Suta, perajin sangkar burung dari Cibeber

KETIK DI KOLOM BAWAH INI 👇🏿 SOLUSI MASALAH BURUNG YANG PINGIN ANDA CARI…

Kegagalan orangtua sebagai perajin sangkar burung tidak membuat Suta trauma. Dia justru bertekat meneruskan bisnis yang sama, sekaligus membayar kegagalan yang dialami ayahnya. Kini usaha Suta berjalan lancar, memiliki 10 karyawan dengan omzet Rp 25 juta / bulan. Usaha ini dikerjakan di rumahnya, Kampung Cibeber RT 07 / RW02, Dusun Kahuripan, Desa Klapanunggal, Kecamatan Cileungsi, Kabupaten Bogor.

Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.

Suta, perajin sangkar burung
Suta menjadi perajin sangkar burung sejak akhir tahun 2004.

Bagi sebagian orang, terutama yang tak suka, dunia hobi burung kicauan dianggap sebagai hobi yang buang-buang uang dan waktu. Tetapi jika kita mau berfikir jernih, banyak aktivitas ekonomi yang ikut bergerak di sini.

Para pemain bisa mendapatkan uang, baik dari hadiah jika menang lomba, atau hasil take-over kalau ada pemain lain yang berminat.

Pada pedagang burung juga ikut kecipratan rezeki, apalagi para penangkar, toko pakan dan aksesoris burung, perajin kerodong, perajin sangkar burung, dan sebagainya.

Om Suta termasuk orang yang ikut kecipratan rezeki dari hobi burung kicauan. Sangkar burung  yang dikerjakan bersama karyawannya bisa menghidupi keluarganya, juga menghidupi keluarga dari para karyawannya.

Suta, perajin sangkar burung

Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.

Namun, diakuinya, tidak mudah untuk mencapai kesuksesan. Dia menjadi saksi betapa orangtuanya bangkrut dalam menjalankan usahanya sebagai perajin sangkar burung.

Pada tahun 1997, ayahnya mendapat bantuan kredit lunak dari PT Holcim, pabrik semen yang punya beberapa wilayah produksi termasuk di kawasan Gunungputri, Bogor.

“Usaha tersebut awal mulanya lancar. Tetapi flu burung yang melanda Indonesia  pada awal dekade 2000-an membuat sejumlah perajin sangkar burung bangkrut, termasuk milik ayah.Sebab tidak ada lagi pesanan dari pedagang dan penggemar burung,” kata Om Suta.

Pada akhir tahun 2004,Om Suta bertekat meneruskan usaha yang pernah dirintis ayahnya. Dia mulai bangkit lagi, dengan menambah beberapa peralatan yang lebih modern, agar proses pengerjaannya lebih rapi.

Dengan ketekunan dan kesabaran, usaha ini akhirnnya bisa berkembang pesat. Saat ini dia memiliki 10 karyawan. Ada 10 model kandang yang didesainnya sendiri, untuk berbagai jenis burung kicauan, mulai dari ukuran kecil, sedang, besar, kandang jebakan, hingga kandang umbaran.

Dapatkan aplikasi Omkicau.com Gratis... Dapatkan Aplikasi Omkicau untuk Android di Google Play Dapatkan Aplikasi Omkicau untuk iPhone di App Store

Suta, perajin sangkar burung
Sangkar burung produksi Suta siap dikirim ke toko burung.

Sejauh ini, produk sangkar buatan Om Suta lebih banyak diserap oleh pasar di sekitar Bogor, Bekasi, dan Sukabumi. “Kapasitas produksi masih terbatas, sehingga belum mampu menjangkau wilayah yang lebih luas,” kata Om Suta, yang omzet bulanannya mencapai Rp 25 juta.

Bahan baku yang digunakan untuk membuat sangkar burung adalah kayu meranti dan jati belanda, yang semuanya merupakan limbah pabrik kayu.

Menurut Om Suta, persaingan antarperajin sangkar burung di Cibeber relatif sehat. Sebab di antara mereka sudah ada aturan tak tertulis. Jika perajin sudah memasok di Toko A, maka perajin lain tidak akan memasuki atau menawarkan produknya.

Suta, perajin sangkar burung
Bahan baku dari kayu meranti dan jati belanda.

“Di Kampung Cibeber ada beberapa perajin sangkar, tetapi tidak terlalu banyak. Ada pula beberapa perajin musiman yang hanya membuat sangkar berdasarkan pesanan. Bahkan di sini juga ada bandar (semacam pengepul besar) yang menampung sangkar-sangkar buatan para perajin,” kata Om Suta.

Kendala yang dialami biasanya terkait dengan musim hujan. Saat musim hujan tiba, produksi sangkar cenderung menurun. Sebab pesanan dari toko-toko burung juga berkurang. Ini disebabkan aktivitas para pemikat pada musim hujan juga berkurang, sehingga stok burung terbatas.

“Saya mencatat, pesanan sangkar burung selalu menurun sejak Januari hingga April. Kemudian mulai normal lagi mulai Mei hingga Desember,” ujarnya.

Kendala lainnya adalah harga bahan baku yang terus naik. Padahal dia sendiri hanya bisa menaikkan harga barang sekitar Rp 2.000 – Rp 3.000 per item paling cepat setahun sekali. Sulit menaikkan harga sangkar terlalu sering dan terlalu tinggi, karena konsumen akan mencari produk yang lebih murah.

Bagi sobat kicaumania yang punya toko aksesoris burung, atau ingin mencoba bisnis sangkar burung, silakan kontak Om Suta dengan alamat dan nomor telepon di bawah ini. (Neolithikum)

Om Suta / Perajin Sangkar Burung Cibeber

Alamat: Kampung Cibeber RT 07 /RW 02, Dusun Kahuripan, Desa Klapanunggal, Kecamatan Cileungsi, Kabupaten Bogor.

Kontak: 0878 7070 5251

Semoga bermanfaat.

Penting: Burung Anda kurang joss dan mudah gembos? Baca dulu yang ini.

BURUNG SEHAT BERANAK PINAK… CARANYA? PASTIKAN BIRD MINERAL DAN BIRD MATURE JADI PENDAMPING MEREKA.

Cara gampang mencari artikel di omkicau.com, klik di sini.