Ada beberapa cara yang mudah dan praktis yang dapat dilakukan peternak untuk meningkatkan efisiensi penggunaan pakan, yaitu dengan memperhatikan kualitas pakan yang diberikan, penggunaan bibit yang baik dan tata laksana pemberian pakan pada ternak. Bagaimana aplikasinya?

Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.

Telah diketahui bersama bahwa dalam suatu usaha peternakan ayam, faktor pakan menghabiskanbiaya terbesar, yaitu 70% dari total biaya yang dikeluarkan. Mengingat besarnya biaya pakan itulah peternak perlu memperhatikan masalah ini, khususnya untuk menghindari adanya pemborosan pakan.

Apa yang harus dilakukan peternak dalam menghadapi hal yang demikian ? Tentunya dengan meningkatkan efisiensi penggunaan pakan di dalam peternakannya. Namun yang sering menjadi kendala adalah banyaknya peternak yang tidak tahu bagaimana caranya meningkatkan efisiensi penggunaan pakan, sehingga banyak kasus pemborosan pakan yang terjadi secara berlarut-larut.

Maaf menyela, kalau burung Anda kondisi ngoss terus dan pengin jadi joss, gunakan TestoBirdBooster (TBB), produk spesial Om Kicau untuk menjadikan burung ngoss jadi joss...

Untuk mengetahui efisiensi penggunaan pakan, menurut Akhmad Yunus (1991), hal yang perlu diperhatikan adalah produksi dari ternak dan konsumsi ternak terhadap pakan. Hal ini karena efisiensi penggunaan pakan merupakan banyaknya produksi yang dihasilkan oleh ternak, terhadap konsumsi pakan yang masuk.

Untuk broiler yang menjadi produksi adalah pertambahan berat badan, sedangkan untuk petelur adalah produksi telurnya. Dengan kata lain efisiensi dapat dilihat dari konversinya (konsumsi/produksi), dimana semakin tinggi konversi maka efisiensi penggunaan pakan semakin rendah, dan dengan semakin rendahnya efisiensi maka penggunaan pakannya semakin jelek. Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengefisiensikan penggunaan pakan menurut Yunus, antara lain :

Perhatikan kualitas pakan/ransum

Untuk dapat menghasilkan produksi yang optimal, maka ransum yang diberikan pada ternak haruslah ransum yang baik. Ransum yang baik adalah ransum yang mengandung semua zat-zat makanan baik yang berupa protein, lemak, air, vitamin, karbohidrat, mineral dan juga mengandung energi yang dibutuhkan ternak. Ransum tersebut harus mencukupi kebutuhan ternak, baik untuk hidup pokok maupun berproduksi dan proses-proses biologi lainnya dalam hal kuantitas maupun kualitas.

Untuk daerah tropik seperti Indonesia suhu lingkungan cukup tinggi, dan dengan tingginya suhu lingkungan maka konsumsi pakan akan menurun. Itulah mengapa sangat penting diperhatikan keseimbangan antara semua zat-zat makanan tersebut (khususnya protein) dengan energi yang dikandung oleh ransum, agar tidak terjadi defisiensi zat makan tertentu yang berakibat rendahnya produksi pada ternak.

Disamping ransum mempunyai kualitas yang baik, ransum juga harus disukai ternak. Sebab ransum yang baikpun bila tidak dikonsumsi ternak dalam jumlah banyak maka akan kurang begitu bermanfaat bagi ternak.

Berdasarkan penelitian, palatabilitas (kesukaan ternak terhadap pakan) pada ternak ayam dipengaruhi oleh bentuk pakan. Itulah mengapa peternak harus memperhatikan masalah ini agar dalam pemberian pakan diusahakan antara bahan yang satu dengan yang lainnya homogen, kalau toh ada perbedaan bentuk, maka diusahakan sesedikit mungkin.

Dapatkan aplikasi Omkicau.com Gratis...

Hindari pula kerusakan bahan pakan akibat penyimpanan yang tidak baik, baik karena terlalu lama disimpan di gudang maupun karena kaondisi penyimpanan yang jelek. Pakan yang mengalami kerusakan akibat penyimpanan yang jelek, disamping tidak disukai ternak juga akan menurun kualitasnya.

Namun yang sering menjadi maslah dikalangan peternak adalah bagaimana membuat/menentukan pakan yang berkualitas baik. Bagi peternak yang menggunakan pakan buatan pabrik maka tinggal menentukan merk yang akan digunakan.

Akan tetapi menentukan ransum dari perusahaan mana yang terbaik adalah tidak mudah. Karenanya dalam menentukan merk mana yang dipilih, perlu dihitung nilai ekonomis dari ransum.

Artinya, biaya yang dibutuhkan untuk menghasilkan 1 kg daging bila menggunakan ransum tertentu dibandingkan dengan bila menggunakan ransum lain. Tetapi hal ini sulit sekali dilakukan peternak sehingga cara termudah adalah dengan menanyakan pengalaman peternak-peternak lain yang menggunakan ransum yang berlainan merk.

Untuk peternak yang menyusun ransumnya sendiri, yang perlu diperhatikan adalah pakan yang akan digunakan dalam menyusun ransum harus banyak, sehingga dapat menciptakan efek suplementari (saling menutupi kekurangan zat makanan dari bahan yang satu dengan lainnya) terutama komposisi asam aminonya. Semakin banyak bahan yang digunakan dalam menyusun ransum, maka ransum yang dihasilkan akan semakin baik.

Penggunaan bibit

Bibit ayam adalah seperti mesin yang mau memproduksi produk dari bahan-bahan baku tertentu. Semakin baik bibit yang digunakan, semakain baik pula produk peternakan yang dihasilkan. Dalam hubungannya dengan penggunaan pakan, semakin baik bibit yang digunakan maka semakin tinggi efisiensi penggunaan pakannya. Itulah sebabnya penggunaan bibit yang baik mutlak untuk diperhatikan.

Tatalaksana pemberian ransum

Tatalaksana pemberian ransum mempunyai pengaruh tidak langsung terhadap perbaikan efisiensi pakan. Pakan yang mempunyai kualitas baik, bibit yang digunakan baik, tetapi tatalaksana pemberian pakannya jelek maka tak akan banyak berarti bagi pengefisienan penggunaan pakan. Tatalaksana ini penting untuk menghindarkan adanya ransum yang tumpah/terbuang saat diberikan pada ternak, karena sifat ayam yang suka

mengkais-kais pada waktu makan. Untuk mengindari tercecernya pakan, hal yang perlu diperhatikan dalam tata laksana pemberian pakan antara lain : bentuk tempat pakan. Bila peternak menggunakan tempat pakan yang dibeli dari pabrik sebaiknya diberi kawat sebagai pembatas agar ayam tidak mengkais pakan. Letak tempat pakan juga hendaknya

seimbang dengan tinggi ayam (dilatakkan setinggi laher). Faktor lainnya dalah pengisian ransum ke dalam tempat pakan. Berdasar penelitian bila tempat pakan diisi penuh, ransum yang terbuang mencapai 20%, pengisisn 2/3 terbuang 10%, pengisisn 1/2 terbuang 3% dan pengisian kurang dari 1/3 terbuang 1%. Itulah sebabnya dalam pengisian ransum sebaiknya sedikit-sedikit tetapi frekuensinya ditingkatkan.

Demikianlah langkah-langkah yang dapat ditempuh agar penggunaan pakan menjadi efisien. Selamat mencoba !

PI/dw

Silakan mengutip dan atau meng-copy isi tulisan ini dengan menyebutkan sumbernya :www.poultryindonesia.com

Cara gampang mencari artikel di omkicau.com, klik di sini.

-7.550085110.743895