Walau sudah diumumkan secara luas, panitia akhirnya membatalkan rencana Lomba Burung Kapolda Metro Jaya Cup, yang rencananya digelar 15 Juli 2012. Pembatalan disampaikan salah satu personel panitia Wahyu Tangerang.
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
Beberapa waktu yang lalu sudah tersiar kabar PBI Jabodetabek bakal menggelar even akbar bertajuk Kapolda Jaya Cup,15 Juli 2012, atau sepekan setelah Piala Raja Jogja.
Wahyu, dari PBI Tangerang yang mengurus even ini, juga sudah mengkonfirmasi rencana ini. Bahkan, pengumuman resmi sudah dirilis melalui stop press di media hobi burung serta tulisan yang menjelaskan lebih rinci terkait rencana tersebut.
Menurut Wahyu, waktu persiapan memang cukup mepet. Kapolda juga meminta supaya even itu dibuat mewah dengan dua lapangan. Permintaan itu, secara prinsip disetujui.
Wahyu dan kawan-kawan pun berencana menerapkan sejumlah inovasi, misalnya membatasi jumlah peserta atau gantangan hanya 36 ekor saja. Jumlah itu dianggap ideal, tidak terlalu banyak, juga tidak terlalu sedikit. Dengan jumlah itu, juri bisa memantau dan menilai burung dengan lebih seksama tanpa ada yang kelewat. Jadi tiap sesi ibarat partai final.
Penilaian masih dengan cara dan sistem yang sama. “Kalau aku pribadi pengin bikin lomba dengan juri 5 saja, lalu untuk lagu nilai mulai 7, 8, 9. Tapi ketika dulu kuusulkan dalam forum Rakernas yang punya wewenang untuk membuat, mengubah, atau menambahkan aturan, tak disetujui, jadi sementara ya pakai sistem yang sudah ada, tinggal upgrade SDM jurinya saja biar hasilnya lebih oke, upgrade kualitas, juga integratis.”
Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini. |
Lalu kenapa seperti tiba-tiba saja dibatalkan?
Ada gelaran dari EO lain
“Soalnya ternyata ada pula EO lain yang secara tiba-tiba mau menggelar even pada hari yang sama, tapi dengan embel-embel Lomba Amal. Padahal, kita kan sudah merencanakan cukup lama, hanya saja untuk memastikannya kan memang butuh proses loby dan pembicaraan awal dulu, karena nama evennya juga tidak main-main, setelah ada kepastian, baru secara resmi kita mengajukan proposal dan berani koar-koar tentang even dan label-nya.”
Menurut pemikiran pihak Wahyu dan kawan-kawan, semestinya pihak Polda menolak ijin dari EO itu, sesuai dengan tata urutannya.
“Pihak Humas tidak tahu aturan yang berlaku di PBI. Mestinya menolak proposal lain, sebab sebelumnya kami sudah ada pembicaraan informal dengan pihak Kapolda dan sudah menghasilkan sejumlah kesepakatan. Proposal kan buat memformalkan saja. Yang terjadi malah kami disarankan bikin lomba bersama-sama. Hal yang jelas tidak mungkin, apa kata dunia.”
Dari sisi etika dan sikap saling menghormati sesama EO, dalam pandangan Wahyu, mestinya even yang lain itu mundur karena jelas even yang digagas Wahyu dan kawan-kawan itu sudah masuk jauh lebih dahulu. Namun, yang terjadi sebaliknya. Akhirnya Wahyu memutuskan untuk mundur atau membatalkan rencana Kapolda Metro Jaya Cup.
“Kita saja yang mengalah untuk mundur, sebab kalau hanya mau mengandalkan ego, kekuasaan, kemudian saling bentur, buat apa bikin lomba. Lebih banyak mudhorotnya dari pada manfaat. Tapi rencana gelar lomba akbar PBI di Jabodetabek tetap jalan, dengan gantangan 36 juga, kita cari waktu lagi yang pas dan nama even yang baik pula, mungkin setelah Lebaran. Tunggu saja, setelah semuanya pasti, akan kita kasih tahu.” (Waca – Jogja)