Pakem penilaian cendet versi Om Fadjar Bali
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
Mr Fadjar Soebagio, atau kerap disapa Mr Fadjar Bali, saat ini menjabat ketua Pelestari Burung Indonesia (PBI) Pengda Bali. Selain sebagai pegiat PBI, beliau juga aktif sebagai pemain lapangan.
Om Fadjar memiliki sejumlah cendet jawara, antara lain Peter Pan, New Peter Pan, dan Sirag Sarek. Dua cendet yang disebut pertama kerap menjuarai even nasional.
Maaf menyela, kalau burung Anda kondisi ngoss terus dan pengin jadi joss, gunakan TestoBirdBooster (TBB), produk spesial Om Kicau untuk menjadikan burung ngoss jadi joss...
Belum lama ini, Om Gunawan Santoso melakukan wawancara terhadap Om Fadjar Bali soal pakem penilaian cendet, khususnya di lingkungan PBI.
Menurut Om Fadjar, garis besar penilaian PBI untuk semua jenis burung sebenarnya hampir sama, yaitu fokus pada irama lagu dan durasi. Hal ini juga berlaku pada penilaian burung cendet.
Seperti diketahui, kolom penilaian terdiri atas tiga aspek, yaitu irama lagu, volume, dan fisik. Dalam praktiknya, hanya dibedakan pada irama lagu. Volume dan fisik tetap dipantau, namun diakumulasi dengan irama lagu.
Untuk durasi, PBI sudah punya patokan, di mana burung yang kinerjanya 80% bisa juara / koncer, disesuaikan dengan kondisi dan jenis burungnya.
Om Fadjar kemudian memberi contoh. Cendet A punya irama yang bagus, mampu membawakan irama “do-re-mi-fa-sol-la-si-do” secara apik, dengan nada-nada tinggi, serta tonjolan-tonjolan yang bagus. Cendet yang bisa memenuhi kriteria seperti ini tentu lebih dipertimbangkan daripada yang lain, termasuk cendet yang lebih unggul pada segi volume dan fisiknya.
Kalau ada cendet yang sesekali munting atau loncat-loncat, namun masih 80 % kerja, ya tetap layak juara. Hal ini juga berlaku pada jenis burung lainnya seperti kacer dan anis merah. Jika kacer mbagong pada awal lomba, dan hanya sekali, selanjutnya terus kerja sampai akhir penilaian, tetap layak juara.
Om Gunawan Santoso kemudian memberondong pertanyaan-pertanyaan kritis. Intinya, ada dua cendet yang kerja atau durasinya berimbang, namun dengan tipikal berbeda:
- Cendet A nembak terus, tapi lagu rollnya nggak ciamik.
- Cendet B speed rapat, tapi minim tembakan.
- Kedua burung punya volume roll yang seimbang, dan sama-sama nagen.
- Nah, juri akan pilih cendet A atau cendet B?
Om Fadjar menjawab, dalam even di lingkungan PBI, tonjolan dianggap nilai plus, asalkan memiliki irama lagu yang bagus. Meski lagunya bagus, tapi kalau nembak lari ya nggak masuk hitungan. Demikian pula cendet yang hanya nembak saja, nggak ada rollnya, juga nggak masuk hitungan.
Apabila speed saja dan kerjanya nancep, tapi kurang tembakan, maka nilai pada irama lagunya juga dianggap kurang. Melalui pemahaman ini, maka cendet B masih lebih unggul daripada cendet A.
Cendet yang buka sayap (mbayek) di dasar sangkar (melantai) juga bisa mengurangi nilainya, kendati irama lagu, durasi, dan volumenya maksimal. Sebab pada dasarnya cendet tidak boleh mbayek atau melantai, apalagi kalau sampai terlihat juri.
Cendet yang sering mbayek dan melantai sulit sekali mendapatkan koncer C, apalagi koncer A dan B. Tapi harus dibedakan, ada cendet dengan karakter suka menggetar-getarkan sayapnya (main sayap). Kalau tidak berada di dasar sangkar, itu bisa dikategorikan bukan mbayek atau noet.
Lihat juga pakem penilaian cendet versi lainnya:
Mr Fadjar Bali | Om Yogi Silobur KM | Om Firman BnR | Om Galang Ade
Penting: Burung Anda kurang joss dan mudah gembos? Baca dulu yang ini.
pen quran seneng nihat-lihat perlobaan gini, seru