Tidak punya kantor, tidak punya atasan, tidak punya bawahan. Bebas lepas. Tapi, bukan berarti tidak bisa professional dan menghasilkan duit banyak, lho!

Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.

Bagi Anda yang menginginkan kebebasan, tidak suka keterikatan dan formalitas, mungkin bekerja sebagai tenaga lepas (freelancer) bisa menjadi pilihan. Anda bisa bebas bekerja secara mandiri. Tetapi, mungkin Anda masih memandang dengan sebelah mata sistem bekerja lepas. Karena tidak punya kantor dan tidak sedikit yang menggarap pekerjaan di rumah, para freelancer ini memang tidak jarang dianggap setengah pengangguran.

Tapi Anda tidak perlu berkecil hati, karena kabarnya, di negara Barat, kini hampir 50% angkatan kerjanya adalah tenaga lepas. Ini bisa menjadi indikasi bahwa kerja lepas pun potensial untuk menjadi salah satu cara berkarya dan memperoleh penghasilan besar.

Maaf menyela, kalau burung Anda kondisi ngoss terus dan pengin jadi joss, gunakan TestoBirdBooster (TBB), produk spesial Om Kicau untuk menjadikan burung ngoss jadi joss...

Ada Pergeseran

Ada pergeseran tegas antara bekerja lepas (freelance) dengan bekerja paruh waktu (part time). Untuk lebih mudahnya, mungkin sebaiknya Anda memahami dulu apa itu kerja penuh waktu (full time). Jika Anda bekerja penuh waktu, maka itu artinya Anda karyawan suatu perusahaan tertentu yang punya kewajiban bekerja dari hari Senin hingga Jumat (atau Sabtu), dari awal higga akhir jam kerja. Karena itu, Anda mempunyai hak mendapatkan gaji, memperoleh tunjangan, dan fasilitas sesuai ketentuan perusahaan tempat Anda bekerja.

Jika Anda bekerja paruh waktu, berarti durasi kehadiran Anda di kantor tempat Anda tercatat sebagai karyawan tidak penuh. Misalnya, Anda hanya mempunyai kewajiban bekerja mulai pukul 09.00 hingga 12.00, tiga kali dalam seminggu. Dalam kondisi ini, Anda masih terikat dengan peraturan kantor tersebut, namun hanya digaji berdasarkan durasi waktu atau frekuensi kehadiran Anda. Namun, ada beberapa perusahaan tertentu yang memberikan fasilitas-fasilitas untuk para part timer seperti yang didapat karyawan yang bekerja penuh.

Tetapi, jika Anda bekerja sebagai tenaga lepas, Anda benar-benar bekerja sebagai individu. Jika sebuah perusahaan membeli produk atau memakai jasa Anda sebagai freelancer, maka yang akan mereka bayar adalah produk atau jasa yang Anda berikan, bukan berdasarkan perhitungan berapa lama atau berapa sering ada bisa hadir di kantor tersebut. Sebagai tenaga lepas, Anda tidak bisa menerima tunjangan-tunjangan dan sama sekali tidak terikat berbagai peraturan perusahan. Dengan kata lain, si pengontrak tidak mau tahu bagaimana Anda menyelesaikan pekerjaan Anda, yang penting Anda memberikan hasil kerja sesuai dengan kontrak atau perjanjian yang telah disepakati.

Dalam situs kerjalepas.com dituliskan bahwa pekerjan freelance biasanya berbentuk proyek, yang sering kali ditawarkan dengan sistem tender. Sistem pembayarannya pun biasanya mengunakan sistem borongan, dalam arti tenaga lepas baru dibayar setelah ia menyelesaikan pekerjaannya. Namun ada juga yang dibayar dengan uang muka terlebih dahulu dan sisanya dibayar setelah pekerjaan selesai dilaksanakan.

Sayangnya, bekerja freelance masih sering dipandang sebelah mata alias tidak keren, dan tidak bonafide. Pasalnya, menurut Andrias Harefa, seorang konsultan pembelajaran dan sales & financial motivator dari lembaga Indonesia School of Life, selama ini hal-hal yang bersifat formal, termasuk pekerjaan, memang dianggap lebih hebat.

Walaupun begitu, Andrias melihat adanya fenomena-fenomena baru beberapa tahun belakangan ini. “Ada pergeseran dari corporare life ke self life. Artinya, apapun yang awalnya diasumsikan harus dikerjakan pada tingkat corporate (perusahaan), dalam intensitas tertentu, kini bisa dilakukan seorang individu secara mandiri. Sekarang lebih banyak orang yang mencari pekerjaan yang bisa memberi banyak keleluasaan baik dari segi waktu, tempat, maupun prestasi. Ini didukung oleh teknologi, misalnya komputer dan internet, yang memungkinkan orang bekerja di rumah tanpa harus datang ke kantor,” tutur Andrias.

Berjiwa Entrepreneur

Kebebasan tampaknya menjadi alasan utama para freelancer. Prinsipnya, work hard, play hard. Maksudnya, antar bekerja dan melakukan kesenangan-kesenangan atau menikmati kehidupan pribadi sesuai keinginan mereka itu seimbang, karena segalanya mereka atur sendiri. Biasanya mereka adalah orang-orang yang ingin bebas berkarya, berekspresi, dan mempunyai dorongan untuk lebih mengembangkan keahlian di bidangnya.

Kebebasan juga menjadi keuntungan yang paling jelas yang bisa diperoleh seorang freelancer. Bebas dari ikatan, rutinitas, dan formalitas. Dia juga bebas mengatur sistem, strategi dan teknik kerja, walaupun dia tetap harus berpegang pada tenggat dan target yang ditentukan oleh pihak penyedia kerja. “Para freelancer itu biasanya orang-orang yang mampu bekerja sendiri dan berani mengambil resiko. Karena itu, biasanya mereka berjiwa entrepreneur,” kata Mira Puspita, Senior Consultant- Experd, sebuah konsultan sumber daya manusia.

Hal itu juga diungkapkan oleh Adrias. “Entrepreneurship atau jiwa wiraswasta, harus dijadikan spirit. Ini membuat Anda bebas, kreatif, berani mengambil risiko, dan sensitif terhadap lingkungan sehingga bisa dengan mudah melihat peluang. Jiwa entrepreneur itu bisa dilatih dan dikembangkan,” kata penulis beberapa buku mengenai motivasi untuk bekerja mandiri itu.

Mengatur “Gaji” Sendiri

Memang, salah satu risiko seorang freelancer adalah penghasilan yang tidak tentu jumlahnya dan tidak teratur diterimanya. Karenanya, para freelancer butuh siasat pengelolan keuangan yang tepat. Caranya?

Elvyn G. Masyassya, seorang pengamat dan penasihat investasi dan keuangan, memberi saran untuk Anda.

1. Sebelumnya, Anda harus bisa membuat perkiraan berapa kali Anda akan memperoleh pendapatan dalam setahun. Sebagai arsitek lepas, misalnya, Anda menargetkan akan mendapatkan empat proyek dalam setahun, maka setiap pendapatan dialokasikam untuk kebutuhan Anda selama 3 bulan (12 bulan:4 = 3 bulan) . Jadi, kalau pekerja tetap menerima gaji bulanan secara rutin, anggap saja pengalokasian pendapatan inilah “gaji” Anda.

2. Pendapatan yang Anda peroleh ini harus dikelola dengan baik. Pada dasarnya, pengelolaan keuangan itu adalah persamaan: pendapatan = konsumsi + tabungan + investasi.

Jadi, setiap pendapatan yang Anda peroleh sebaiknya dialokasikan untuk ketiga hal tersebut, dengan presentase masing-masing sebanyak 30%. Sisa 10 % sebaiknya Anda anggap sebagai simpanan wajib, yang bisa Anda gunakan sewaktu-waktu jika ada kebutuhan mendadak, sehingga tabungan Anda tidak terganggu. Seorang karyawan masih mungkin mendapat tunjangan kesehatan dari perusahaannya jika ia mendadak sakit. Dan inilah yang bisa Anda anggap sebagai tunjangan serupa.

3. Ada 2 cara yang bisa Anda lakukan untuk menata keuangan Anda, yaitu meningkatkan pendapatan atau mengurangi pengeluaran. Jika Anda bisa meningkatkan pendapatan, maka pengeluaran Anda tidak perlu diutak-atik. Meningkatkan penghasilan pun bisa dengan berbagai cara, misalnya menaikkan honor yang Anda minta dari klien, atau memperbanyak proyek yang Anda tangani. Tetapi, jika pendapatan tidak meningkat, pengeluaran mesti dibenahi.

4. Buat neraca keuangan (balance sheet) pribadi berisi catatan asset dan kewajiban yang harus Anda selesaikan (utang). Dalam mengelola neraca ini, Anda harus membuat target selama 1 tahun, dan ada yang menjadi prioritas utama Anda adalah penyelesaian utang (kalau ada). Buat jadwal pembayaran utang.

Dapatkan aplikasi Omkicau.com Gratis...

5. Buat juga income statement, yaitu catatan akumulasi pendapatan dan biaya-biaya yang harus Anda keluarkan dalam kurun waktu tiga bulan, enam bulan, atau satu tahun.

6. Mengenai investasi, sebaiknya dilakukan dengan pola diversifikasi, yaitu beberapa jenis investasi yang karakteristiknya berbeda. Salah satunya, pilih investasi yang memberi proteksi, yaitu asuransi.

7. Akan lebih memudahkan jika pendapatan yang diterima sudah dikurangi pajak. Karena itu, saat bernegosiasi dengan pengontrak, lebih baik Anda meminta pendapatan bersih saja.

8. Sebaiknya Anda membuat perencanaan keuangan secara periodik sejak awal tahun dan merevisi paling tidak enam bulan sekali. Ini perlu untuk melihat komposisi investasi pengeluaran rutin dan yang perlu direncanakan, kondisi tabungan Anda, juga pencapaian target total pendapatan yang Anda inginkan.

9. Jika ingin sukses mengelola uang, Anda harus disiplin! Jika Anda disiplin, besar kemungkinan pendapatan Anda lebih besar dibanding jika Anda bekerja penuh di sebuah perusahan.

Mereka Yang Berprofesi Sebagai Freelancer

ASTERIA ERLANDA, Script Writer

Awalnya, Aster bekerja sebagai wartawan di salah satu majalah remaja. Layaknya pekerja kantoran, Aster harus bekerja dengan jadwal harian yang penuh sejak pagi hingga sore. Ia berhenti karena melanjutkan studi di luar negeri . Ketika kembali ke Indonesia, sebenarnya bias saja Aster kembali bekerja di tempat bekerjanya semula. Tapi, keburu datang tawaran untuk menjadi script writer (penulis naskah) kuis di RCTI. Karena menyukai tantangan, Aster segera mencobanya meskipun posisi yang ditawarkan hanya sebagai freelancer yang dibayar per episode. Dari penulis naskah kuis, Aster mencoba menerima berbagai order menulis naskah lain, mulai dari advertorial media cetak sampai program televisi, seperti acara kuis Piramida Baru, Kata Berkait dan talk show Perempuan.

Ternyata, menurut Aster, bekerja sebagai freelancer lebih sesuai untuk dirinya yang ingin memberikan waktu dan perhatian untuk keluarga. Kalau kerja di kantor, ia harus start dari rumah pukul 7 pagi, dan mungkin baru tiba setelah pukul 6 sore. Menjadi freelancer, ia bebas mengatur waktunya sendiri. Sebagai contoh, untuk program talk show Perempuan, naskah ditulis di rumah dan dikirim ke Metro TV lewat e-mail. Saat syuting berlangsung, Aster hanya butuh waktu sekitar 2,5 jam hadir di studio. Untuk order advetorial yang mendesak, Aster bahkan bisa menyelesaikannnya hanya dalam waktu satu hari. Modal utamanya pun relatif murah: komputer dan akses internet

Yang dibutuhkan adalah disiplin diri. Saya tidak boleh bergantung pada mood, bahkan sebaliknya, menurut saya, mood itu harus dibangun,” kata sarjana komunikasi yang juga lulusan S2 jurnalistik dari Australia itu.

Untuk menjaga hubungan dengan klien, Aster tidak pernah menolak order, sesibuk apa pun dirinya. Dan, demi profesionalisme, ia juga tidak pernah meminta waktu untuk keperluan pribadi, misalnya anak yang sakit, karena ia sangat menghargai jadwal kliennya. Selain itu, agar tulisannya tetap up to date, ia rajin membuka kamus, membca berbagai referensi, koran, dan majalah. Tak heran, reputasi Aster terbilang bagus sehingga namanya kerap direkomendasikan.

Begitu cintanya pada pekerjaan freelance, Aster selalu tegas menolak tawaran untuk bekerja full time. Saya betul-betul ingin menjaga profesionalisme pribadi. Saya tidak mau cheating, bekerja di satu tempat secara full time, dan mencuri-curi waktu untuk freelance di tempat lain,” ungkapnya.

DONNY A SITUMORANG, Arsitek

Untuk Donny, krisis moneter yang melanda Indonesia pada tahun 1997 tidak melulu berdampak buruk, malah membuatnya menjadi lebih kreatif dalam berkarya. Akibat krisis moneter itu, ia berhenti bekerja dari salah satu pekerjan konsultan, dan memutuskan untuk menjadi arsitek lepas yang menerima order menggarap proyek rumah tinggal. Di samping alasan krisis, ia juga menganggap menjadi arsitek lepas merupakan perwujudan idealismenya sebagai arsitek.

Kalau ikut orang, saya kurang bisa karena desain diatur oleh perusahaan. Kalau bekerja sendiri, saya bisa jadi bos, tidak perlu diperintah-perintah,” ujar arsitek lulusan Universitas Diponegoro yang juga tergabung dalam Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) itu.

Biasanya, minimal ada satu proyek yang ditanganinya dalam setahun. Satu proyek butuh penyelesaian sekitar 6 bulan. Sebagai arsitek, ia tak hanya mendapat order menggambar desain rumah, tetapi juga membangun dan sekaligus menata interiornya. Untuk itu, ia mendapat bayaran 10% dari total harga proyek, yang pembayarannya diatur dalam beberapa tahap sesuai perjanjian. Selain pengaturan pembayarannya, Donny merasa total pendapatannya tidak jauh berbeda dari arsitek lain yang bekerja di perusahaan. “Untuk itu, saya harus disiplin dalam mengatur soal keuangan,” ujarnya.

Persoalan modal menjadi kendala awal yang dirasakan Donny saat mulai bekerja sebagai arsitek freelance. Untuk itu, ia mengaku cukup tahu diri dengan tidak mengambil alih proyek–proyek besar, dan memilih mengambil proyek rumah tinggal kelas menengah. “Yang penting hasilnya memuaskan klien, karena klien yang puas akhirnya akan melakukan promosi dari mulut ke mulut,” kata Donny.

Setelah merasakan bekerja sebagai arsitek freelance, Donny mengaku tidak lagi tertarik untuk bekerja sebagai arsitek tetap. “Kecuali untuk proyek spektakuler yang juga menjadi bagian dari idealisme saya, atau sebagai tenaga ahli,” ujarnya.

AISH DAENG RENATA, Dubber

Aish kerap mengisi suara pemeran utama telenovela. Tak jarang suaranya muncul memerankan karakter tokoh film kartun atau tokoh perempuan cantik di film lepas Mandarin di berbagai televisi swasta, juga beberapa iklan.

Bekerja freelance sebagai pengisi suara (dubber) memang tidak masuk ke dalam rencana kariernya. Sebelumnya, ia pernah menjadi asisten dokter gigi di Semarang. Pertemuannya dengan sutradara Dedi Setiadi yang menawarinya sebagai dubber di Jakarta mengubah langkah wanita yang pernah bergabung dengan sebuah kelompok teater itu.

Setelah berkeluarga dan mempunyai seorang putri, kini Aish semakin mensyukuri pilihannya. “Dalam seminggu, selalu dalam beberapa hari kosong. Selain itu, saya tidak terikat. Kalau mau kerja, ya kerja, kalau tidak mau kerja juga boleh. Untuk film serial pun saya masih bisa fleksibel mengukur waktu,” ujarnya.

Untuk menjadi dubber yang baik, menurut Aish, dibutuhkan beberapa syarat khusus. Misalnya, kemamupan membaca yang jelas, pemahaman terhadap naskah dan karakter tokoh, suara dengan tenaga yang bagus, dan kemampuan berbahasa Indonesia yang baik dan benar namun tetap komunikatif.

Ia optimis pekerjaannya sebagai dubber lepas memberikan masa depan yang prospektif. Selain penghasilan yang relatif memuaskan, profesinya sebagai dubber juga memungkinkannya berkembang ke jenjang yang lebih tinggi. “Karier seorang dubber bisa meningkat menjadi pengarah dialog, dan selanjutnya bisa bertanggung jawab penuh terhadap pengisian suara suatu film,” ujar wanita yang selalu berusaha menjaga kualitas dan reputasi kerjanya itu.

Cara gampang mencari artikel di omkicau.com, klik di sini.