Kalau burung-burung koleksi M Khadafi, H Fitri BKS, Drs Suprojo WS, atau Ming Basket juara di even akbar seperti Piala Raja 2014, itu bukan berita besar. Wong mereka belinya juga sudah mahal, hasil seleksi terbaik di antara gaco-gaco berkualitas. Tetapi menjadi luar biasa ketika yang menang burung tak terkenal, dan itu terjadi di Piala Raja.
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
Dalam Piala Raja maupun even besar lainnya, sebenarnya beberapa pemain sudah bisa memprediksi kemungkinan jagoannya bisa nampil atau tidak, bahkan bisa menang atau tidak. Prediksi tidak selalu tepat, apalagi yang diprediksi makhluk bernyawa yang memiliki berbagai variabel ketika bertarung di lapangan.
Tapi beberapa pemain memiliki feeling yang tepat, karena dia sudah memahami benar sifat atau karakter gacoannya. M Khadafi misalnya, jauh-jauh hari sudah menegaskan kesiapan kacer Rincong Aceh di Piala Raja 2014, termasuk menghadapi dua lawan beratnya: Adipati dan Hipnotis.
( baca juga: Rincong Aceh siap hadapi Adipati dan Hipnotis di Piala Raja )
Rincong Aceh akhirnya meraih prestasi paling spektakular di antara seluruh peserta Piala Raja 2014, yaitu menjuarai empat kelas sekaligus. Turun empat kali dan semuanya juara pertama. Begitu pula prediksinya soal Yasmin, cucak jenggot koleksinya, yang memborong dua gelar juara 1.
Bahkan prestasi kacer Adipati yang tidak seperti biasanya pun sudah diprediksi pemiliknya, Mr Deko (Samarinda). Prediksi ini bersumber dari logika sederhana, Om Deko sudah terlanjur pesan tiket dan Adipati kebetulan belum tuntas / sempurna mabungnya.
Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.
Wajar jika kondisinya belum top form. Waktu Presiden Cup III pun bulu Adipati sudah jatuh beberapa helai, kemudian mabung dan belum tuntas sampai Piala Raja.
“Sudah terlanjur pesan tiket, sayang sekali kalau sampai melewatkan even akbar seperti Piala Raja. Setelah kita lihat masih turun, meski tidak mungkin maksimal seperti biasanya, ya kita turunkan saja. Jadi kalau banyak yang bilang kok penampilan Adipati berbeda dari biasanya, ya memang kondisinya seperti itu,” kata Om Deko.
Tetapi keputusan menurunkan Adipati juga tak sia-sia. Dalam kondisi seperti itu saja, Adipati masih mampu menjuarai Kelas Pariwisata A, unggul atas Himalaya milik Hari Sampurna, Panser (Darwin Delta Lampung), President (H Fitri BKS), dan Panglima Sumatera (H Rico).
Selain sekali juara 1, Adipati juga masih moncer di tiga sesi lainnya, masing-masing juara 3, 4, dan 5. Jika bukan burung berkualitas, tentu sulit bisa masuk lima besar dalam kondisi mabung yang belum tuntas.
Kejutan terjadi ketika Solo Berrick yang sudah lama sekali tak muncul di lapangan. Saat turun di Kelas Sekar Kedaton A, burung ini tampil sebagai juara 1.
Kelas kacer memang didominasi Raden Intan SF Lampung, di mana Om Dafi juga bergabung. Selain Rincong Aceh, mereka pun menurunkan kacer Bangka milik Achonk MDR yang menjuarai Kelas Sekar Kedaton.
Selain Solo Berrick dan Adipati, gaco di luar Raden Intan SF yang moncer adalah kacer Tora. Burung milik Yusuf Putra IMI dari KMP Pati ini menjuarai Kelas Kacer Ring Bintang PBI.
Kejutan di kelas murai batu
Kalau kelas kacer nyaris tidak ada kejutan, lain halnya kelas murai batu. Sedikitnya ada dua jagoan yang sebelumnya tidak terkenal, bahkan ada yang menyebutnya dari Negeri Antah Berantah, tetapi faktanya mereka bisa menang.
Ya, dalam sistem lomba yang menganut azas fairplay, burung-burung tak terkenal pun berhak juara, kalau performa suara dan gayanya memang terbaik dibandingkan dengan musuh-musuhnya. Hal ini sekaligus mengkonfirmasi keraguan sebagian kicaumania yang tak mau melombakan gaconya hanya karena membuat generalisasi bahwa semua lomba burung penuh kongkalikong.
Dua murai yang layak dibahas di sini adalah Kodham milik Nardi-Adji (Jogja), serta Sadewa Raja milik Hakim Arif (Muntilan). Percaya nggak percaya, murai batu Khodam bisa meraih double winner, yaitu juara di Kelas Prameswati dan Sekar Kedaton A.
Adapun Sadewa Raja tampil sebagai juara 1 Kelas Sekar Kedaton C. Murai batu Bella-Tor kepunyaan Mr Yono Plaza (Plaza Semarang) yang lebih sering moncer di berbagai even pun harus puas di urutan kedua.
Kemenangan Khodam dan Sadewa Raja jelas membalikkan prediksi sejumlah pemain dan pengamat. Pasalnya, sebagian di antara mereka sudah termakan mindset jika juaranya pasti bakal itu-itu saja.
Khodam menyisihkan The King milik H Fitri BKS yang sebelumnya meraih double winner dalam KMB Cup 2 di Semarang, 10 Agustus lalu.
Bahkan di Kelas Sekar Kedaton A, Khodam menyisihkan nama besar Kiamat milik H Sona (Lampung), juara Piala Raja 2013. Murai batu KK I milik Bang Boy yang secara materi besar kemungkinan ada di atasnya pun harus puas di urutan ketujuh.
Di luar Khodam dan Sadewa Raja, murai batu Tarantula milik Paul Oppo (Jepara) juga tampil apik, meski sejauh ini masih “setia” menempati posisi kedua, sebagaimana dalam even Pakde Karwo Cup III di Surabaya (2013) dan KMB Cup 2 di Semarang.
Kenari-kenari “ndeso” dari Klaten juga bisa mencuri prestasi di Piala Raja. Ada Iwak Peyek milik Joko Billion / Kelik Jenggot, New Raja Petir milik Ndaru Prakoso, dan Jupiter milik Aziz Erdeve.
Wahyu 8055 Semarang juga meraih runner up melalui kenari Oscar. Tj Batik Pekalongan membawa jago Liontin, atau Danang Sragen yang membawa Safa.
Adapun Likin Solusindo menurunkan jagoan lawasnya, Raja Melody, dan meraih posisi pertama di Kelas Sekar Kedaton A.
Yogi Naga Hitam SF Jakarta membawa rombongan dengan bus yang terdiri atas 20 kru. Tim ini bisa membawa pulang trofi juara 1 di Kelas Prameswari A melalui andalannya, kenari Mahadewi. Jagoan lain tetap masuk daftar peringkat, meski tidak di posisi pertama.
Semua (7) kelas lovebird full
Kelas Love Bird bisa dikatakan paling ramai. Semua (7) kelas full. Banyak orang bingung mencari tiket cancelan, karena sudah tidak ada lagi. Kelas lain, seperti kacer dan murai batu, masih ada 1 – 2 tiket cancelan.
Burung-burung koleksi H Fitri BKS Samarinda memang mendominasi kelas di sini. Tapi ada pula gaco yang tampil apik dan memberi kejutan karena sebelumnya tak dikenal publik Misalnya lovebird City milik Zamhudi dari Anchor BC Batam yang meraih double winner.
Sejumlah gaco dari Solo yang dikenal gudangnya lovebird jawara, juga masih bisa menjaga reputasi. Rose milik Eko LMS juara 1 di Kelas Sekar Kedaton B.
Dumillah milik Adi-Unyiet, New JJ milik Andi GBU, dan Sri Ratu milik Itok LB Shop, masing-masing menjadi juara 2, 3, dan 4 Kelas Sekar Kedaton A, di bawah AB (Ical) milik Fitri BKS.
Penampilan cendet Ali Topan milik Hadi CNI bisa dikatakan sangat stabil. Setelah nyeri di KMB Cup 2 Semarang, Ali Topan empat kali tampil di Piala Raja 2014. Hasilnya sekali juara 1 dan tiga kali juara 2.
Cendet Slank milik Rudy Sitaurus (Cilegon) yang dikawal Dicko Jogja menjuarai salah satu sesi. Pekan lalum burung ini meraih double winner dalam even Gubernur Cup Jawa Tengah di Semarang.
Kelas anis merah juga ramai. Paling-paling hanya kosong 1-2 gantangan, itu pun karena pemilik tiket tidak datang karena berbagai alasan.
Matrik milik H Taufik (Jombang) menjadi bintang lapangan dengan menjuarai dua kelas, termasuk di kelas utama Maharaja.
Suprojo WS membawa pulang trofi juara 1 melalui tledekan Mayoret, kendati dalam lomba diatasnamakan salah seorang anaknya, dokter Jori Andita. (Waca)
GALERI GAMBAR PIALA RAJA (klik di sini)
HASIL LENGKAP PIALA RAJA 2014 – UPDATE
KELAS: Murai Batu | Kacer | Anis Merah | Cucak Hijau | Lovebird | Kenari | Cendet | Kelas Lain
Penting: Burung Anda kurang joss dan mudah gembos? Baca dulu yang ini.