Kreativitas kicaumania dalam memberi nama burung

Sejak dulu saya sering tersenyum setiap mendengar atau membaca nama-nama burung saat mengikuti lomba. Ini bukan hanya dijumpai dalam lomba burung berkicau, tetapi juga konkurs perkutut, kontes derkuku, hingga lomba merpati balap. Ada-ada saja nama yang diberikan. Selain mengundang senyum, saya terkadang memikirkan sesuatu mengapa kicaumania memberikan nama tersebut.

Menurut pengamatan Om Kicau, nama yang paling sering digunakan kicaumania adalah nama selebriti (bisa penyanyi, pemain sinetron / film, komedian, dan tokoh glamour lainnya).

Om dan Tante tahu kan penyanyi era 2000-an, Nafa Urbach, yang pernah dijuluki sebagai reinkarnasi (alm) Nike Ardhila? Kicaumania dari Sri Bintang SF, Salman, menggunakan nama penyanyi berwajah sendu itu untuk loverbird andalannya.

Saya tidak tahu apakah Om Salman pengagum Nafa Urbach. Yang pasti,  berkat ketelatenannya dalam merawat, lovebird bernama Nafa Urbach ini menciptakan prestasi  sangat fantastis: meraih empat gelar juara dari empat kelas yang lombakan di Keraton Bird Festival, Bandar Lampung, Minggu (28/10).

Dari daftar juara dalam lomba tersebut, juga terdapat beberapa nama burung yang menggunakan nama selebriti. Misalnya Luna Maya (Bambang, Gading BC), Nunung (Suryono, Way Kandis), Omas (Akim, Darussalam), Mister Limbad (H. Sona, Republik SF), Candil (milik Hendry BBM Lampung), dan Mat Solar (Andy, Kedaton).

Di event lomba lain, saya pernah menjumpai nama Syahrini, Agnes Monica, Ashanty, dan lain-lain. Ungkapan Syahrini yang terkenal, yaitu “sesuatu”, pun juga digunakan sebagai nama burung. Adalah Den Bro dari Titanio Jaya SF yang memberi nama “Sesuatu” untuk loverbirdnya.

Masih terkait dengan selebriti, ada juga yang menggunakan nama grup musik. Contohnya Geisha (Ando, Yakuza Team), Super Boy (Arie, Sri Bintang SF), dan Scorpion (Nicholas, Sumber J).

Nama Horor

Yang membuat saya harus berpikir adalah ketika beberapa kicaumania menggunakan nama-nama horor seperti Suster Ngesot dan Kuntilanak. Kebetulan kedua nama itu diberikan H. Rico (Bandar Lampung) masing-masing untuk lovebird dan kenarinya. Kebetulan pula kedua burung ini juga berprestasi.

Apa yang membuat Om Rico tertarik dengan nama horor? Apakah beliau seorang paranormal, atau sering memperoleh pengalaman gaib, suka melihat film horor, atau penikmat tayangan [Masih] Dunia Lain di Trans-7? Walllahu a’lam!

Mak Erot? Nah, ini nama lovebird milik Gita (Istana). Menurut Om dan Tante, apa yang ada dalam pikiran Gita saat memberikan nama Mak Erot? Saya tidak ingin berkomentar negatif, yang pasti itu adalah nama yang unik, aneh, sekaligus kreatif!

Kalau nama tokoh pembela rakyat di masa lampau sih saya bisa memahami jalan pikiran sang pemberi nama. Misalnya Pitung (WK Cell, Metro), atau Jaka Baring (Kenang / Koja, Bandar Lampung). Begitu juga dengan tokoh pewayangan seperti Bima, Nakula, Sadewa, maupun punakawan seperti Semar, Bagong, Gareng, dan Petruk.

Beberapa nama burung terkadang juga dikaitkan dengan kondisi hukum dan perpolitikan di Tanah Air. Ada kicaumania yang memberi nama Reformasi, Koruptor, dan KPK. Ada lagi yang menggunakan nama-nama berbau militer, seperti Kopassus dan Panser.

Semua itu menunjukkan betapa kreatif para kicaumania di Indonesia dalam memberikan nama. Mereka tidak hanya dituntut telaten  dalam merawat burung-burungnya, baik rawatan harian maupun rawatan menjelang dan sesudah lomba. Mungkin suatu saat perlu diadakan sayembara nama burung terbaik, terlucu, terhoror, terganas, terseksi, dan sebagainya.

Sstt…. tunggu dulu. Ada sebuah nama burung yang membuat saya tidak pernah habis pikir. Apakah dia membenci nama itu, atau justru ingin berteriak bahwa orang-orang yang jadi penggede dan penguasa saat ini sering bertindak seperti tokoh yang namanya dilekatkan pada nama burung kacernya.

Ya, Dedy Tato dari BBC Metro Lampung, memberi nama kacernya dengan sangat unik: Fira’un ! Ada komentar?

Salam kreatif dari Om Kicau.