Memenuhi permintaan teman untuk mengunggah jenis burung-burung pelatuk yang ada di Indonesia, berikut ini saya sajikan sejumlah gambar dan deskripsi ringkas beberapa jenis burung dari ordo Piciformes ini.
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
Burung yang menurut penelitian ilmuwan Kanada Dr. Louis Lefebvre sebagai salah satu burung cerdas ini bisa ditemukan di seluruh dunia dan termasuk sejumlah spesies, biasanya berjumlah 218 (termasuk pelatuk paruh gading).
Beberapa burung pelatuk dalam ordo Piciformes memiliki kaki zigodaktil, dengan 2 jari kaki mengarah ke depan, dan 2 lainnya ke belakang. Kaki-kaki itu, meski beradaptasi untuk berpegangan di permukaan vertikal, bisa digunakan untuk menggenggam atau bertengger. Beberapa spesies hanya memiliki 3 jari kaki. Lidah panjang yang ditemukan pada beberapa burung pelatuk dapat dijulurkan keluar untuk menangkap serangga.
Maaf menyela, kalau burung Anda kondisi ngoss terus dan pengin jadi joss, gunakan TestoBirdBooster (TBB), produk spesial Om Kicau untuk menjadikan burung ngoss jadi joss...
Burung pelatuk sebagaimana dikutip dari wikipedia.org mendapatkan namanya dari kebiasaan beberapa speiesnya menyadap dan mematuk batang pohon dengan paruhnya. Ini adalah alat komunikasi kepemilikan daerah melalui sinyal kepada saingan-saingannya, dan cara mencari dan menemukan larva serangga di bawah kulit kayu atau terowongan berliku nan panjang di pohon.
Mula-mula, burung pelatuk mencari terowongan dengan menyadap batang. Begitu terowongan itu ditemukan, burung pelatuk memahat kayu sampai menciptakan pembukaan ke terowongan. Lalu menjulurkan lidahnya ke terowongan untuk mencoba mencari tempayak. Lidah burung pelatuk panjang dan berujung kait. Dengan lidahnya burung pelatuk menusuk tempayak dan menariknya keluar batang.
Burung pelatuk juga menggunakan paruhnya untuk membuat lubang yang lebih besar sebagai sarangnya sekitar 15-45 cm (6-18 inchi) di bawah permukaan yang dibuka. Sarang-sarang itu hanya dilapisi dengan keping-keping kayu dan menyimpan 2-8 telur putih yang dikeluarkan betinanya. Karena di luar jangkauan penglihatan, sarang ini tidak terlihat pemangsa dan telurnya tidak perlu dikamuflase. Rongga yang dibuat oleh burung pelatuk juga digunakan kembali sebagai sarang oleh burung-burung lain, seperti beberapa bebek dan burung hantu, dan mamalia, seperti tupai pohon.
Burung cerdas
Pada Februari 2005 ilmuwan Kanada Dr. Louis Lefebvre mengumumkan cara mengukur IQ hewan dalam hal inovasi mereka dalam kebiasaan memberi makan. Burung pelatuk tercatat di antara burung paling cerdas menurut skala ini.
Burung pelatuk yang dapat mematuk hingga dua puluh kali tiap detik mengilhami ini Walter Lantz menciptakan tokoh kartun Woody Woodpecker.
Burung pelatuk di Indonesia:
Berikut ini adalah gambar masing-masing burung pelatuk sebagaimana disebutkan John MacKinnon dalam buku Burung-burung di Sumatera, Jawa, Bali dan Kalimantan:
- Tukik belang (Picumnus innominatus). Kecil; jantan: ada dua garis puih di kepala; berjari tiga. Betina: dahinya tidak jingga.
- Tukik tikus (Sasia abnormis). Kecil; berjari tiga. Jantan: kecil; dahi keemasan; bagian bawah jingga. Betina: dahinya berwarna sama dengan bagian bawah.
- Pelatuk kijang (Celeus brachyurus). Jantan: berparuh hitam; bagian atas coklat bergaris melintang hitam. Pada betina tidak terdapat bercak merah pada pipi.
- Pelatuk besi (Dinopium javanense). Jantan: mahkota dan jambul benwarna merah; mantel keemasan; setrip malar hitam tebal; jari tiga. Betina: mahkota hitam bersetrip putih.
- Pelatuk Raffles (Dinopium raflessi). Punggung hijau; kepala bersetrip; berbintik putih pada sisi lambung.
- Caladi batu (Meiglyotes tristis). Berukuran kecil. Jantan: bergaris melintang hitam: tunggir berwarna kuning tua. Betina: sedikit setrip malar merah.
- Caladi badok (Meiglyotes tukki). Jantan: bulu utama bergaris-garis melintang; kepala coklat; mempunyai bercak pada lehernya yang kuning tua: tenggorokan hitam bergaris-garis. Betina: tanpa warna merah.
- Pelatuk ayam (Dryocopus javensis). Berukuran besar; bagian atas hitam, bagian bawah putih. Betina: tanpa warna merah.
- Caladi ulam (Dendrocopus macei). Jantan: berwajah putih; dada kekuningan tua, bergaris-garis hitam; tunggir merah. Betina: warna merah tidak ada.
- Caladi belacan (Dendrocopus canicapillus). Jantan: topi abu-abu; wajah bersetrip; dada kuning kemerahan; bagian bawah bergaris menmanjang. Betina: tidak ada warna merah.
- Caladi tilik (Picoides moluccensis). Jantan: topi coklat; bagian bawah putih bercoret-coret. Betina: tidak ada warna merah.
- Caladi tikotok (Hemicircus concretus). Jantan: berukuran kecil; berjambul; dahi merah: berhiaskan sisik hitam: tunggir putih. Betina: tanpa warna merah.
- Pelatuk pangkas (Blythipicus rubiginosus). Jantan: paruh gading: tengkuk merah: punggung merah padam tua. Betina: sedikit warna merah; sayapnya bergaris-garis keabu—abuan pucat.
- Pelatuk hijau (Picus vittatus). Jantan: topi merah; pipi kebiruan; tunggir kuning; bagian bawahnya berhiaskan sisik hijau zaitun. Betina: mempunyai mahkota hitam.
- Pelatuk muka-kelabu (Picus canus). Muka abu-abu; tengkuk hitam; bagian atas merah padam; tunggir jingga. Mahkota pada jantan merah dan pada betina hitam.
- Pelatuk kuduk-kuning (Picus flavnuca). Tidak ada warna merah; jambul dan tenggorokan kuning; sayap coklat bergaris hitam. Betina mempunyai daerah malar lebih suram dan tenggorokannya lebih bercoret.
- Pelatuk sayap-merah (Picus punnicus). Sayap merah padam; tenggorokan kuning; bergaris tidak jelas pada sisi lambung. Betina: tanpa setrip malar merah, mahkota merah padam, dan jambul kuning.
- Pelatuk jambul-kuning (Picus Chlorolophus). Dahi merah: setrip malar merah dan putih; jambul kuning; sisi lambung bergaris putih. Betina: dahi dan setrip malarnya sedikir merah.
- Pelatuk kumis-kelabu (Picus mentalis). Jantan: berkerah coklat berangan; berjambul kuning; sayap merah; tenggorokan bercorak papan carur. Betina: mempunyai daerah malar berwarna coklat.
- Pelatuk merah (Picus miniaceus). Muka berwarna merah karat; jambul kuning; sayap merah; bagian bawah bergaris. Betina: pada sisi wajahnya berwarna merah.
- Pelatuk kelabu-besar (Mulleripicus pulcerulentus). Berukuran besar; bulu utama abu-abu. Betina: tanpa bercak merah.
- Pelatuk kundang (Reinwardtipicus validus). Jantan: jambul dan bagian bawah berwarna merah; punggung jingga. Betina: kepala dan bagian bawah berwarna coklat; punggung berwarna krem.
- Pelatuk tunggir-emas (Chrysocolaptes ludicus). Kepala bersetrip; terdapat dua setrip malar hitam yang sempit; punggung keemasan. Jantan: mahkota dan jambul merah. Betina: mahkota hitam dengan bintik putih. (a) Cl. strictus (Jawa Timur dan Bali): betina mempunyao topi kekuningan. (Sumber: Burung-burung di Sumatera, Jawa, Bali dan Kalimantan oleh John Mac Kinnon dkk).