Berbekal pengalaman ternak ayam arab dan masukan dari teman-teman yang sukses menangkar burung khususnya jenis lovebird dan murai batu, H Sofyan Hani yang berdomisili di RT 01 RW 04 Desa Mandiraja Kulon, Kecamatan Mandiraja Banjarnegara, Jawa Tengah memulai menangkar lovebird dan murai batu.
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
Memanfaatkan halaman samping rumah yang cukup lebar, H Sofyan membangun empat kandang murai batu dan 8 kandang lovebird yang kemudian dia menggunakan nama K-13 Bird Farm untuk usaha penangkaran tersebut.
Modal breeding didapat dari pinjaman ke bank BRI, melalui program KUR (Kridit Usaha Rakyat) pada tahun 2010 sebesar 20 juta.
Dari modal 20 juta tersebut, dimulailah usaha breeding yang sudah lama diinginkannya. Perburuan indukan lovebird dan murai batu terus dilakukan dengan memanfaatkan pertemanan di komunitas hoby burung berkicau.
Tak membutuhkan waktu lama, maka kandang yang sudah dibangunnya sudah terisi indukan semua. “Alhamdulillah berkat bantuan sahabat dekat saya saudara Saren Hudoyo dan teman-teman, indukan yang saya cari cepat didapat. Proses breeding pun mulai saya jalankan,” tutur H Sofyan.
Karena persiapan yang cukup matang, maka proses demi proses dilaluinya dengan lancar dan tidak ada kendala yang berarti. Kalaupun ada kendala, dengan cepat bisa diatasinya. Karena H. Sofyan memang sering bertanya atau dapat masukan dari teman sesama breeder.
Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.
Dari indukan yang dimiliki, bapak dua anak ini mulai mengenyam hasilnya. Puluhan ekor anakan murai dan lovebird mulai dipanennya. Dengan kualitas indukan yang bagus atau terseleksi, maka anakan yang dihasilkan mempunyai kualitas yang sama dengan indukannya.
Bahkan ada beberapa ekor anakan baik lovebird maupun murai batu, mempunyai kualitas yang tergolong istimewa. Untuk anakan murai, rata-rata berpostur gagah dengan kualitas volume dan gaya tarung yang aduhai.
Untuk anakan lovebird, kebanyakan mempunyai durasi bunyi yang panjang dan rajin. Gaya tarungnya juga nagen di atas tenggeran dengan kepala neklek seperti burung tledekan yang sedang tarung, volume juga tembus.
Dari produk yang dihasilkan, semua langsung terserap oleh konsumen. Pembeli datang dari sekitar Bralingmascakeb (Banjarnegara, Banyumas, Purbalingga, Cilacap, & Kebumen), ada juga yang datang dari wilayah Kedu.
Sebagai percontohan hoby burung berkicau yang ditekuninya sejak kecil, membuat kecintaan H Sofyan terhadap usaha breedingnya membawa hasil maksimal. Di sela-sela kesibukannya sebagai Kepala Desa Mandiraja Kulon, H Sofyan masih menyempatkan diri mengurus breedingnya dengan dibantu satu tenaga kerja tetap.
“Saya suka burung sejak kecil, karena ayah saya juga suka memelihara burung, sampai akhirnya saya terjun menggeluti hoby burung berkicau, dan yang paling saya suka adalah jenis tledekan,” imbuh H Sofyan yang namanya terangkat berkat moncernya tledekan koleksinya di berbagai lomba yang diikutinya.
Proyek percontohan
Sebelum berangkat ke kantor, tiap han H Sofyan menyempatkan menangani penangkarannya. Selanjutnya, perawatan dilakukan oleh tenaga kerja sampai sore hari. Untuk kebutuhan pakan murai seperti kroto, dia tidak kesulitan mendapatkannya. Sebab, di daerah Mandiraja kroto mudah didapat, dan stoknya sangat banyak.
Seiring kemajuan breeding yang dijalaninya, maka saat ini K-13 Bird Farm milik H Sofyan digunakan sebagai proyek percontohan di wilayah Mandiraja dan sekitarnya. Breeding K-13 BF menginspirasi terbentuknya Kelompok Usaha Ternak Burung dengan nama Kube Aroffah yang beranggotakan warga masyarakat yang berternak burung di Mandiraja.
Peternak yang tergabung dalam Kube Aroffah, terdiri dan peternak dari berbagai jenis burung, seperti peternak parkit, murai batu, lovebird, jalak suren, dan perkutut.
Terbentuknya kelompok ini diharapkan bisa meningkatkan pendapatan masyarakat melalui usaha budidaya ternak burung. Karena modal tidak terlalu besar, maka usaha ini bisa dijalankan oleh kebanyakan masyarakat desa, dan semuanya tergantung pada keuletan dan keseriusan masing-masing penangkar.
Diharapkan pada masa mendatang pemerintah daerah Kabupaten Banjarnegara bisa menjadikan ternak burung sebagai salah satu program pemberdayaan masyarakat dan pelestarian alam. Kelompok Kube Aroffah, siap menjadi pioner dan percontohan. (Agrobis)