No Picture
KOLOM

Bersama (siapa) kita bisa (apa)?

Dengan pikiran mereka pula, manusia bisa mengatasi naluri kebinatangan dan bertindak menusiawi. Perbuatan mereka bukan semata-mata actus hominis yang disetir hukum biologi, tetapi adalah actus humanus karena sarat dengan pertimbangan akal dan budi. Manusia juga bukan makhluk yang penyendiri, karena dia adalah makhluk yang harus hidup bersama dengan yang lain (zoon politikon). […]

No Picture
KOLOM

Pornografi versus presiden

Nilai-nilai kepantasan dan kepatutan, itulah sesungguhnya yang menyebabkan sebuah komunitas sepakat mengikatkan diri di bawah aturan hukum. Ketika aturan hukum tertentu tidak mampu lagi melindungi nilai-nilai kepantasan dan kepatutan, pada saat itulah aturan hukum baru dirumuskan. Namun ada kalanya proses ini macet karena terjadi tarik-ulur kepentingan di dalam masyarakat. Di sinilah gerak langkah seorang pemimpin dibutuhkan. Di sinilah peran pemimpin sangat menentukan. […]

No Picture
KOLOM

Membutakan hati menulikan nurani

Perasaan kehilangan atas keluarga, harta dan benda, serta rasa kesepian, kesakitan, bingung dan linglung adalah sekian akibat dari bencana. Hanya saja, saat ini perasaan demikian nyaris merata dirasakan para korban tsunami dan itu kita sebut sebagai bencana besar. Oleh karena itu, besar pula perhatian dan kepedulian kita. Tetapi bencana “kecil”, apakah selama ini kita sempat menengoknya?

Di sekitar kita, tidak kurang orang yang terampas hak-haknya. Banyak di antara mereka yang hidup dalam kesakitan, kedinginan, kehilangan orang-orang terkasihnya dan diserobot penghidupannya. Mereka juga bingung dan linglung. Tetapi itu semua kita sebut bencana “kecil” dan bahkan kita menganggapnya bukanlah bencana. Jangankan tergerak untuk menolong atau sekadar bersimpati, kita bahkan tidak peduli. […]

No Picture
KOLOM

Sejarah Aceh, sejarah abu-abu

Namun selain abu-abu asli, bumi Aceh penuh dengan catatan abu-abu yang membingungkan. Sejarah Aceh pasca kemerdekaan Indonesia adalah sejarah abu-abu yang telah direkayasa. Penguasa merekayasa data dan fakta sebagai jalan pembenar untuk melakukan kekerasan, sedang kelompok pemberontak merekayasa data dan fakta sebagai pembenar untuk memisahkan diri dari pangkuan republik ini. […]

No Picture
KOLOM

Temanggung tak lagi damai…

Temanggung dulu memang sejuk. Tetapi entah mengapa, sekarang banyak orang di sana merasa kegerahan. Malah banyak yang terpaksa berjumpalitan di alun-alun, sekadar untuk meneriakkan aspirasi. Temanggung dulu juga penuh kedamaian. Tidak ada pertikaian antarpenduduk yang merisaukan. Tidak pernah ada huru-hara yang serius kecuali saat ada rembetan kerusuhan anti-Cina di Solo awal 80-an maupun keributan menjelang runtuhnya rezim Soeharto.

Ke mana perginya kesejukan itu? Ke mana hilangnya kedamaian itu? […]