Ini sekadar fakta yang pernah saya temui, tetapi tentunya tidak bisa digeneralisir untuk semua AM pada semua kondisi karena pasti banyak variabel lain yang tidak terpantau:
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
1. Saya lihat kawan punya AM anakan (habis ganti bulu dari trotol) yang menurut feeling saya bagus. Dia cerita ngeplongnya cuma sekali-dua kali. Saya beli, dan tidak ada hal lain yang saya ubah (karena si kawan itu cerita semua detail tentang perawatannya dsb). Sore saya ambil, paginya langsung ngeplong2 bersusul2an. Kesimpulan (atau fakta yang saya peroleh): AM saya jadi rajin ngeplong karena ada perubahan suasana yang (nggak tahu seperti apa) yang membuat dia happy. (Itu kejadian 3-4 tahun lalu. Saya tidak tahu sekarang di mana rimbanya karena beberapa pekan kemudian burung itu patah kaki karena terjepit dan saya hibahkan ke tetangga).
2. Kawan saya pelihara AM, katakan saja nama si AM itu A. Dia hanya bunyi sesekali (kadang pagi tok, itupun hanya ngeplong dan cuma 3-4 kali) dan tidak pernah mau teler. Dia pelihara sudah 2 tahun sejak beli trotolan (sampai 2-3 kali mabung). Juga tidak mau bunyi apalagi teler kalau digantang barengan dengan 2-3 AM. Suatu ketika, ada latber-an. Kawan saya berencana nurunkan AM lainnya, katakanlah si B. Tetapi karena yang mengambilkan di rumah adalah saya (teman itu dari kantoran langsung ke tempat latberan) dan ada miskomunikasi, yang saya bawa adalah si A.
Maaf menyela, kalau burung Anda kondisi ngoss terus dan pengin jadi joss, gunakan TestoBirdBooster (TBB), produk spesial Om Kicau untuk menjadikan burung ngoss jadi joss...
Setelah kami sempat ger2an karena saya ternyata salah membawa “burung bisu”, kami hanya ngobrol2 dan tidak bergerombol ikut nge-charge. Dengan perasaan menyesal, saya hanya melihat si A yang saat itu terus ngidang2/nyendok2 dan ngecret2. Entah karena apa, saya sontak berdiri dan bilang ke kawan, “Saya turunkan.” Si kawan menjawab, “Apanya?”. “Burung bisu ini,” jawab saya. “Edan, marakke kesel thok-lah (cuma bikin lelah aja)”, kata dia ogah2an. “Ra pa2. Luwih kesel aku sing wis kangelan nggowo (Nggak apa2. Lebih lelah saya ang sudah capek2 bawa),” kata saya bergurau. Dan singkat kata, saya ikutkan “Si Bisu”, tanpa charge, tanpa treatment apa2. Percaya nggak percaya, si A hanya memerlukan dua-tiga kali ngeplong langsung “kluk” …menekuk leher… dan leeeer….. teler. Gilanya lagi, volume kerasnya seperti kalau ngeplong2, tidak hilang ketika teler. Dan, ini juga percaya tidak percaya, dapat koncer favorit meskipun hanya C. Saat ini, AM yang akhirnya diberi nama “Si Bisu” itu, menjadi salah satu andalan kawan saya.
Kesimpulan saya (faktanya): AM yang di rumah tidak pernah bunyi, belum tentu AM jelek.
Itu kawan2, dua fakta tentang AM, yang moga2 bisa Anda tambahi berdasarkan pengalaman Anda, yang tentu akan menambah wawasan kita semua.
Salam,
Duto Solo