Cup di Surabaya, 1 Juni 2014.

“Prinsipnya, selama burung siap, kita tetap bersemangat dan berani menurunkannya kapan saja dan di mana saja, siapapun lawannya,” tambah Mr Deko.

Bambang Honda selaku pemilik Hipnotis merasa senang melihat gaconya tampil ngedan. “Menang kalah itu soal biasa. Saya sering merasakan menang, juga biasa merasakan kalah. Kebetulan hari ini Hipnotis mau tampil maksimal. Lawan juga harus saya akui berat-berat. Saya respek terhadap seluruh peserta,” kata Bambang Honda.

Kelas cendet Piala Paku Alam Jogja
Para peserta usai menggantang cendetnya.

Di kelas cendet, Ali Topan milik Hadi CNI (Jatim Raya Team) juga tampil prima dan memborong dua kelas yang dilombakan. Volumenya tembus, lagunya kristal dan kasar-kasar, dengan variasi roll tembak. Speed juga sangat rapat.

Hadi CNI dan cendet Ali Topan
Hadi CNI: Cendet Ali Topan tampil ngedan.

Dapatkan aplikasi Omkicau.com Gratis... Dapatkan Aplikasi Omkicau untuk Android di Google Play Dapatkan Aplikasi Omkicau untuk iPhone di App Store

Ali Topan memang sudah lama langganan juara, termasuk di Blok Timur yang hingga kini masih menjadi gudang cendet berkualitas.

Kelas cucak hijau pun masih dikuasai jagoan dari Jawa Timur. Ada Senator yang merebut dua kali juara 1. Sementara 1 kelas lainnya dimenangi Sing a Song milik Ming Basket.

Cucak hijau Senator
Cucak hijau Senator dua kali juara 1.
Hadi SN dan cucak hijau Senator
Hadi SN bersama cucak hijau Senator.

Demikian pula dengan kelas anis merah. Tiga sesi dimenangi gaco-gaco dari Jawa Timur. Dua gelar juara 1 dibawa pulang anis merah Pemburu milik Robert Bondowoso, satu sesi lainnya menjadi milik Bellagio milik Ming Basket.

Tetapi tiga kelas murai batu didominasi Blok Tengah dan Blok Barat. Dua kelas bebas dimenangi Ghultor milik Suprojo WS dan Killer milik Handy Carton dari H2R Bekasi. Adapun kelas ring dijuarai Mbah Surip milik RFS dari Purwodadi, Grobogan.

Murai batu Mbah Surip milik RFS Purwodadi
Murai batu Mbah Surip milik RFS Purwodadi juara kelas ring.

Tiga kelas lovebird dimenangi tiga burung berbeda, masing-masing Aluna milik ALB Malang, Illusion Blue milik Achmed/Tomy dari Jogja, dan Naga Langit milik Marcel (Semarang).

Sejumlah nama lain juga tampil memukau, seperti Rose milik Eko LMS (Luwes BC) yang dua kali menjadi runner-uo, serta Barong milik Wahyu WS BF (TKKM Jogja) yang sekali juara 2. Ini penampilan perdana lovebird Barong setelah mabung.

Luwes BC Solo
Luwes BC: Lovebird Rose mestinya layak berada di puncak.

“Saya tak bisa ikut mengawal lovebird Rose. Karena kondisinya siap, Rose dibawa sama teman-teman. Dua kali juara kedua dalam even sebesar Piala Paku Alam sudah bisa memberikan bukti kualitas Rose,” jelas Eko LMS.

Itok LB Shop Solo
Itok (2 dari kanan): Lovebird Sri Ratu masuk empat besar.

Secara umum peserta lumayan ramai, meski tak ada yang sampai full (60) gantangan. Kelas lovebird pun masih ada bolong-bolong beberapa gantangan. Namun jagoan yang turun umumnya memiliki kualitas di atas rata-rata, sehingga persaingan menjadi seru dan cenderung panas.

Teriakan peserta di sejumlah kelas terkadang berlebihan, bahkan pagar juga sempat roboh, dan peserta merangsek masuk. Saling tunggu relatif bisa diatasi, karena petugas juga cukup tegas dalam menerapkan bendera start.

Samsul Hadi mewakili panitia mengaku lega dengan selesainya even ini. “Cukup berat dan melelahkan, khususnya di penjurian yang memang sangat vital. Kita sudah berusaha terbaik. Protes peserta kadang menggelikan dan berlebihan. Secara materi dan objektif sesungguhnya tak layak, tapi pemiliknya ngotot burungnya kerja maksimal, hebat, sudah biasa juara 1 di mana-mana,” ujar Om Samsul. (Waca)

Hasil Lomba Piala Paku Alam (klik di sini)

Penting: Burung Anda kurang joss dan mudah gembos? Baca dulu yang ini.

BURUNG SEHAT BERANAK PINAK… CARANYA? PASTIKAN BIRD MINERAL DAN BIRD MATURE JADI PENDAMPING MEREKA.

Cara gampang mencari artikel di omkicau.com, klik di sini.