Mengatasi burung jalak yang kurang aktif dan malas bunyi

KETIK DI KOLOM BAWAH INI 👇🏿 SOLUSI MASALAH BURUNG YANG PINGIN ANDA CARI…

Burung jalak terdiri atas puluhan spesies dari keluarga Sturnidae. Di Indonesia terdapat 26 jenis burung jalak, yang paling popular antara lain jalak suren, jalak bali, jalak putih, dan jalak kerbau / jalak kebo. Sebagian besar memiliki suara receh atau ramai bunyinya, lantang, dan mudah meniru suara burung lainnya. Karena alasan itulah banyak orang tertarik memeliharanya. 

Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.

Mengatasi burung jalak yang kurang aktif dan malas berbunyi
Mengatasi burung jalak yang kurang aktif dan malas berbunyi

Jalak yang dalam literatur perburungan biasa disebut starling biasa hidup berkelompok atau koloni. Sifatnya sangat aktif atau lincah, sehingga banyak digemari kicaumania di sejumlah negara.

Jalak dikenal sebagai burung cerewet dan tidak mau diam. Sebagian orang menganggap jalak termasuk burung yang mudah gacor, apalagi jika dirawat sejak trotolan.  Selain itu, beberapa jenis jalak memiliki kemampuan meniru suara / ucapan manusia.

Maaf menyela, kalau burung Anda kondisi ngoss terus dan pengin jadi joss, gunakan TestoBirdBooster (TBB), produk spesial Om Kicau untuk menjadikan burung ngoss jadi joss...

( baca juga Enam spesies burung jalak yang bisa dilatih bicara )

Jika Anda memiliki burung jalak yang malas berbunyi, kurang rajin berkicau, atau kurang aktif, pasti terjadi sesuatu padanya. Sebab itu bukanlah sifat atau karekter jalak yang sebenarnya.

Bagaimana mengatasi burung jalak yang kurang aktif dan malas bunyi. Tentu saja harus kita periksa dulu apa penyebabnya, sehingga bisa dilakukan penanganan secara tepat dan akurat.

Secara umum, ada beberapa penyebab sehingga jalak yang seharusnya ramai bunyi kok mendadak kurang aktif dan malas bunyi. Berikut ini beberapa faktor penyebabnya:

  • Burung sedang atau mau mabung
  • Burung mengalami stres atau trauma
  • Burung kekurangan gizi
  • Burung terinfeksi tungau atau kutu
  • Burung terserang penyakit, khususnya oleh agen bakteri dan virus

Untuk mengatasi masalah burung jalak yang kurang aktif dan malas berbunyi tersebut, perlu diketahui dahulu apa yang menjadi penyebabnya, setelah itu baru mengambil tindakan yang diperlukan.

1. Burung sedang atau mau mabung

Jalak yang sedang mabung umumnya menjadi kurang aktif dan malas berkicau. Hal ini merupakan kekhasan yang selalu dijumpai pada sebagian besar burung berkicau ketika sedang mabung. Energi dan protein yang diperolehnya dari makanan dihabiskan untuk proses perontokan bulu, yang dilanjut dengan proses penumbuhan bulu baru.

Karena itu, burung jalak yang sedang mabung harus mendapat perawatan intensif. Biarkan burung beristirahat dari segala aktivitasnya, termasuk berkicau, sampai masa mabungnya rampung. Perawatan ini harus dimulai sejak masa menjelang mabung (mau mabung).

Untuk kasus jalak yang malas bunyi atau kurang aktif karena mau atau sedang mabung, Anda tetap tenang-tenang saja, karena semua jenis burung pasti akan mengalami proses alamiah seperti ini.

Untuk proses mabung sempurna, Anda bisa memberinya BirdMolt-Pre sejak awal rontok bulu hingga seluruh bulu ambrol, dilanjutkan dengan pemberian BirdMolt-Post sejak tumbuhnya bulu-bulu jarum hingga masa mabungnya selesai. Bulu-bulu baru akan terlihat lebih lengkap, rapi, sehat, dan burung segera pulih dan rajin berkicau lagi.

2. Burung mengalami stres atau trauma

Dalam beberapa kasus, burung jalak yang sudah jinak pun akan berubah giras ketika mengalami trauma. Misalnya sangkar terjatuh, terganggu oleh kehadiran hewan lain seperti kucing atau musang. Selain itu, bisa juga disebabkan kondisi burung yang masih bakalan atau hasil tangkapan hutan.

Untuk mengatasinya, simpan burung di tempat tenang selama beberapa hari dan jangan diganggu dulu, termasuk jangan sampai lokasinya didekati kucing dan tikus. Interaksi hanya dilakukan ketika pemilik / perawat memberikan pakan, mengganti air minum, atau membersihkan sangkar.

Di ruangan yang tenang, perdengarkan audio suara alam atau terapi suara alam, misalnya suara air mengalir, suara angin, dan sejenisnya yang bisa diunduh di omkicau.com. Terapi ini mulai menunjukkan tanda-tanda keberhasilan ketika jalak yang semula membisu sudah mulai mengeluarkan suara kicauannya.

3. Burung kekurangan gizi

Jalak merupakan burung pemakan segalanya (omnivora) dan cenderung rakus. Artinya, kita pun mestinya memberi pakan bervariasi, kombinasi antara pakan hewani dan nabati. Ketika kita memberikan pakan yang itu-itu saja, jalak seperti “memberontak” yang termanifestasi dalam bentuk malas berkicau.

Dapatkan aplikasi Omkicau.com Gratis... Dapatkan Aplikasi Omkicau untuk Android di Google Play Dapatkan Aplikasi Omkicau untuk iPhone di App Store

Pakan yang hanya itu-itu saja, misalnya hanya diberi voer tanpa pakan tambahan lain seperti buah atau serangga, juga berpotensi menimbulkan ketidakseimbangan nutrisi yang berimbas pada intensitas kicauannya.

Secara umum, kekurangan gizi pada burung jalak bisa dilihat dari penampilannya. Misalnya bulu-bulunya kasar dan mudah rusak, tubuhnya cenderung kurus, sorot matanya sayu (tidak bersinar), dan tidak rajin berkicau.

Untuk mengatasinya, berikan full EF (extra fooding) selama beberapa hari atau minggu, berupa buah dan serangga. Buah-buahan diberikan secara bervariasi, seperti pepaya, semangka, apel, dan pisang. Adapun serangga terdiri atas jangkrik, belalang, ulat hongkong, atau kroto.

Untuk mempercepat proses perbaikan gizi, Om Kicau menyarankan penggunaan BirdFine, yang efektif mengatasi burung-burung bertubuh kurus, pucat, tidak gacor, sakit-sakitan, kurang nafsu makan, sering mengantuk maupun nyekukruk.

4. Burung terinfeksi tungau atau kutu

Karena kebiasaan hidupnya yang jorok, baik saat menyantap pakan maupun buang kotoran / feses, tidak heran jika burung jalak lebih berpotensi terinfeksi parasit seperti tungau dan kutu.

Burung jenis apapun jika terinfeksi tungau dan kutu pada bulu dan kulitnya cenderung malas berbunyi. Mendeteksi jalak yang terinfeksi kutu bisa dilihat dari perilakunya yang gelisah, selalu bergerak-gerak karena rasa gatal bahkan seperti terbakar pada kulit dan bulu-bulunya akibat serangan kutu dan tungau. Jika kondisinya makin parah, jalak pun enggan berkicau lagi.

Untuk mencegah agar kutu dan tungau tidak masuk ke sangkar, juga tidak menempel pada bulu dan kulit burung, adalah rajin membersihkan sangkar dan rutin memandikan burung.

Tindakan kuratif (pengobatan) bisa dilakukan dengan menggunakan FreshAves. Ambil 5 gram serbuk desinfektan produk Om Kicau ini, kemudian larutkan ke dalam 1 liter air bersih. Semprotkan ke seluruh tubuh burung sampai basah kuyup. Produk ini aman untuk burung dan manusia.

Larutan FreshAves juga bisa digunakan untuk menyemprot seluruh bagian kandang / sangkar. Berbagai bentuk parasit seperti kutu, tungau, dan cacing pun akan binasa.

Jika burung dan kandang sudah terbebas dari kutu dan tungau, maka dalam beberapa hari kemudian burung akan kembali rajin berkicau seperti biasanya.

5. Burung terserang penyakit, khususnya oleh agen bakteri dan virus

Agen penyakit itu bermacam-macam, misalnya parasit, jamur, bakteri, dan virus. Semuanya bisa menjadi sumber penyakit, baik pada manusia, tanaman, dan hewan termasuk burung.

Setiap jenis agen penyakit, misalnya virus, bisa memunculkan puluhan jenis penyakit, dengan target yang berbeda pula seperti saluran pernafasan, organ pencernaan, organ reproduksi, dan seterusnya.

Karena terlalu banyaknya jenis penyakit, dan tidak mungkin dijelaskan seluruhnya dalam ruang terbatas ini, silakan dipelajari jenis-jenis penyakit yang pernah dijelaskan Om Kicau dalam tautan di bawah ini:

( lihat Peta Penyakit Burung )

Hampir semua penyakit yang disebabkan virus dan bakteri mempunyai dampak langsung terhadap kualitas serta intensitas kicauan burung. Yang terpenting bukan bagaimana mengobati, tetapi bagaimana kita mencegahnya agar burung selalu dalam kondisi fit.

Cara yang paling efektif untuk mencegah burung sakit adalah melakukan perawatan secara konsisten, terutama soal kecukupan pakan, menjaga kebersihan pakan dan air minum, rajin membersihkan kandang, dan secara berkala rajin memberikan multivitamin seperti BirdVit, 2-3 kali seminggu.

Burung-burung yang rutin diberi multivitamin relatif memiliki tingkat kekebalan lebih tinggi daripada burung yang jarang diberi multivitamin. Ketika daerah di sekitar kandang / sangkar muncul agen penyakit, burung mempunyai daya kekebalan tersendiri untuk menangkalnya.

Penyakit yang disebabkan virus memang sulit ditangkal. Tapi ketika burung dalam kondisi fit, maka agen penyakit dari jenis virus masih bisa diatasi oleh daya imun burung yang terbina karena rutin diberi multivitamin.

Itulah beberapa hal yang perlu diketahui dalam perawatan burung jalak, terutama ketika burung cenderung kurang aktif dan kurang rajin berbunyi seperti biasanya.

Penting: Burung Anda kurang joss dan mudah gembos? Baca dulu yang ini.

BURUNG SEHAT BERANAK PINAK… CARANYA? PASTIKAN BIRD MINERAL DAN BIRD MATURE JADI PENDAMPING MEREKA.

Cara gampang mencari artikel di omkicau.com, klik di sini.

2 Comments

Komentar ditutup.