Lanjutan tulisan mengenai perawatan Anis Merah (AM) mulai dari perawatan sehari-hari sampai ke masalah perbedaan jenis kelamin dan sebagainya.
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
Widodo Tri:
Saya memelihara anis merah untuk tujuan lomba. Karena terus terang saya belum pernah main di burung ini. Sedangkan biasanya saya main lomba di burung-2 type fighter ( kacer, hwamei dan murai batu ). Dan setiap saya ketemu orang yang punya jagoan anis merah, kemudian saya tanya mengenai seluk beluk perawatannya selalu saja mengelak. Justru malah memberikan informasi yang ‘menakutkan’ yang katanya ginilah atau gitulah kalau memelihara anis merah. Tapi itu justru membuat saya semakin penasaran. Kebetulan dulu waktu saya tugas di jambi, saya sempat browsing dan menjadi anggota milis MPZ, dan saya lihat tulisan maupun penjelasan yang diberikan mas duto itu enak sekali. Tidak menutup-nutupi suatu hal. Cuma sayangnya saya nggak sempat copy banyak mengenai perawatan burung anis merah dan begitu kembali ke jakarta server kantor kena serang virus sehingga semua milis di yahoo di block oleh IT kita. Jadinya saya belum bisa gabung lagi di milis dan saya minta bantuan mas dutonya melalui japri.
Mengenai perawatanan anis merah untuk lomba apakah berbeda sekali dengan perawatan normal seperti yang mas duto tuliskan di bawah? Apakah pemberian extrafooding yang berlebih yg dapat memepercepat rontok bulu punya efek negatif yang besar setelahnya?
Dan saya ingin menanyakan fungsi ekstra fooding. Terutama cacing dan buah. Ada yang memberi informasi kalau pemberian cacing tiap hari akan memudahkan anis merah teler waktu di gantang. Tetapi ada yang memberitahu kalau tiap hari di beri cacing akan membuat burung tsb gembos. Dan buah khususnya apel merah bisa menggelontor/menguruskan burang pasca mabung. DAn katanya itu harus diberikan setiap hari. Yang benar itu gimana mas?
Duto:
Ok Mas,
Perawatan anis merah untuk rumahan dan lomba, sebenarnya tidak ada bedanya. Semuanya harus menurut standar kecukupan gizi (untuk makanan) dan perlakuan (agar tidak mudah stress). Cuma saja, biasanya, burung untuk rumahan tidak terawat secara maksimal karena kita hanya memerlukan kicau merdunya setiap hari, setiap saat. Sedang kalau untuk lomba, kita perlu melatihnya bertarung di berbagai arena latihan bersama. Kalau terbukti suaranya “tembus” (keras melebihi kerasnya suara rata-rata burung lain) dan bermental bagus (teler habis dari awal sampai akhir) dengan gaya teler yang bagus (ngipas– ekor kembang-kempis seperti kipas atau nyacah– gaya teler dengan kepala mengangguk2 beritme cepat), maka kita pelihara burung itu untuk jagoan di arena lomba.
Sedangkan kalau hanya sebatas gacor tetapi gaya telernya biasa atau hanya teler kalau sendirian misalnya, maka itu cocok untuk burung rumahan.
Intinya, untuk perawatan, sebaiknya tidak ada beda. Harus sama-sama bagus.
Percepatan perontokan dengan penambahan EF (biasanya kroto dan ulat hongkong) bisa dilakukan. Cuma saja, ulat hongkong dibatasi jumlahnya (paling 10-15 ekor) dan itupun hanya ulat hongkong yang sudah diberi makan wortel atau daun pepaya.
Efeknya, burung bisa kegemukan dan kalau sudah kegemukan, sulit sekali menguruskannya lagi. Padahal, burung gemuk biasanya males bunyi.
Soal cacing, ya pastilah dia akan membuat burung mudah teler karena cacing bergizi tinggi dan merangsang burung untuk selalu bergembira ria (hehehehe….setara daging kambing untuk manusia kali ya…..).
Kalau kaitannya dengan gembos, saya kira tidak. Cuma, kalau burung terlalu banyak bunyi ketika sendirian. Maka dia akan mudah gembos kalau ditarungkan. Nah kita pilih mana? Kalau kita perlihara burung untuk kicauan di rumah, ya kalau di rumah nggak usaha dikerodong biar bunyi terus. Kalau mau buat lomba, ya kalau di rumah dikerodong terus agar tidak kehabisan stamina ketika lomba karena sudah bunyi terus sehari-dua hari sebelumnya secara terus menerus.
Kalau burung makan buah jadi kurus itu ya masuk logika sih Mas. Cuma biasanya, pemberian buah harus dibarengi dengan pengurangan jatah pakan lain (vorr——-sumber karbohidrat ataupun EF yang banyak lemaknya spt jangkrik dsb). Kalaupun digelontor buah kok tidak ada pengurangan karbohidrat, ya sama saja bohong.
Kalau kurang karbohidrat dan cuma banyak mengkonsumsi buah, maka burung bisa cepet kurus.
Cuma, pengurangan karbohidrat dan EFnya jangan kebangetan, nanti kurang gizi.
Untuk pengurusan, hal yang paling utama adalah sering memandikan burung di karamba. Dengan mandi di karamba, burung mengeluarkan energi yang besar untuk mengepak2kan dan menggetarkan sayap serta untuk menaikkan suhu tubuh. Jadi itulah sebenarnya, mengapa burung yang sering dimandikan malam hari “relatif” bagus. Sebab, kelangsingan tubuhnya terjaga dan karenanya rajin bernyanyi.
Begitu dulu ya Mas, moga-moga bermanfaat.
Maaf menyela, kalau burung Anda kondisi ngoss terus dan pengin jadi joss, gunakan TestoBirdBooster (TBB), produk spesial Om Kicau untuk menjadikan burung ngoss jadi joss...