BirdLife International bekerjasama dengan Lynx Edicions dan HBW (Handbook of the Birds of the World) menerbitkan daftar lengkap aneka jenis burung kicauan (passerine / petengger) yang ada di dunia, disertai dengan gambar ilustrasi per spesies burung. Menariknya, daftar tersebut juga dilengkapi ratusan gambar spesies burung yang sudah punah sejak tahun 1500-an. Berikut ini 10 spesies burung yang punah akibat ulah manusia.
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
Kerusakan yang ditimbulkan akibat Perang Dunia I dan II, alih fungsi hutan menjadi kawasan permukiman maupun pertanian, serta serangan predator bawaan manusia seperti tikus, kucing, dan anjing menjadi ancaman tersendiri yang membawa kepunahan bagi beberapa spesies burung sejak ratusan tahun yang lalu.
Untuk menambah pengetahuan kicaumania, sekaligus menjadi pembelajaran agar hal yang sama tidak terulang dan terjadi pada spesies burung di Indonesia, berikut ini daftar 10 spesies burung di dunia yang telah punah akibat ulah manusia seperti dilansir BirdLife International.
1. Mysterious starling (Aplonis mavornata)
Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.
Sejak pertama kali dideskripsikan pada tahun 1825 dari spesimen burung yang mati tertembak, banyak ahli burung (ornitholog) yang tidak melakukan penelitian lanjutan mengenai jenis burung yang baru ditemukan itu.
Setelah 150 tahun kemudian, para ahli baru tertarik meneliti spesies ini di tempat asalnya, Mauke, Kepulauan Cook. Sayangnya, penelitian itu tidak membuahkan hasil.
Burung ini telah menghilang secara misterius, dan para peneliti hanya mendapati tikus-tikus got yang berkeliaran di daerah tersebut. Kemungkinan besar, spesies ini punah akibat serangan predator yang dibawa manusia ke pulau itu.
2. Pagan reed-warbler (Acrocephalus yamashinae)
Pulau-pulau di Pasifik sebenarnya menjadi tempat tinggal beragam jenis burung warbler, salah satunya pagan reed-warbler (Acrocephalus yamashinae). Namun kedatangan manusia telah mengubah kawasan hutan menjadi lahan pertanian dengan membawa hewan-hewan predator dan invasif.
Akibatnya, spesies burung ini mengalami kepunahan. Sebelumnya, burung ini ditetapkan sebagai subspesies / ras dari guam reed-warbler (Acrocephalus luscinius) yang sudah punah sejak tahun 1960.
Introduksi tanaman, hewan, dan habitat yang terus berkurang menjadi penyebab burung ini hanya bisa dijumpai dalam buku-buku sejarah.
3. Least vermilion flycatcher (Pyrocephalus dubius)
Burung ini baru diakui sebagai spesies yang berbeda pada tahun 2016. Burung cantik dengan tubuh berwarna hitam dan merah mengkilap ini merupakan spesies burung pertama mengalami kepunahan di Kepulauan Galapagos.
Orang yang pertama menemukan burung ini adalah Charles Darwin dalam perjalanannya di Galapagos tahun 1835. Tanaman invasif yang diintroduksi para pendatang kemudian menyebar secara luas dan menutupi tanaman asli di kepulauan tersebut.
Akibatnya, serangga-serangga yang selama ini menjadi pakan burung tersebut terus berkurang. Kekurangan pakan, ditambah wabah penyakit seperti cacar burung dan malaria, menjadi penyebab banyaknya kematian burung ini dan akhirnya dinyatakan punah. Satu-satunya individu terakhir ditemukan pada tahun 1987, dan setelah itu lenyap!
4. North island piopio (Turnagra tanagra)
Spesies burung ini ijumpai pertama kali di Pulau Utara, Selandia Baru, yang dikonfirmasi dengan catatan dari tahun 1902. Sejak tercatat pada tahun itu, keberadaannya tidak pernah ditemukan lagi hingga tahun 1970.
Pemerntah Selandia Baru kemudian menetapkannya sebagai spesies burung yang dilindungi dan kawasan tersebut ditetapkan sebagai Taman Nasional. Penjumpaan terakhir tercatat tahun 1986, sampai akhirnya dinyatakan sebagai burung punah. Hilangnya habitat dan serangan kucing, tikus, dan penduduk menjadi penyebab kepunahan burung jenis oriole / kepudang ini.
5. Lord howe gerygone (Gerygone insularis)
Jenis burung remetuk yang memiliki mata berwarna merah muda ini sebelumnya memiliki populasi yang berlimpah di Pulau Lord Howe, Australia. Namun semua itu berubah ketika sebuah kapal karam dan terdampar di pantai pulau tersebut.
Tikus-tikus berwarna hitam yang berjumlah ratusan berlompatan dari kapal dan memasuki kawasan hutan. Tidak butuh waktu panjang, burung cantik ini kemudian mengalami kepunahan akibat serangan tikus pada tahun 1928.
6. Oahu akialoa (Akialoa ellisiana)
Spesies ini termasuk keluarga honey-eater dari Hawaii. Bentuk paruhnya melengkung. Spesies pemakan serangga ini menggunakan paruhnya yang melengkung untuk mencari arthropoda di balik kulit pohon.
Selain itu, paruhnya juga kerap digunakan untuk mengumpulkan nektar dari tanaman bunga. Burung ini mengalami kepunahan akibat deforestasi dan serangan nyamuk pembawa malaria yang dibawa manusia.
7. Laysan honeycreeper (Himatione fraithii)
Burung ini sebelumnya cukup umum ditemukan di Hawaii. Namun spesies ini akhirnya punah setelah kedatangan kelinci domestik yang kemudian menguasai sebagian besar pulau tersebut.
Kelinci-kelinci itu merusak vegetasi, termasuk sumber nektar yang selama ini menjadi makanan burung tersebut. Selain itu, badai besar yang terjadi pada tahun 1920 menjadikan spesies burung ini tidak pernah terlihat lagi sampai sekarang.
8. Bishop’s oo (Moho bishopi)
Semua spesies burung dari genus Moho di Hawaii sudah lama punah akibat ulah manusia dalam bentuk deforestasi, mengintroduksi hewan predator, dan maraknya perburuan demi mengambil bulu-bulunya untuk dijadikan jubah para bangsawan.
Burung yang berpenampilan memukau ini sebenarnya mempunyai lagu-lagu yang sederhana, tapi bisa terdengar hingga jarak bermil-mil. Namun sangat disayangkan, kini suara kicauannya tidak lagi bisa didengarkan.
9. Marianne white-eye (Zosterops semiflavus)
Perkembangan pertanian di Marianne menjadi sumber penyebab punahnya spesies burung kacamata ini. Marianne white-eye telah dinyatakan punah antara tahun 1870 dan 1890. Satu-satunya spesimen burung ini masih tersimpan di Museum Sejarah Alam di London.
10. Bonin grosbeak (Carpodacus ferreorostris)
Spesies burung finch ini pertama kali dideskripsikan dari dua set kulit yang dibawa dalam ekspedisi di Kepulauan Ogasawara, Jepang, tahun 1820-an.
Lebih dari tiga dekade kemudian, setelah pulau ini menjadi tempat persinggahan para penangkap ikan paus, spesies burung ini makin jarang ditemukan.
Yah, bisa ditebak! Kedatangan para pemburu ikan paus yang membawa hewan-hewan seperti tikus, babi, kambing, domba, anjing dan kucing, menjadi awal kepunahan burung finch berparuh tebal ini.
Itulah 10 spesies burung yang sudah punah di dunia akibat ulah manusia. Semoga artikel ini bisa menjadi pelajaran bagi para kicaumania dalam menjaga kelestarian burung-burung lokal dan endemik Indonesia.
Apabila Anda merasa kicaumania sejati, stop melombakan burung-burung yang dilindungi dengan alasan apapun. Masih banyak jenis burung kicauan lainnya yang bisa dimanfaatkan sebagai penyaluran hobi.
Penting: Burung Anda kurang joss dan mudah gembos? Baca dulu yang ini.