Ini adalah artikel kedua dari serangkaian artikel tentang penangkaran burung murai batu milik H Syamsul Saputro di Jatibarang, Indramayu (lihat artikel pertama). Bahan utama berasal dari Agrobis Burung dan di rangkaian akhir ada catatan dari Om Kicau tentang sosok Haji Syamsul.
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
Selama ini SKL BF Indramayu milik H Syamsul Saputro, mengambil indukan burung murai batu dari Aceh, Lampung dan Kalimantan. Namun demikian SKL BF mengandalkan indukan burung-burung mantan juara dari para muraimania. Dengan demikian kualitas indukan bisa dipertanggungjawabkan.
Kualitas indukan, kata H Syamsul, sangat penting bagi kelancaran proses produksi untuk mendapatkan hasil maksimal. “Semua indukan di sini pastinya merupakan pilihan terbaik. Jantan hampir sebagian besar mantan juara, sedangkan betina diambil langsung dari Aceh dan Lampung, juga dari beberapa peternak murai ternama,” jelasnya (semula disebutkan ada indukan “Kalimantan”, namun ada ralat dari Om Syamsul. Lihat updatenya, klik di sini).
Maaf menyela, kalau burung Anda kondisi ngoss terus dan pengin jadi joss, gunakan TestoBirdBooster (TBB), produk spesial Om Kicau untuk menjadikan burung ngoss jadi joss...
Dan sejauh ini Syamsul tidak mengalami kesulitan yang berarti dalam menangkarkan burung. Diawali dari proses penjodohan, hanya membutuhkan waktu seminggu untuk berjodoh. Jika pasangan tidak jodoh, betinannya langsung diganti.
Setelah jodoh, dua minggu kemudian betina langsung bertelur. Sekali produksi, rata-rata setiap pasangan meng hasilkan 2-3 telur.
Telur dierami induknya selama dua minggu sampai kemudian menetas. Setelah menetas, anakan tetap diloloh dan diasuh induknya sampai berusia sebulan.
“Untuk mengetahui anakan yang masih piyik sudah bisa diambil atau belum bisa dipancing saat pemberian makanan. Misalnya, jika dikasih jangkrik yang disimpan di bawah kemudian diambil sendiri, itu tandanya anakan sudah bisa diangkat atau dipisah dari induknya,” katanya.
Pada saat indukan meloloh, dan anakan diangkat, maka biasanya mereka segera berproduksi lagi. Ketika usia anakan mendekati sebulan, betina sudah bertelur lagi.
Selama setahun ini, dari 31 kandang yang berproduksi sudah menghasilkan 50-an anakan. Setiap pasangan maksimal bisa menghasilkan anakan dalam setahun,” tambahnya.
SKL menerapkan pola anakan diloloh induknya sendiri. Hal ini, menurut H Syamsul, sangat berpengaruh pada kualitas anakan. Air liur dan indukan mengandung zat tertentu yang bisa menambah kekebalan tubuh serta membuat anakan lebih sehat.
Proses pembesaran anakan secara alami ini lebih balk dibandingkan dengan diloloh oleh tangan manusia. “Kita tidak mengejar kuantitas produksi tetapi lebih mengutamakan kualitas produksi. Makanya, semua anakan diloloh oleh induknya sendiri,” ujarnya.
Selama proses pelolohan, anakan mendapat asupan makanan yang susuai kebutuhan perkembangannya. Antara lain, jangkrik muda, cacing, ulat hongkong, kroto dan belalang.
Setelah anakan berusia di atas sebulan atau lepas dari induknya, menu makanan yang diberikan bertambah, baik porsi maupun jenisnya. Selain tetap mengkonsumsi jangkrik, cacing, ulat hongkong dan kroto, anakan juga mulai diberikan voor. Pemberian voor sangat diprioritaskan agar anakan tidak terlalu tergantung pada extra fooding.
Update: Dalam artikel terdahulu tertulis ada indukan dari Kalimantan. Kemudian setelah ada komentar dari Om Herry Aceh, saya kontak lagi ke Om Syamsul, via SMS dan telepun langsung.
Om Syamsul menjelaskan:
Itu Hanhan (wartawan Agrobur) salah pengertian. Jadi waktu kita (saya dan Pak H Elviano) diwawancara, Pak H Elviano menyebutkan bahwa salah satu MB Jawaranya yang bernama BORNEO akan ditangkarkan ditempt saya. Nah Hanhan pengertiannya bahwa MB yang namanya BORNEO itu berasal dari Kalimantan (hanya kesimpulannya sendiri/pribadi tanpa dikonfirmasikan ke kita lagi), padahal nama BORNEO itu hanyalah nama saja.
Nanti di AGROBUR edisi minggu depan akan diralat sekalian liputan hasil Lomba di IM pada tgl 06 Maret. Saat itu MB hasil tangkaran kita yang paling pertama tampil sebagai Juara I di kelas paling bergengsi. Namanya sih jelek, BOTAK, hehehe. Kita juga tanggal 20 Maret ini akan berpartisipasi di Lomba Kertosuro/SOLO. Pak Haji Suwadi Klaten sudah mendaftarkannya. Mudah-mudahan kita bisa ketemuan di tempat lomba, Om.
Yah begitulah update informasi berupa ralat dari Om Syamsul. Hanya sayangnya pada tanggal 20 Maret nanti saya masih berada di Jogja untuk ikut acara National Bootcamp Jogja 2011. Yah moga-moga murai batu jagoan SKL BF bisa moncer.
(Bersambung ke artikel ketiga)