Mau ke mana Pelestari Burung Indonesia? Itulah salah satu pertanyaan dari para penghobi burung saat ini kepada PBI di tengah maraknya “persaingan” antar-EO lomba burung. Para penghobi burung tentunya ingin tahu apa visi-misi dan rencana PBI di tengah kancah persaingan antar-EO lomba burung tersebut.

Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.

Ajang Musyawarah Nasional Luar Biasa/ Rapat Kerja Nasional Pelestari Burung Indonesia (Munaslub/ Rakernas PBI) tampaknya akan menjawab pertanyaan di atas. Berkaitan dengan hal itu, saya turunkan artikel yang ditulis I Made S Prana, Ketua Umum PBI, menyongsong Munaslub/Rakernas itu seperti dimuat Agribis Burung, No. 572 Minggu II April 2011). Silakan disimak.

MENYONGSONG MUNASLUB/ RAKERNAS PBI DI BANDUNG

Maaf menyela, kalau burung Anda kondisi ngoss terus dan pengin jadi joss, gunakan TestoBirdBooster (TBB), produk spesial Om Kicau untuk menjadikan burung ngoss jadi joss...

Bukan ukuran tapi kualitas organisasi jadi tujuan

Oleh: Made S Prana (Ketua Umum PBI)

Tanpa terasa, September tahun ini, Pelestari Burung Indonesia (PBI) akan genap berusia 39 tahun. Usia yang tidak lagi tergolong muda untuk sebuah organisasi.

Sejak kelahirannya PBI, yang semula menyandang nama Perhimpunan Burung Indonesia (Indonesian Society for Bird Conservation), memang telah memiliki kepedulian, tekad dan komitmen terhadap kelestarian burung. Tekad ini, melalui Munas/Rakernas tahun I998 dipertegas lagi dengan mengganti nama menjadi Pelestari Burung Indonesia.

Sejalan dengan itu terjadi perubahan paradigma yang mendasar pada setiap level dan lini organisasiantara lain dengan mengendalikan kegiatan lomba agar bercita rasa konservasi, mendorong kegiatan penangkaran dan aktif berperan serta dalam program konservasi nasional dan internasional.

Sejak itu, lomba terasa lebih bersahabat dengan burung, lebih transparan dalam penyelenggaraan dan lebih obyektif dalam penilaian. Jenis burung yang dilombakan juga berkurang drastic dan burung hasil penangkaran tampil semakin mendominasi dalam setiap lomba.

Semua itu bisa dicapai bukan tanpa hambatan. Hambatan dan rintangan mendera berulangkali, bukan hanya dari luar melainkan juga dari dalam tubuh PBI sendiri. Namun berkat ketegaran para anggotanya yang memang militant dan kerja keras yang tanpa pamrih dari seluruh jajarannya maka semua hambatan dan rintangan itu berhasil dilalui.

Semua hambatan dan rintangan itu patut kita syukuri karena tanpa itu semua, maka PBI ibarat petinju yang kehilangan sparing partner.

Kemana selanjutnya?

Kini PBI tidak lagi sendirian. Banyak EO dan organisasi perburungan, yang kecil maupun yang besar. Dalam keadaan seperti itu PBI harus pintar-pintar mencari dan memilih posisi serta memilah mitra kerja agar mampu tetap eksis, bahkan berkembang dan berperan semakin signifikan dalam kancah perburungan.

Dapatkan aplikasi Omkicau.com Gratis...

Berperan signifikan, tentu tidak otomatis harus besar. Kecilpun jadilah. Ibarat sebuah pesawat terbang jumbo, bukan hanya body atau mesin pesawat yang menjadi ukuran sukses kinerja, akan tetapi tiap tombol kecil yang ada dalam kokpit atau sekrup mungil pastilah sangat berarti dan karena itu kehadirannya tidak bisa diabaikan.

Seluruh tubuh mahluk hidup, bahkan yang sebesar dinosaurus atau mamooth (gajah purba) sekalilpun, juga digerakkan dan dikendalikanoleh organ kecil yang namanya otak. Itulah peran yang seharusnya dimainkan PBI.

Kehadiran EO dan organisasi perburungan lain di luar PBI, terutama yang memiliki kinerja baik dan citra yang sungguh prokonservasi, seyogyanya dipandang sebagai sebuah berkah. Sebab dengan hadirnya organisasi seperti itu maka beban pengendalian lomba akan semakin terasa ringan dan upaya pelestarian burungpun akan semakin mendekati kenyataan.

Berat sama dipikul dan ringan sama dijinjing, kata pesan orang-orang bijak di jaman dulu. PBI tidak perlu menjadi besar, yang penting konsep ideal PBI, yaitu melestarikan pemanfaatan burung dan memanfaatkan burung secara lestari, semakin beranak pinak dan berkembang biak ke seluruh negeri dalam wujud beragam organisasi.

PBI ke depan harus tetap menjadi inspirator dan pioneer dalam mewujudkan cita-cita bangsa YAITU memanfaatkan sumberdaya hayati, terutama burung, secara lestari bagi sebesar-besar kemakmuran rakyat. Untuk generasi kinimaupun generasi yang akan datang.

Warna konservasi PBI di masa yang akan datang harus dibuat semakin cerah dan menonjol. Wajah sejati PBI barangkali tidak perlu menonjol atau selalu harus ditonjolkan, yang penting kehadirannya di setiap produk, pemikiran atau konsep harus bisa dirasakan. Ibarat bumbu dalam setiap masakan atau vitamin mineral dalam setiap hidangan bergizi.

Wujud tak tampak tapi dampaknya nyata

Untuk mencapai tujuan itu SDM PBI harus benar-benar ditempa agar semakin berkualitas, semakin cinta bangsa, Negara dan Tanah Air serta penuh dedikasi. Ini akan tercermin nyata nanti dalam setiap produk lomba yang digelar dan dalam setiap forum konservasi di mana PBI terlibat.

Lomba PBI selain prosedurnya harus transparan dan bernuansa konservasi, hasilnya harus mampu memuaskan semua pihak, terutama mereka yang kaIah. Kalau itu bisa djwujudkan maka tanpa promosi sekalipun, kicau mania sejati akan membanjiri setiap Iomba PBI.

Itulah salah satu pesan penting yang akan menjadi pokok bahasan dalam Munaslub/Rakernas PBI di Bandung. Dan Bandung dipilih, karena kota ini dianggap mampu membakar semangat juang warganya dalan mewujudkan cita-cita luhur PBI.

Sehubungan dengan itu saya pesankan kepada seluruh warga dan jajaran pengurus PBI di manapun berada “Bersiaplah untuk datang beramai-ramai ke Bandung tanggal 13-14 Mei nanti. Sukses tidaknya Munaslub/Rakernas PBI itu, Andalah yang menentukan”.

====

Ya demikian sobat, paparan rencana dan agenda PBI di masa mendatang… Kita tunggu saja realisasi kiprah mereka.

Salam sukses Pelestari Burung Indonesia, salam dari Om Kicau.

Cara gampang mencari artikel di omkicau.com, klik di sini.

-7.550085110.743895