Halo burung poksay kuda! Anda ada di mana?

KETIK DI KOLOM BAWAH INI 👇🏿 SOLUSI MASALAH BURUNG YANG PINGIN ANDA CARI…

Burung-burung dari kelompok poksay memiliki suara kicauan yang sangat kencang. Kelompok ini terdiri atas beberapa spesies yang tersebar di hutan-hutan tropis Asia. Sebagian di antaranya popular sebagai burung piaraan, seperti poksay hongkong, poksay mandarin, dan poksay jambul. Bagaimana dengan burung poksay kuda (Garrulax rufifrons) yang merupakan spesies endemik di Jawa? Keberadaan spesies ini makin jarang ditemukan.

Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.

Burung poksay kuda di Gunung Gede, Jawa Barat
Burung poksay kuda di Gunung Gede, Jawa Barat

Poksay kuda / rufous-fronted laughingthrush adalah spesies burung dari keluarga Timaliidae. Sebagai burung endemik, poksay kuda mendiami wilayah-wilayah hutan pada gunung-gunung di Jawa. Pakan utamanya berupa buah-buahan, meski menyukai pula serangga.

Burung poksay kuda terdiri atas dua subspesies / ras, yaitu:

  • Garrulax rufifrons rufifrons, yang tersebar di wilayah barat Pulau Jawa.
  • Garrulax rufifrons slamatensis, yang tersebar di wilayah tengah Pulau Jawa, khususnya Gunung Slamet yang berada di antara Kabupaten Purbalingga, Banyumas, Pemalang, Tegal, dan Brebes.

Dibandingkan dengan burung poksay genting / poksay mandarin (Garrulax mitratus) yang banyak dijual di pasar-pasar burung, poksay kuda memiliki tubuh lebih besar dengan warna bulu bagian atas cokelat zaitun dan tubuh bagian bawah cokelat kekuningan. Dahi dan dagunya merah, dengan pipi abu-abu, serta tenggorokan terlihat pucat.

Burung ini biasanya ditemukan dalam kelompok kecil di hutan-hutan pada kaki gunung. Mereka terkadang mencari pakan berupa serangga di atas pohon paling tinggi. Sering juga terlihat membaur bersama kelompok burung lainnya, terutama saat mencari pakan.

Di habitatnya, poksay kuda berbiak pada bulan Mei hingga Juni dan September. Mereka membangun sarang berbentuk mangkuk kecil, pada percabangan pohon yang tidak jauh dari permukaan tanah.

Wilayah persebaran yang terbatas, kerusakan habitat, dan maraknya alihfungsi hutan membuat keberadaan burung ini makin terancam, sehingga makin sulit ditemukan.

Poksay kuda termasuk salah satu jenis burung yang paling sulit dijumpai di pasar burung. Selain jarang ditemukan di habitat aslinya, poksay kuda juga termasuk satwa dilindungi karena statusnya Hampir Terancam (NT). Bahkan sejak tahun 2013, BirdLife International menaikkan statusnya menjadi Terancam Punah (EN).

Dapatkan aplikasi Omkicau.com Gratis... Dapatkan Aplikasi Omkicau untuk Android di Google Play Dapatkan Aplikasi Omkicau untuk iPhone di App Store

Diperlukan upaya penangkaran untuk melestarikan burung poksay kuda
Diperlukan upaya penangkaran untuk melestarikan burung poksay kuda

Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.

Beberapa upaya mengembalikan populasi poksay kuda sudah sering dilakukan. Pada tahun 2012, lembaga konservasi yang berada di Sukabumi, yaitu Cikananga Wildlife Center, pernah menangkar burung poksay kuda yang didapatkan dari seorang penghobi burung di Jakarta dan Bogor.

Sebelumnya, Cikananga Wildlife Center juga pernah melepasliarkan puluhan ekor jalak putih yang juga burung endemik di Pulau Jawa.

POksay kuda
Burung endemik yang harus dijaga dan dilestarikan

Setelah membaca artikel ini, semoga sobat kicaumania tidak pernah tertarik membeli atau memelihara burung poksay kuda, kecuali untuk tujuan penangkaran dan atas seizin Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) di masing-masing provinsi.

Semoga dengan pengendalian diri, kita semua bisa ikut memberi kontribusi atas kelestarian plasma nutfah asli negeri ini, agar kelak tidak muncul pertanyaan, “Helo poksay kuda! Anda ada di mana?”.

Bagi yang penasaran dengan suara kicauan burung poksay kuda, silakan dengar audio berikut ini:

Suara burung poksay kuda variasi 1 | DOWNLOAD

Penting: Burung Anda kurang joss dan mudah gembos? Baca dulu yang ini.

BURUNG SEHAT BERANAK PINAK… CARANYA? PASTIKAN BIRD MINERAL DAN BIRD MATURE JADI PENDAMPING MEREKA.

Cara gampang mencari artikel di omkicau.com, klik di sini.

1 Comment

Komentar ditutup.