Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
Sementara itu, untuk kontes kali ini tidak banyak jenis burung yang dikonteskan. Di luar kenari (dengan kategori kenari reguler, standar, dan kalitan), panitia hanya membuka kelas lovebird, campuran impor, dan pleci.
Seperti pakem Papburi, semua kelas akan dilakukan dengan penyisihan, masing-masing hanya 10 burung. Ada 4 juri yang akan duduk di empat sisi gantangan, yang setelah durasi waktu tertentu akan bergeser. Tidak boleh ada komunikasi di antara 4 juri tersebut.
Garis besar penilaian seperti ini, burung tak bunyi diberi nilai 5. Kalau sudah bunyi, nilainya antara 6-7 untuk kategori kerajinan, volume, gaya. Khususnya untuk lagu, diberi bobot lebih tinggi, yaitu sampai maksimal 9. Juri boleh memberi tambahan nilai di belakang koma, untuk menghindari tos atau nilai sama. Setelah direkap dan ada nilai sama, akan dilihat nilai lagunya. Bila salah satu punya nilai lagu lebih baik, itulah yang ditetapkan jadi pemenang atau masuk peringkat lebih tinggi.
Di kontes ini Anda juga bisa menikmasi suara burung dengan baik, sebab tidak ada tradisi teriak. Peserta akan duduk lesehan dengan tenang sambil mendengarkan burung, meskipun tak ada petugas yang menjaga, juga tak ada pagarpembatas. Pembatasnya sungguh-sungguh ‘imajiner’. Peserta dan penonton sudah tahu diri untuk tidak sampai duduk melewati batas tikar. Melanggar batas ini apalagi sampai teriak-teriak, akan malu sendiri.
Janjikan transparansi
Hery Dua Dewi, Ketua Papburi Klaten juga mengungkapkan, ada perubahan sedikit-demi sedikit untuk lebih memuaskan peserta.
“Yang akan coba kami terapkan besuk di Klaten adalah, menempel hasil salinan penilaian juri yang asli. Jadi kami menyediakan kertas rangkap berkarbon, begitu sesi penilaian selesai, langsung kami sobek di depan peserta. 1 lembar di tempel untuk bisa dilihat peserta, 1 lembar untuk dientry dan direkap. Dengan demikian akan semakin transparan. Kalau ada perbedaan hitungan antara peserta dan panitia, bisa dikroscek lagi,” kata Heri sebagaimana disampaikan kepada Waca Jogja yang melaporkan untuk omkicau.com.
Hery juga mengaku menerima masukan supaya Papburi berani pula berinovasi dengan juri diberi wewenang untuk memberi koncer, supaya juara langsung ketahuan pada saat selesai dinilai, dan di situ ada nilai dramatis atau klimaks, dan rasa kepuasaan, kelegaan, plong, dan semacamnya, sebab kalau menunggu hasil rekap yang relatif lama, unsur dramatisnya sudah hilang.
LIHAT ATAU DOWNLOAD BROSUR LOMBA PAPBURI KLATEN 17 JUNI 2012 (kelas, biaya daftar, hadiah dsb) KLIK DI SINI
.Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.
“Usulan itu pada dasarnya kami tampung, tapi itu perlu pemikiran dan kami diskusikan dengan seluruh unsur, khususnya para juri, apakah itu memungkinkan atau tidak, mempermudah atau malah mempersulit. Yang paling lebih dulu bisa kami lakukan adalah, menempel salinan asli hasil penilaian juri, dengan demikian tak ada kecurigaan atau syak wasangka bila di balik meja rekap bisa saja nilai diutak-atik.” (Waca – Jogja)