Tips Om Sutoto GRD: Mengatasi induk cucakrawa yang sering buang telur

KETIK DI KOLOM BAWAH INI 👇🏿 SOLUSI MASALAH BURUNG YANG PINGIN ANDA CARI…

Garhindha (GRD) Bird Farm Balikpapan termasuk salah satu penangkaran burung cucakrawa terbesar di Indonesia. Bird farm ini milik Om Sutoto GRD, salah seorang pengguna produk-produk Om Kicau. Dia kerap berbagi ilmu, baik melalui website cucakrawagrd.com maupun update status di facebook.

Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.

Kali ini omkicau.com ingin berbagi tips dari beliau, dengan topik mengatasi induk burung cucakrawa yang sering buang telur. Hal ini bisa dilakukan oleh induk betina maupun induk jantan.

Penangkaran cucakrowo
Kandang ternak burung cucakrawa.

Dalam tips ini, kita fokus ke perilaku induk jantan yang sering buang telur, bahkan sering juga buang anakan / piyik yang barusan menetas. Induk jantan seperti ini memang bukan bapak yang baik, he… he… Kalau terus dibiarkan, tentu membuat produksi terhambat.

Penyebab induk jantan sering buang telur dan anakan memang bervariasi, terutama lantaran induk merasa kurang nyaman di dalam kandang ternak. Hal ini akibat burung merasa terancam oleh hewan predator di sekitarnya, seperti tikus dan kucing. Bisa juga karena tabiat burung itu secara bawaan.

Faktor yang lainnya adalah banyak kutu / tungau di tempat sarangnya, atau suasana dalam kandang ternak terasa pengap dan panas.

Hanya saja, dua faktor yang disebut terakhir ini tentu juga berdampak pada induk betina. Karena itu, dua faktor yang disebut pertama lebih dominan sebagai penyebab induk jantan sering buang telur / anakan.

Bagaimana cara mengatasinya, sehingga usaha penangkaran cucakrawa yang Anda kelola tetap rajin berproduksi? Berikut ini solusi yang ditawarkan Om Sutoto GRD berdasarkan pengalamannya di GRD BF Balikpapan selama ini.

Om Sutoto GRD
Om Sutoto, pemilik penangkaran cucakrawa GRD BF Balikpapan.

Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.

Menurut Om Sutoto, solusi yang bisa dilakukan adalah mengambil telur-telur yang dihasilkan, lantas ditetaskan dalam inkubator / mesin tetas. Bisa juga menitipkan telur itu pada induk lain yang sedang melakukan pengeraman (seperti menitipkan telur itik pada induk mentok yang sedang mengeram).

Apapun cara yang dipilih, ada tugas lanjutan yang mesti dilakukan, yakni mengambil telur di kandang ternak di mana induk jantan sering buang telur / buang anakan, serta mengambil induk jantan yang diketahui memiliki tabiat buruk tersebut.

Dapatkan aplikasi Omkicau.com Gratis... Dapatkan Aplikasi Omkicau untuk Android di Google Play Dapatkan Aplikasi Omkicau untuk iPhone di App Store

Apabila pengambilan telur dilakukan sejak telur pertama, tunggulah sampai induk betina keluar dari sarangnya. Setelah itu, telur diambil dan diganti dengan telur palsu (egg dummy). Kalau tidak punya telur palsu, Anda bisa menggunakan telur kosong / infertil dari induk betina lainnya.

Silakan lihat videonya berikut ini, yang direkam Om Sutoto GRD beberapa waktu lalu:

Cara seperti ini bisa dilakukan untuk telur kedua, ketiga, dan seterusnya. Yang penting, telur palsu ini sebelumnya sudah diberi tanda (misalnya centang), untuk membedakannya dari telur asli yang baru dikeluarkan dari kloaka induk betina.

Telur-telur asli yang sudah diambil inilah yang bisa ditetaskan dengan menggunakan mesin penetas, atau dititipkan kepada induk betina lainnya. Dengan demikian, induk jantan yang nakal tetap kumpul dengan betinanya. Kalau pun dia nanti membuang telur, Anda tak perlu cemas, karena yang dibuang adalah egg dummy dan / atau telur infertil.

Induk betina cucakrawa
Induk betina cucakrawa sedang mengerami telurnya.

Bagi penangkar / breeder pemula, cara di atas mungkin agak merepotkan. Apalagi tidak semua kios / toko burung menjual egg dummy, atau Anda tidak berkesempatan melakukan peneropongan telur / egg candling untuk memastikan apakah telur fertil atau infertil.

Nah, Anda masih bisa melakukan opsi kedua, yakni mengambil induk jantan yang bertabiat buruk itu. “Proses pengambilan induk jantan saat induk betina sedang mengerami telurnya terutama pada hari kesepuluh atau lebih,” ujar Om Sutoto.

Mengapa harus pada hari ke-10 atau lebih? Mengapa induk jantan tidak ditangkap saat induk betina mengeluarkan telur pertamanya?

“Sebab cucakrawa pada minggu pertama pengeraman masih melakukan proses kawin. Jika si jantan ditangkap saat betina nelur pertama, biasanya telur kedua atau ketiga dan seterusnya tidak menetas kerena infertil,” jelas Om Sutoto.

Dengan cara seperti ini, maka semua telur yang dihasilkan kemungkinan besar sudah dibuahi sperma pejantan, sehingga berpeluang menetas menjadi anakan cucakrawa. Induk jantan tidak mengganggu lagi, karena untuk sementara sudah dipindah ke kandang lain.

Semoga bermanfaat.

Penting: Burung Anda kurang joss dan mudah gembos? Baca dulu yang ini.

BURUNG SEHAT BERANAK PINAK… CARANYA? PASTIKAN BIRD MINERAL DAN BIRD MATURE JADI PENDAMPING MEREKA.

Cara gampang mencari artikel di omkicau.com, klik di sini.