Stop Press Ebod Jaya Cup: Ternyata (penonton) Surabaya bisa diam!

KETIK DI KOLOM BAWAH INI 👇🏿 SOLUSI MASALAH BURUNG YANG PINGIN ANDA CARI…

Lomba Burung Berkicau Ebod Jaya Cup di lapanganYonif 516 / CY (kompleks Kodam Brawijaya), Jalan Kesatria 1 Surabaya, sudah berlangsung sejak pagi tadi, sekitar pukul 09.00. Hingga berita ini diturunkan, panitia sudah menggelar sesi ke-12 dari 26 kelas yang dijadwalkan. Sejauh ini peserta dan penonton tetap tertib. Wah, ternyata Surabaya bisa diam dan tertib, sebagaimana target awal panitia penyelenggara.

Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.

Suasana lomba Ebod Jaya Cup
Penonton dan peserta melihat lomba dengan tenang, tanpa teriak dan tunjuk-tunjuk.

Sebelum even Ebod Jaya Cup benar-benar terlaksana, banyak pihak masih ragu apa benar panitia yang dikomandani Andre Sutanto (penanggungjawab), Jimmy DS (ketua), dan Rudi Menanggal (ketua pelaksana) sanggup mengatur peserta dan penonton agar tidak teriak-teriak selama lomba berlangsung.

Benar nggak sih para peserta bisa meninggalkan budaya saling tunggu saat menggantang burung, terutama di kelas kacer? Tetapi semua keraguan itu sirna.

Hingga sesi ke-12, yaitu Kelas Murai Batu Jatijajar digelar, suasananya benar-benar kondusif. Ya, tak ada teriakan, tak ada budaya saling tunggu. Juga bisa dikatakan belum ada komplain (semoga sampai seluruh rangkaian lomba berakhir).

Suasana lomba Ebod Jaya Cup
Semua penonton dan peserta tetap di belakang pagar pembatas.

Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.

H Ebod, pemilik Ebod Jaya selaku sponsor utama serta pimpinan Ronggolawe, yang hadir dalam kontes ini pun merasa senang dan puas, even dapat berjalan sebagaimana tujuan awal digelarnya Ebod Jaya Cup.

Sejak awal Andre, Jimmy, Rudi, dan kawan-kawan sangat berharap Ebod Jaya Cup bisa menjadi sejarah baru lomba burung berkicau di Jawa Timur baik dari kemasan hadiah, penilaian yang fair, serta ketertiban lomba.

Dalam pengamatan Om Kicau di lapangan sejak pagi hingga siang ini, juri-juri lomba baru masuk setelah lapangan steril dari peserta. Bahkan saat peserta sedang menggantang burungnya, juri juga tak boleh melihat, bahkan mengintip sekalipun.

“Beberapa peserta mendapat bendera hitam karena terlambat menggantang. Ya, peraturan dibuat memang untuk ditegakkan, bukan untuk dilanggar,” kata Andre.

Dapatkan aplikasi Omkicau.com Gratis... Dapatkan Aplikasi Omkicau untuk Android di Google Play Dapatkan Aplikasi Omkicau untuk iPhone di App Store

Memang, wajah-wajah panitia terlihat lelah, tetapi mereka merasa puas dapat menjadi bagian dari upaya menciptakan lomba burung berkicau yang tertib, sportif, dan fairplay.

Wajah Andre, Jimmy, Rudi, WW Angga, Cahyo Matrik, Bambang Dewa, Imron Brekele, bahkan Om Yogi KM yang hadir sebagai pengawas independen, menunjukkan rona kepuasan.

Suasana lomba di kelas cucak hijau
Suasana lomba di kelas cucak hijau. Seluruh area lomba steril dari peserta dan penonton.

“Ini benar benar sejarah. Baru pertama kali di Surabaya ada lomba tanpa teriak. Jujur saja, semula saya dan teman panitia tidak mengira bakal sediam ini. Ternyata bisa! Jadi semuanya tergantung tekad panitia dan konsistensi dalam menegakkan aturan,” ujar Om Jimmy DS. (Waca)

Welcome party peserta Ebod Jaya Cup
Panitia dan wakil peserta Ebod Jaya Cup dalam welcome party, Sabtu (31/5).

 

Update terus berita dan hasil lomba Ebod Jaya Cup di omkicau.com

Penting: Burung Anda kurang joss dan mudah gembos? Baca dulu yang ini.

BURUNG SEHAT BERANAK PINAK… CARANYA? PASTIKAN BIRD MINERAL DAN BIRD MATURE JADI PENDAMPING MEREKA.

Cara gampang mencari artikel di omkicau.com, klik di sini.

2 Comments

  1. Seharusnya Dari dulu memang Begitu…. lomba burung kok pakai teriak pakai teplok tangan…. kalau mau teriak-teriak jadi Pedagang Asongan aja… jangan Dilomba Burung…. Kalau lomba burung podo keplok tangan …. gabur doro wae lek … ojo nang lomba burung … satu lagi Buat Para Juri Jaga sportivitas anda … Jangan mau di beli oleh Uang hanya karena yang punya burung sudah punya nama … burungnya harus Menang … kon gawe Lomba burung dewe wae…. Makasih Om

Komentar ditutup.