Untuk menjalankan ternak murai batu, dibutuhkan suplai makanan secara rutin dan harus selalu tersedia. Untuk mengurangi ketergantungan kepada pihak luar, misalnya pemasok jangkrik, H Syamsul Saputro majikan Shakila BF Indramayu punya kiat tersendiri – yakni dengan menangkar sendiri jangkrik untuk suplai penangkaran murai batunya.
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
Berdasar kalkulasi kasar, paling sedikit SKL BF harus menyediakan uang 7-8 juta per bulan hanya untuk pakan burung. Untuk jangkrik saja, dalam sehari (pagi, siang, sore), sedikitnya dibutuhkan 100 ekor jangkrik untuk satu kandang. Belum termasuk burung masteran dan murai anakan serta murai siap jodoh.
Jadi untuk 31 kandang yang ada saat ini plus anakan diperkirakan dibutuhkan sekira 4.000-an ekor jangkrik. Dengan asumsi biaya per hari adalah 100 rb, maka total biaya per bulan sekira Rp 3 jutaan.
Maaf menyela, kalau burung Anda kondisi ngoss terus dan pengin jadi joss, gunakan TestoBirdBooster (TBB), produk spesial Om Kicau untuk menjadikan burung ngoss jadi joss...
Berikutnya, kroto dibutuhkan sebanyak 7 ons per hari seharga Rp 60 ribu, sehingga per bulan adalah Rp 1,8 Juta. Kemudian, cacing dibutuhkan sebanyak 15 gelas (air mineral) per hari. Harga per gelas Rp. 2000 sehingga per bulan mencapai Rp 900 ribu.
Sedangkan ulat Hongkong perlu 7-8 ons per hari. Biasa membeli 2 kiloan per tiga hari, dengan harga Rp 40ribu per kilo, atau sebulan dibutuhkan biaya Rp 800 ribu.
Kemudian, voor pakan kemasan dibutuhkan sebanyak 6 dus per bulan. Harga perdus-nya Rp 125 ribu, sehingga total Rp 750 ribu per bulannya. Sebagai tambahan, multivitamin memerlukan biaya Rp 40 ribu per tiga hari, sehingga per bulan Rp 400 ribu, dan kalsium untuk pertumbuhan tulang Rp 500 ribu.
Dari total pengeluaran untuk breeding muray batu sebanyak 31 kandang sebesar Rp 7-B juta, pos unuk jangkrik adalah yang paling besar. Sehingga, untuk menekan biaya produksi, Om Syamsul menyiasatinya dengan beternak jangkrik sendiri.
Sementara ini, Om Syam memiliki 50 kotak ternak jangkrik, yang bisa memenuhi 50% kebutuhan jangkrik, yang berarti bisa mengurangi biaya sebesar Rp 1,5 juta. “Idealnya dibutuhkan sebanyak 250.300 kotak untuk bisa memenuhi total kebutuhan jangkrik,” ujar H Syamsul.
Oleh karenanya, sebagai bagian dari program tahap kedua, selain menambah kandang produksi, SKL BF juga akan membangun 500 kotak. Sebagian untuk kebutuhan makanan murai, sebagian lagi dijual ke kios-kios burung seputar Indramayu. “Kedepannya, memanfaatkan lahan yang masih luas, kita akan ternak juga cacing dan kroto,” katanya. (Han, Agrobis Burung)