Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
Dan hal itulah yang memunculkan kreativitas seorang kicaumania asal Kediri untuk mencetak burung yang berpostur dan wajah cucak jenggot tetapi bermental tarung dan bersuara kapas tembak. Inilah burung hasil silangan kapas tembak dan cucak jenggot.
Keistimewaan yang dimiliki anakan hasil silangan cucak jenggot dan kapas tembak, suara cenderung kasar, gacor dan bermental petarung seperti kapas tembak. Sementara bentuk bodi dan warna bulu lebih mirip dengan cucak jenggot. Dari segi kualitas suara, burung kapas tembak memang lebih bagus ketimbang cucak jenggot.
Adalah Sugeng, seorang kicaumania asal Dusun Santren, Desa Poh Jajar, Kecamatan Papar, Kediri yang punya inisiatif untuk menyilangkan antara cucak jenggot dengan kapas tembak. Dengan persilangan tersebut, ia berharap anakan yang dihasilkan memiliki keistimewaan seperti indukan. Yaitu memiliki suara yang kasar dan bermental petarung seperti Kapas Tembak. Sedangkan postur tubuh dan warna bulunya seperti Cucak Jenggot.
Dengan begitu anakan tersebut nantinya tak hanya bisa dilombakan di kelas campuran kapas tembak, tapi juga bisa di kelas murni cucak jenggot.
Beda kapas tembak dan cucak jenggot
Apa beda burung kapas tembak dan cucak jenggot? Lihat gambar di bawah ini:
Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.
Proses penjodohan
Inilah bagian yang tersulit dalam menangkarkan burung. Bahkan dari pengalaman Sugeng menangkarkan berbagai jenis burung, Cucak Jenggot adalah yang tersulit dan butuh waktu yang cukup lama.
Tahap awal yang dilalui selama proses tersebut adalah pengenalan terlebih dahulu. Caranya, calon pasangan dimasukkan ke dalam sangkar berbeda dan ditempatkan pada posisi berdekatan secara terus-menerus baik di dalam rumah atau ruangan, maupun ketika dijemur di luar harus selalu berdekatan.
Selama proses tersebut, kedua calon pasangan harus selalu dimandikan dengan cara dimasukkan ke dalam bak mandi secara bergantian. Saat dijemur juga harus tetap berdekatan.
Berdasarkan pengalaman Sugeng, proses pengenalan tersebut membutuhkan waktu minimal 1 bulan. Waktu selama itu akan membuat calon pasangan saling mengenal. Setelah itu barulah level penjodohannya bisa dinaikkan, yaitu dipertemukan dalam satu sangkar.
Hanya saja bukan dalam sangkar harian, tapi dalam keramba bak mandi. Tepatnya ketika memandikan calon pasangan pada pagi hari dilakukan dalam satu bak mandi.
Bisa dimulai dengan memasukkan salah satunya ke dalam keramba, bisa yang betina maupun yang jantan dahulu. Setelah keduanya sudah berada di dalam keramba, lakukan juga penyemprotan dengan water spray beberapa saat hingga sedikit basah.
Penting juga untuk memperhatikan teknik penyemprotan. Arahkan ujung spray pada bagian kakinya agar air yang keluar tak mengenai bagian kepala dan masuk ke dalam hidung. Karena jika hidungnya kemasukan air bisa membuat burung flu.
Saat kedua pasangan berada di dalam keramba, amati perilakunya. Karena saat itulah saat yang paling rawan, bisa saja sang pejantan terlalu agresif dan langsung memaksa kawin si betina. Akibatnya bisa tatal. Si betina bisa mati karena kepalanya ditenggelamkan di dalam air.
Hal tersebut telah beberapa kali dialami oleh Sugeng. Selama ini ia sudah pernah 3 kali mendapati si betina mati ketika berada di dalam keramba bersama pejantan. Jika sang jantan terlalu agresil dan si betina menolak untuk dikawini, segara pisahkan.
Mandikan kembali keduanya secara bergantian atau di tempat berbeda. Namun ketika dijemur hingga dipindahkan ke dalam rumah harus tetap berada di tempat yang sama dengan sebelumnya dan selalu berdekatan. Proses pengenalan dari penjodohan tersebut harus tetap dilanjutkan seperti semula. dari jemur hingga tidur harus tetap dekat.
Sementara ketika memandikan pada hari berikutnya juga harus tetap dicoba kembali untuk menjadikannya dalam satu keramba. Jika masih seperti sebelumnya, harus dipisahkan kembali dan diulang pada keesokan harinya. Begitu seterusnya hingga menunjukkan tanda-tanda si betina mau untuk dikawin atau sang pejantan tidak terlalu agresif.
Jika pasangan tersebut sudah terlihat beberapakali melakukan perkawinan ketika sedang mandi bersama, berarti keduanya sudah berjodoh dan siap dimasukkan ke dalam sangkar penangkaran.
Nah, begitulah ceritanya Om dan Tante semua. Salam tembak dan jenggot, salam dari Om Kicau.
(Sumber: Agrobis Burung)