Tanya:
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
Tolong infonya dong , saya tau Kakatua itu hanya ada yang jenis raja jambul kuning kakatua hitam dan yang kepalanya merah berbadan besar. Tanya apa benar ada jenis laser , cempaka dan apa lagi ,,yang paling pintar diajar ngomong yang mana . serta yang mana yang langka dan yang mana yg ga boleh dipiara bebas?? thank you.. banget. (warik )
Jawab:
Maaf menyela, kalau burung Anda kondisi ngoss terus dan pengin jadi joss, gunakan TestoBirdBooster (TBB), produk spesial Om Kicau untuk menjadikan burung ngoss jadi joss...
Berikut ini sedikit info soal kakatua paling populer. Namun sebagai kawan, saya sarankan UNTUK TIDAK MEMELIHARA KAKATUA atau semua jenis burung yang dilindungi. Semua jenis kakatua adalah burung yang dilindungi. Dulu saya pernah memelihara kakatua, memang asyik. Tetapi karena sadar burung ini dilindungi dan saya tak sanggup mengembangbiakkannya, maka saya menyerah dan tidak memeliharanya lagi. Saya juga tidak mau kena risiko ditangkap polisi gara-gara burung, hehehehehe.
Tentang kakatua, saya petikkan sebuah artikel di surat kabar (KOMPAS apa apa ya, saya lupa ini…), paling populer adalah kakatua kecil jambul kuning (Cacatua sulphurea). Namun saat ini populasinya di hutan terus menurun sejak tahun 1970-an, akibat diburu untuk diperdagangkan maupun perluasan ladang penduduk. Karena itu kakatua kecil jambul kuning dan semua anak jenisnya dikategorikan dalam Appendix II CITES, yang berarti terancam punah.
Kakatua kecil jambul kuning yang indah bulunya (putih dengan kombinasi kuning
di jambul) adalah yang paling digemari dan banyak dipelihara manusia. Pada kakatua jambul kuning yang merupakan salah satu burung endemik Indonesia, diketahui ada empat anak jenisnya yaitu Cs citrinocristata, Cs abboti, Cs sulphurea, dan Cs parvula.
Jenis Cs abboti endemik di Kepulauan Masalembo, Pulau Masakambing, dan Keramaian. Survei menunjukkan, kakatua jambul kuning yang paling besar badannya -dibanding anak jenis lainnya- jumlahnya sudah sangat berkurang. Jenis Cs parvula endemik di Nusa Penida dan Nusa Tenggara (dari Lombok hingga Timor). Ini merupakan jenis paling kecil dengan bulu penutup telinga berwarna kuning. Tetapi, jumlahnya juga tinggal sedikit.
Sementara Cs citrinocristata kebanyakan ada di Sumba. Yang satu ini agak beda penampilannya karena warna jambulnya agak kejingga-jinggaan. Jumlahnya juga sudah mulai berkurang.
Yang terakhir adalah Cs sulphurea yang endemik Sulawesi. Pada jenis ini warna kuning tidak hanya di jambul tetapi juga melingkari matanya. Kondisi populasinya juga tidak menggembirakan.
SK Menteri Kehutanan No 556/Kpts-III/1989 menyebutkan, segala penangkapan, perdagangan, pengembangbiakan, atau memindah-tempatkan kakatua jambul kuning perlu surat izin dari Ditjen PHPA. Demikian kiranya info yang bisa saya sampaikan. (Duto)