Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.

Suhu dan kelembapan yang tinggi menyebabkan ayam banyak minum untuk menurunkan suhu tubuhnya, sehingga dapat mengakibatkan meningkatnya kondisi wet litter (kotoran basah) dan memicu munculnya kasus Luekocytozoonosis.
Leukocytozoonosis kerap disebut penyakit malaria pada unggas, karena disebabkan oleh hewan bersel satu (protozoa) yang bersifat parasit dan hidup di jaringan maupun sel-sel darah. Menurut Slamet Riyadi (1985), pada iklim tropik penyakit ini bisa terjadi sepanjang tahun. Malaria unggas tersifat dengan ditandai datangnya serangan yang tiba-tiba, anemia, limpa dan hepar membengkak diikuti dengan kematian. Mortalitas pada outbreak yang akut dapat mencapai 10 – 80%.

Unggas yang muda lebih peka, namun biasanya jarang terjadi pada unggas sampai umur 6-8 minggu. Protozoa penyebab penyakit ini adalah Leukocytozoon dan sebagai hospesnya adalah bangsa burung. Yang biasa menyerang pada unggas adalah L. caulleryi, L. sabrazesi dan L. adrewsi. Seperti halnya protozoa yang lain, luekositozoon juga mengalami beberapa stadium perkembangan. Perkembangan seksual dan fertilitas dari leukositozoon terjadi dalam tubuh vektor yaitu Cullicoides sp. dan Simulium sp. yang juga berperan sebagai penyebar penyakit ini.

Maaf menyela, kalau burung Anda kondisi ngoss terus dan pengin jadi joss, gunakan TestoBirdBooster (TBB), produk spesial Om Kicau untuk menjadikan burung ngoss jadi joss...

Gejala Penyakit

Unggas yang terserang mengalami kelemahan umum, demam, merosot nafsu makan, lesu dan pincang atau paralysa (kelumpuhan). Serangan penyakit yang tiba-tiba outbreak dan akut dan banyak menghasilkan variasi lesi, tetapi yang utama adalah pendarahan berbintik pada otot, jendalan darah dalam rongga perut, pendarahan hati, kepucatan dan anemi berat, kerusakan sel-sel darah putih (luekositosis), limpa dan hepar membesar. Pada anemi yang parah unggas akan nampak sulit bernafas, disebabkan jumlah parasit yang ada di dalam dinding kapiler paru-paru meningkat.

Unggas bisa muntah, kotoran (feses) berwarna kehijauan dan mati akibat pendarahan. Bila peradangan sudah sampai otak maka unggas menunjukkan gerakan yang tak terkoordinir.

Dapatkan aplikasi Omkicau.com Gratis...

Mortalitas akan tinggi pada kasus akut dan subakut. Kematian akan mulai terjadi satu minggu pasca infeksi, sedang unggas yang bertahan hidup pertumbuhan akan terhambat dan produksi akan rendah. Biasanya unggas diserang penyakit ini secara bertahap.

Diagnosa

Infeksi Leukocytozoon dapat didiagnosa melalui pengamatan mikroskopik pada preparat apus darah yang dicat dengan giemza. Baik sel darah merah maupun sel darah putih bisa terinfeksi. Unggas yang dicurigai terserang penyakit ini, gambaran darahnya akan tampak adanya protozoa tersebut, khususnya perkembangan dari protozoa stadium infektif. Selain itu, melalui uji mikroskopik dapat juga digunakan untuk mengetahui meluasnya jaringan yang rusak dari organ-organ seperti hepar, limpa, otak dan paru-paru.

Pencegahan dan kontrol

Sebagai upaya pencegahan terhadap outbreak yang akut, khususnya yang disebabkan oleh L. caulleryi, dapat digunakan golongan sulfa, seperti Sulfaquinoxaline (0,005%) atau Sulfadimetoxine (0,0025%) dicampur dalam makanan atau air minum. Bisa juga digunakan Pyrimethamine (0,00005%) atau Clopidol (0,0125 – 0,025%) dalam makanan, tetapi hanya diberikan sampai umur 18 minggu.

Kontrol diutamakan terhadap terjadinya kontak langsung antara vektor serangga dengan hospes. Penyemprotan dengan insektisida pada tempat-tempat yang diduga sebagai sarang vektor dapat sedikit membantu, meskipun belum bisa dikatakan sebagai tindakan pencegahan yang tuntas dan menyeluruh.dewi

Silakan mengutip dan atau meng-copy tulisan ini dengan menyebut sumbernya : www.poultryindonesia.com

Cara gampang mencari artikel di omkicau.com, klik di sini.