Penyakit burung banyak ragamnya. Banyak dari penyakit itu yang tidak kita ketahui sebabnya apalagi obat dan cara pengobatannya. Burung yang semula gacor, lincah, mata bersinar jadi pendiam, bulu mengembang, mata redup bahkan tertutup. Cek dan ricek, jangan-jangan burung kita keracunan logam.
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
Artikel ini ingin menekankan sekali lagi perlunya kita mewaspadai kemungkinan burung keracunan logam. Tanda yang paling banya dilihat antara lain adalah burung kejang. Silakan cek kembali artikel “Burung kejang akibat logam berat dan penanganannya”.
Maaf menyela, kalau burung Anda kondisi ngoss terus dan pengin jadi joss, gunakan TestoBirdBooster (TBB), produk spesial Om Kicau untuk menjadikan burung ngoss jadi joss...
Artikel ini saya tulis berdasar kasus terbaru keracunan pada burung condor yang menyebabkan populasinya semakin menipis. Kalau makanan yang terkontaminasi tembaga bisa menyebabkan kematian burung condor, bagaimana jika hal sama terjadi pada burung kicauan?
Lihat saja, banyak sekali logam yang berada di dekat burung kita yang bisa jadi menimbulkan keracunan. Itu bisa dimulai dari cantelan pakan yang terbuat dari kawat tembaga, seng, atau wadah pakan serta minuman lain yang terbuat dari logam, sampai pada bahan baku atau bahan pelapis jeruji sangkar.
Untuk itu, Anda bisa mengeceknya pada artikel “Kenali logam yang berbahaya untuk burung”.
Kasus keracunan pada burung-burung condor
Silakan cek lagi referensi masalah penyakit karena keracunan logam di atas. Hal ini saya tekankan kembali karena belum lama ini diberitakan burung condor terancam punah karena keracunan tembaga.
Disebutkan bahwa burung raksasa pemakan bangkai California yang terancam itu kini menghadapi suatu “epidemi” kerancunan tembaga karena memakan bangka-bangkai yang terkontaminasi oleh peluru-peluru tembaga kendati upaya-upaya konservasi mahal selama bertahun-tahun telah dilakukan.
Populasi burung langka tadi sempat tinggal 22 ekor pada 1982, dan sejak itu telah pulih jadi sekira 400, dengan separuhnya masih dalam kurungan orang, ujar penelitian yang disiarkan Proceedings of the National Academy of Sciences.
Sekira lima juta dolar dihabiskan pertahunnya untuk membiayai berbagai program meningkatkan populasi burung tersebut melalui pembiakan dalam kurung dan program pelepasan. Namun jika upaya-upaya itu sampai terhenti maka burung-burung tadi mungkin akan mati lagi, ujar studi tersebut.
Keracunan tembaga masih tetap jadi bahaya kritis, dan upaya-upaya untuk membatasi penggunaan peluru tembaga oleh pemburu di California dalam beberapa tahun terakhir belum mengurangi jumlah kasus keracunan kronis, ungkap para peneliti.
“Kita tidak akan pernah memiliki populasi condor liar yang mampu mempertahankan kelangsungan hidupnya jika kita tidak mencoba memecahkan problema ini,” papar penulis pertama Myra Finkelstein, ahli racun riset di University of California Santa Cruz.
“Dewasa ini, burung-burung condor California diberi tanda dan dipantau, dua kali diperangkap dalam setahun untuk diperiksa darah, dan kalau perlu ditangani untuk mengatasi keracunan tembaga di rumah sakit hewan, dan mereka masih akan tetap mati akibat keracunan tembaga atas dasar reguler.”
Setiap tahunnya, hampir sepertiga dari sampel darah condor menunjukkan tanda keracunan tembaga serius dan 20 persen dari condor liar di California ditemukan memiliki level tembaga dalam darah yang menuntut pengobatan.
Tanpa terapi khusus untuk menyingkirkan tembaga itu dari darah, burung tersebut dapat menderita kelumpuhan, sendi-sendi kaku dan kehilangan kemampuan untuk terbang. Pada level yang tinggi, keracunan tembaga bisa membunuh.
Sekira separuh dari semua condor liar di California menuntut pengobatan untuk mengatasi keracunan tembaga pada tahun 1997.
Keracunan unsur tembaga diyakini sebagai salah faktor yang menyebabkan species itu nyaris mengalami kepunahan dalam beberapa dekade lalu.
Kendati demikian, berbagai upaya oleh para ahli lingkungan untuk meyakinkan pemerintah AS melarang penggunaan amunisi tembaga dalam memburu hewan-hewan darat mendapat perlawanan sengit dari berbagai kelompok hak senjata api, dan gugatan-gugatan kini berlanjut.
Makanan utama condor dari memakan bangkai mamalia besar seperti rusa, atau tumpukan usus yang ditinggalkan para pemburu. Peluru tembaga menyebar ketika menghantam sasaran sehingga pecahannya menyebar ke seluruh tubuh binatang tersebut.
Bagaimana dengan burung kicauan Anda?
Kalau makanan terserpih tembaga ternyata sangat berbahaya bagi burung condor, bagamana jika logam yang sama mengontaminasi pakan burung-burung kicauan kita? Tentu sangat berbahaya.
Selain tembaga, logam apa saja yang bisa menyebabkan burung karacunan dan sakit atau lebih parah, mati? Silakan cek artikel ini: Kenali logam yang berbahaya untuk burung.
Salam sukses untuk Anda.