Beberapa fakta menarik seputar ulat hongkong / mealworm

KETIK DI KOLOM BAWAH INI 👇🏿 SOLUSI MASALAH BURUNG YANG PINGIN ANDA CARI…

Ulat hongkong merupakan salah satu pakan tambahan / extra fooding (EF) yang digunakan para kicaumania untuk burung piaraannya. Jenis ulat ini memiliki kandungan protein tinggi, dan dipercaya mampu membuat burung makin rajin berbunyi. Tapi banyak pula kicaumania yang menganggap ulat hongkong bisa membuat bulu cepat rontok dan mata “meletus”, apalagi jika diberikan secara berlebihan. Selain itu, masih ada beberapa fakta menarik seputar ulat hongkong / mealworm yang perlu kita ketahui. Yuk kita simak.

Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.

Fakta menarik seputar ulat hongkong
Beberapa fakta menarik seputar ulat hongkong   | Foto:  Stephan Zabel E+ Getty Images

Ulat hongkong sebenarnya merupakan larva dari kumbang yang bernama latin Tenebrio molitor, yaitu serangga yang kerap menjadi hama pertanian. Siklus hidup serangga ini terdiri atas empat tahapan: telur, larva, kepompong, dan serangga dewasa.

Adapun pemberian nama ulat hongkong / mealworm digunakan ketika serangga ini masih dalam bentuk larva, dan kerap dimanfaatkan sebagai pakan hewan peliharaan seperti reptil, amfibi, dan burung.

Maaf menyela, kalau burung Anda kondisi ngoss terus dan pengin jadi joss, gunakan TestoBirdBooster (TBB), produk spesial Om Kicau untuk menjadikan burung ngoss jadi joss...

Berikut ini beberapa fakta menarik seputar ulat hongkong:

Dapatkan aplikasi Omkicau.com Gratis... Dapatkan Aplikasi Omkicau untuk Android di Google Play Dapatkan Aplikasi Omkicau untuk iPhone di App Store

  • Ulat hongkong dapat ditemukan di toko pakan burung dan hewan peliharaan; umumnya dijual dalam bentuk hidup, kering, dan tepung.
  • Ulat hongkong sudah dikenal kicaumania di Indonesia sejak beberapa dekade lalu. Pakan tambahan ini mulai popular sejak ramainya jenis burung impor di pasar burung pada awal tahun 1990-an.
  • Kalau ada ulat hongkong yang lepas atau sengaja dibuang ke halaman / kebun, mereka tidak dapat merusak tanaman. Ini berbeda dari berbagai jenis ulat lainnya. Selain itu, mereka juga tidak dapat berkembang biak dengan baik. Untuk hidup dan berkembang biak, ulat hongkong membutuhkan lingkungan kering. Kebutuhan airnya sangat rendah, sehingga tempat hidup yang terlalu basah / lembab justru bisa membunuhnya.
  • The Royal Society for the Protectioan Birds (RSPB) pernah merekomendasikan ulat hongkong sebagai pakan untuk burung liar maupun burung peliharaan. Menurut RSPB, ulat hongkong / mealworm adalah pakan alami yang sangat baik untuk burung dan dapat diberikan sepanjang tahun.
  • Sebagaimana di Indonesia, para kicaumania di luar negeri pun beranggapan bahwa pemberian ulat hongkong secara berlebihan sangat tidak baik untuk burung yang mengonsumsinya.
  • Di beberapa negara, ulat hongkong lebih popular dan banyak digunakan karena mudah dirawat dan gampang diperoleh dengan harga lebih murah ketimbang jenis pakan lainnya seperti jangkrik dan kroto (telur semut).
  • Selain membuat bulu mudah rontok, pemberian ulat hongkong secara berlebihan dipercaya dapat membuat mata burung menjadi bengkak / pecah, atau istilahnya “meletus”.
  • Tubuh ulat hongkong dapat menyimpan makanan yang disantapnya selama dua hari. Oleh karena itu, sebelum diberikan kepada burung, pastikan ulat telah diberi pakan sayuran yang bermanfaat. Metode yang disebut gut loads ini sudah lama diterapkan para kicaumania di mancanegara.
  • Para penangkar burung di luar negeri tidak menganjurkan pemberian ulat hongkong hidup kepada piyik atau anakan burung, karena bisa melawan membunuh burung meski sudah berada di dalam tembolok (crop).
  • Di alam liar, sebagian besar burung dewasa akan membunuh ulat hongkong terlebih dulu sebelum dimangsa. Caranya, burung akan membenturkan ulat hongkong pada ranting atau batu. Adapun anakan burung biasanya langsung menelannya. Ketika berada di dalam tembolok, ulat hongkong akan berusaha mencari jalan keluar dan bisa berakibat sangat fatal bagi anakan burung.
  • Peternak yang sudah berpengalaman akan membunuh ulat terlebih dulu dengan cara dipotong kecil-kecil atau memotong kepalanya sebelum diberikan kepada burung peliharaannya.
  • Ulat hongkong yang berwarna putih paling banyak digunakan sebagai pakan burung. Namun terkadang cukup sulit juga untuk mendapatkan ulat hongkong yang berwarna putih, sehingga keberadaannya dianggap cukup istimewa.
  • Ulat hongkong putih bukan ulat albino. Perubahan warna hanya terjadi pada ulat hongkong muda yang sedang molting / berganti kulit. Ketika melepas kulitnya yang keras, ulat akan memiliki lapisan kulit yang lunak dan berwarna putih. Setelah beberapa jam, kulit akan kembali mengeras dan berwarna normal.
  • Tahukah Anda, membuat stres ulat hongkong bisa mempercepat proses pergantian kulitnya.
  • Meski memiliki kandungan protein tinggi, sekitar 48%, ulat hongkong juga memiliki kandungan lemak sangat tinggi, bahkan bisa mencapai 57 %. Karena itu, pemberian ulat hongkong secara berlebihan juga bisa membuat burung mudah mengalami kegemukan, termasuk juga menjadi malas bunyi.
  • Lapisan kulit ulat hongkong yang keras disebut kitin. Kitin tidak bisa dicerna secara baik oleh burung dan akan dibuang bersama kotorannya.
  • Jika ulat hongkong sudah berubah menjadi kepompong, maka dia akan menjadi tak aktif, tidak makan, bahkan tidak bergerak sama sekali. Proses ini memakan waktu hingga 7 hari sebelum berubah jadi kumbang dewasa.
  • Di beberapa negara, ulat hongkong lebih dikenal sebagai bahan untuk aneka olahan makanan yang dikonsumsi manusia ketimbang sebagai pakan burung.

Itulah beberapa fakta menarik seputar ulat hongkong yang layak Anda simak.

Penting: Burung Anda kurang joss dan mudah gembos? Baca dulu yang ini.

BURUNG SEHAT BERANAK PINAK… CARANYA? PASTIKAN BIRD MINERAL DAN BIRD MATURE JADI PENDAMPING MEREKA.

Cara gampang mencari artikel di omkicau.com, klik di sini.