Masih banyak pemula yang bertanya mengenai bagaimana cara menangkarkan burung anis kembang, terutama proses penjodohan induk jantan dan betina. Berikut ini beberapa tips yang bersumber dari pengalaman saya sendiri dan kisah sukses seorang penangkar anis kembang (AK).
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
Sebelum memulai penangkaran anis kembang, sebaiknya pilih indukan dengan kriteria sebagai berikut :
AK jantan
- Pilih burung jantan yang sudah cukup umur, dengan perkiraan sudah melewati 3 kali masa mabung.
- Burung dalam kondisi gacor dan ngerol.
- Sehat, mulus, dan tidak memiliki cacat pada tubuhnya.
- Bentuk fisik tubuhnya panjang dan langsing (lencir), dengan gaya berdiri yang tegak.
AK betina
- Pilih burung yang sudah cukup umur atau sudah melewati 2 kali masa mabung
- Pilih betina yang sudah birahi atau ngeper jika ditempel atau saat mendengar suara burung jantan
- Sehat, mulus, dan tidak memiliki cacat
- Untuk pemula, sebaiknya menyiapkan beberapa ekor induk betina untuk persiapan jika burung tersebut tidak berjodoh dengan induk jantan yang kita miliki.
Proses penjodohan
Maaf menyela, kalau burung Anda kondisi ngoss terus dan pengin jadi joss, gunakan TestoBirdBooster (TBB), produk spesial Om Kicau untuk menjadikan burung ngoss jadi joss...
1. Tahap pengenalan
Tempelkan dua sangkar yang masing-masing berisi induk jantan dan induk betina. Ini merupakan tahap awal pengenalan, agar induk jantan dan betina bisa “say hello” terlebih dulu. Butuh waktu 1-7 hari untuk menunggu sampai keduanya saling tertarik.
Tanda-tanda ketertarikan antara lain:
- Induk jantan membawa pakan di paruhnya (seperti dicapit), dan berusaha memanggil si betina untuk mau disuapi.
- Meski berada dalam sangkar terpisah dan saling berdempet, posisi induk jantan dan betina saat tidur berdekatan atau rendengan.
Jika kedua hal itu sudah terlihat, kini saatnya memberi kesempatan kepada induk jantan dan betina untuk mandi bersama di karamba mandi. Saat itulah Anda bisa memperhatikan tingkah laku kedua burung tersebut. Jika terjadi perkelahian, segera pisahkan dan ulangi proses penjodohan dari awal. Jika burung mau mandi bersama dan akur, segera masukkan keduanya dalam kandang penangkaran.
2. Tahap penyatuan
Tahap penyatuan induk jantan dan betina bisa dilakukan di daam kandang penangkaran. Anda bisa mencobanya dengan menggunakan kandang soliter terlebih dulu, sambil menempatkan tempat sarang. Tempat sarang bisa dibuat dari anyaman rotan, bambu, atau batok kelapa. Masukkan bahan-bahan penyusun sarang seperti sabut kelapa, serat nanas, jerami, dan daun cemara kering.
Sekarang amati kembali kerukunan atau keakuran jantan dan betina. Tanda-tandanya adalah AK jantan terus merayu betina, sesekali menyuapi calon pasangannya, atau si jantan sibuk menata bahan-bahan penyusun sarang. Jika semuanya sudah oke, kedua induk bisa dipindahkan ke kandang penangkaran sesungguhnya, tetapi Anda juga bisa tetap mempertahankannya di kandang soliter.
Umumnya, kandang penangkaran masih beralas tanah. Anda bisa meletakkan beberapa pohon kecil sebagai peneduh dan bak mandi di bawahnya. Ukuran kandang relatif, tergantung luas lahan penangkaran. Ukuran minimal yang diperlukan adalah panjang 100 cm x lebar 50 cm x tinggi 200 cm.
3. Tahap reproduksi
Untuk mempercepat proses perkawinan, suasana kandang diusahakan nyaman dan sejuk. Caranya, Anda bisa menyirami air di dasar kandang setiap pagi dan sore, selama beberapa hari. Bak mandi harus dibersihkan secara rutin, jangan sampai terlihat kotor dan berjamur.
Jika pasangan AK ini sudah mulai birahi, mereka akan kawin dan menyusun sarangnya. Sekitar 4-10 hari setelah kawin, induk betina akan bertelur (rata-rata 2-4 butir) dan akan dierami selama 14 hari hingga menetas.
Piyik yang sudah berumur 5-10 hari bisa langsung diberi ring pengenal. Pada masa tersebut, Anda juga memiliki dua pilihan untuk perawatan piyik: disapih, dengan konsekuensi Anda harus melolohkan makanan untuk piyik, atau tetap menyerahkan pengasuhan piyik kepada induknya.
Piyik mulai keluar sarang dan belajar terbang pada usia 12-14 hari. Setelah usianya mencapai 1-2 bulan, anakan AK sudah bisa makan sendiri, bahkan sudah bisa dipasarkan.
Asupan pakan selama penjodohan
Selama proses penjodohan, penyatuan, hingga perkawinan, induk AK jantan dan betina membutuhkan asupan pakan yang bergizi. Hal ini akan mempengaruhi birahi, fertilitas, daya tetas, hingga kualitas piyik yang dihasilkan.
Pakan yang dibutuhkan antara lain :
- Cacing tanah, dalam jumlah cukup setiap harinya.
- Jangkrik, dengan porsi 30 ekor (pagi/sore pada awal perjodohan, lalu dikurangi menjadi 10 ekor (pagi/sore) setelah burung bertelur.
- Kroto, sebanyak 1 cepuk setiap pagi.
- Buah-buahan seperti pisang, pepaya, apel, dan sebagainya.
- Voer (untuk proyek penangkaran biasanya diberikan sebagai makanan tambahan saja, bukan makanan utama).
Problem penjodohan dan reproduksi
Salah satu guru terbaik bagi para penangkar adalah pengalaman. Setiap penangkar, entah pemula maupun sudah memiliki jam terbang tinggi, selalu memperoleh pengalaman baru dalam usaha penangkarannya.
Nah, bagi penangkar pemula, Anda bisa mencermati berbagai problem yang terjadi selama masa penjodohan dan reproduksi burung anis kembang.
Jika dalam praktiknya sering menjumpai induk jantan atau betina yang sulit dijodohkan, ini merupakan sinyal buruk bahwa di dalam tubuh mereka terdapat gangguan hormonal. Basic instinct burung dewasa adalah ingin bercumbu dan kawin dengan burung sejenis yang beda kelamin.
Gangguan hormonal bisa diatasi dengan pemberian vitamin, mineral, dan zat-zat perangsang hormon lainnya. Misalnya BirdMature / BMR yang banyak digunakan kicaumania di Indonesia.
BirdMature juga bisa dijadikan solusi untuk mengatasi problem reproduksi, seperti telur infertil (telur gabuk, tidak akan menetas), daya tetas rendah (misalnya hanya 1 dari 3-4 telur yang menetas), dan sebagainya.
Pemberian BirdMature bahkan berdampak positif terhadap kualitas piyikan. Dalam berbagai kasus yang diamati, kualitas piyik menjadi jauh lebih baik, tidak mudah sakit, dan menekan angka mortalitas (kematian) terutama pada umur 0-30 hari.
Dalam proses perkawinan, ada dua hormon yang sangat berpengaruh, yaitu estrogen pada induk betina dan testosteron pada induk jantan. Untuk meningkatkan kesuburan sel sperma dan sel telur, maka hormon tersebut harus ada dalam keadaan cukup pada induk betina dan jantan.
Jika selama menjalankan usaha penangkaran, Anda kerap menjumpai kasus telur yang tidak menetas, itu pertanda ada sesuatu yang tak tak beres dengan testoteron dan estrogen. Apa gangguan ini bisa diatasi? Bisa! Untuk induk betina, Anda bisa memberikan EstroBird. Untuk induk jantan, Anda bisa menggunakan TestoBird.
Mengingat konsumsinya tergantung jenis kelamin, usahakan obat perangsang hormon itu diberikan saat Anda masih melakukan tahap pengenalan, yaitu tahap di mana sangkar induk jantan dan induk betina didekatkan atau ditempelkan. Saat itulah masing-masing burung bisa diberi EstroBird (betina) dan TestoBird (jantan). Jangan memberikan obat ini ketika kedua induk sudah bersatu dalam kandang penangkaran (salah-salah induk betina jadi tomboy, induk jantan malah jadi alay, he..he…).
Semoga tips ini bisa bermanfaat untuk pemula yang mencoba breeding anis kembang.
Salam sukses penangkaran anis kembang. Salam dari Om Kicau.