Ketika juri bingung menilai serindit: Ketawa sejenak bersama Mas Warjo IKPBS

Sebagai juri yang sudah malang-melintang di berbagai event lomba burung, baik skala lokal maupun nasional, Mas Warjo punya banyak cerita lucu meski Ketua Ikatan Pedagang Burung Surakarta (IKPS) itu sendiri menyebutnya tragis. Salah satu cerita dari sekian banyak cerita dari Mas Warjo yang ingin saya sampaikan adalah soal penilaian dalam lomba burung srindit yang banyak dibuka kelasnya di event lomba di kawasan Sumatera dan Kalimantan.

Seperti kita tahu, kicauan burung serindit atau srindit lebih banyak berupa jeritan-jeritan kristal dan seperti menggema. Ketika kita memperhatikan seekor srindit berkicau, kita bisa memastikan suara dencingan itu datang dari paruhnya. Namun  ketika ada lebih dari satu ekor srindit berbunyi, kita banyak dibuat bingung, burung mana yang mengeluarkan suara dengan lagu apa. Sebab, meski srindit ada di depan kita, kadang suara kristalnya justru mengaburkan arah datangnya suara, dan karenanya suara srindit seakan datang dari arah samping atau belakang kita.

Kalau membedakan suara dua ekor srindit saja bisa kesulitan, bagaimana jika yang harus kita pantau ada sekitar 40 ekor burung yang digantang di arena lomba?

Hal itulah yang membuat juri sering kesulitan memberikan penilaian dalam lomba burung srindit. “Kita sering tidak tahu pasti, mana yang bersuara variatif mana yang monoton, mana yang keras dan mana yang hanya sayup-sayup,” kata Mas Warjo suatu ketika di Pasar Depok Solo.

Lantas bagaimana menentukan juaranya? “Hehehe, akhirnya kita sering hanya memantau mana yang paling rajin membuka dan menutup paruh. Yang paling rajin, ya itulah juaranya,”  kata Mas Warjo mantab meski sambil geleng-geleng kepala dia berguman, “Tragis memang…”

Nah itu sobat, apapun pendapat dan komentar Anda, tetapi itulah faktanya. Juri juga manusia, hahahah.

Bagaimana pendapat sobat?