Musim hujan bagi adenium sering disebut sebagai musim ‘bencana’. Pendapat itu ternyata tidak selamanya benar, karena ada banyak manfaat juga bagi adenium saat berkah Tuhan itu turun. Namun ada pula sisi berbahaya bagi adenium. Benarkah?

Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.

Salah satu tragedi dahsyat, yakni musibah fusarium massal, pernah dialami sebuah nurseri besar, Dahana Wengker Adenium Ponorogo. Hanya dalam tempo 24 jam, adenium segar bugar langsung “sekarat” tanpa bisa ditolong lagi.

Selama musim penghujan, tidak hanya baby adenium (seedling) yang patut mendapat pengawasan ketat. Pasalnya, tanaman yang sudah berusia di atas 2 tahun juga bisa terserang penyakit yang serrng muncul dari pucuk-pucuk atas maupun dari akar terbawah.

Maaf menyela, kalau burung Anda kondisi ngoss terus dan pengin jadi joss, gunakan TestoBirdBooster (TBB), produk spesial Om Kicau untuk menjadikan burung ngoss jadi joss...

Seperti BisnisHobi.Com saksikan, ada sekitar 600 pohon adenium berusia sekitar 6 bulanan sekarat dengan cabang-cabang lunglai yang akhirnya patah-patah dengan mengeluarkan cairan coklat.

Daun-daunpun tak luput dari serangan. Warna-warna hijaunya berubah menjadi layu kehitaman. Lama-lama, layu dan hitamnya warna si daun akan terus menggerogoti sampai ke cabang dan batang.

Yang terlama, mulai kena sampai si tubuh adenium hancur, butuh waktu sekitar 24 jam. Sedang serangan tersadis, hanya membutuhkan waktu 4 jam untuk meluluhlantakkan tanaman.

Dapatkan aplikasi Omkicau.com Gratis...

Namanya juga fusarium, otomatis penyebab utamanya adalah jamur atau fungus, yang bisa muncul lewat pucuk daun juga bisa lewat akar melalui media. Guyuran air hujan yang deras pada musim penghujan perdana menjadi penyembab awal lahirnya si fungus. Dan kontrol yang tidak intensif, menyebabkan kemungkinan penyerangan menjadi besar.

Itu semua seperti disampaikan bos Dahana Wengker, Candra Ronywidjaya yang ditemui BisnisHobi.Com di kebun sdenium seluas hampir satu hektar di kawasan jalan raya Ngebel, Desa Plalangan, Jenangan, Ponorogo.

“Ini disebabkan kurangnya antisipasi, akibat curah hujan yang sedemikian sering dan deras di awal musim hujan yang tidak kita perkirakan sebelumnya,” kata Candra.

Solusi preventif jika sudah ada yang terkena agar tidak juga menyapu adenium-adenium lain adalah dengan memindahkan tanaman yang terjangkit ke suatu areal khusus alias dikarantina. Jadi rasanya juga sudah sulit bicara penyembuhan jika sudah terkena. Jadi dipilihlah karantina sebagai solusi preventif agar serangan tidak melebar.

Pencegahan lain adalah dengan segera menyemprotkan cairan yang sudah dicampur fungisida ke semua pohon. Selain juga dengan menyemprotkan bakterisida untuk mencegah hadirnya bakteri lain jika sang jamur sudah pergi.

“Yang pasti, kontrol rutin pada semua tanaman di musim hujan tidak bisa ditawar-tawar lagi,” tuturnya. (Senja)

Cara gampang mencari artikel di omkicau.com, klik di sini.

-7.550085110.743895