Sejauh ini, belum banyak informasi yang menjelaskan kebiasaan kawin dan membuat sarang di habitat aslinya. Tetapi menurut GM Henry (1971), musim kawin berlangsung antara November dan Mei. WE Wait (1930) pernah melihat cucak rante mengeram pada November-Desember, serta melihat telur-telur cucak rante hingga Mei.
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
Setiap pejantan dan betina yang belum berpasangan biasanya akan silih berganti mengeluarkan suara untuk menarik perhatian lawan jenis. Kalau berjodoh, kedua induk bersama-sama membuat sarang.
Induk betina menghasilkan 2-4 butir telur, yang berwarna krem, dengan bercak-bercak atau garis-garis pendek berwarna coklat atau merah kecokelatan, Telur-telur ini akan dierami secara bergiliran dengan pejantan selama 14-15 hari.
Maaf menyela, kalau burung Anda kondisi ngoss terus dan pengin jadi joss, gunakan TestoBirdBooster (TBB), produk spesial Om Kicau untuk menjadikan burung ngoss jadi joss...
Selama 3-4 hari setelah menetas, piyik mengalami perkembangan yang lambat. Matanya baru terbuka pada hari keenam dan baru berani meninggalkan sarang pada hari ke-13.
Cucak rante muda akan mengiringi kemana pun kedua induknya pergi. Tetapi ketika dewasa, dia akan mengikuti kelompok yang lebih banyak. Setelah tugas mengasuh anaknya selesai, kedua induk kembali melakukan perkawinan. Sebab, cucak rante termasuk burung yang setia terhadap pasangannya.
Kendala Penangkaran
Melihat beberapa penjelasan di atas, cucak rante termasuk burung yang memiliki prospek cerah untuk ditangkarkan. Selain penampilannya yang cantik, fighter sejati, mudah menirukan suara burung lain, juga belum banyak kompetitornya.
Persoalannya tinggal bagaimana mempromosikan burung ini, sebagaimana importir burung yang tidak henti-henti membangun brand mengenai spesies burung yang baru didatangkannya.
Kendala utama yang dihadapi calon penangkar adalah sulitnya menangkap burung ini di habitat aslinya. Sebab hidupnya di pucuk-pucuk daun dari pepohonan tinggi. Tidak mengherankan kalau perilaku burung ini sangat agresif dan sulit dijinakkan.
Kandang penangkaran tidak berbeda dari cucak ijo. Demikian pula dengan perawatan, masalah pakan dan ekstra fooding, semuanya bisa diadopsi dari cucak ijo. Kata kuncinya tetap sama: ketelatenan dan kesabaran.
Induk betina bisa bertelur sebanyak 2-3 butir, yang akan dierami selama 14-16. Jika dirawat sejak piyik, cucak rante juga bisa menjadi burung yang jinak, tanpa mengurangi kemampuan berkicaunya. Burung ini juga mudah dimaster, yang hasilnya pun bisa untuk memasterburung-burung berkicau lainnya.
“Cucak rante termasuk burung perekam yang baik. Ia bisa merekam suara burung master, termasuk love bird. Bahkan, kokok ayam pun bisa direkamnya dengan baik. Karena itu, jangan memelihara cucak rante di dekat kandang ayam,” ujar Om Hananto.
Ketika mampir ke rumahnya, sang pemilik memamerkan keahlian cucak rantenya. Saat itu Om Hananto menggesekkan ibu jarinya ke jari tengannya, sambil mendekatkan tangan ke sisi sangkar. Eh, cucak rante langsung memamerkan kicauannya yang sudah diisi dengan ocehan-ocehan burung lain. Bukan hanya ngoceh, tetapi juga memamerkan aksi akrobatik: berkicau, sambil terbang dan mengepakkan sayap.
Selain volume suaranya yang keras, merdu serta bervariasi, cucak rante mempunyai keunggulan yang jarang dimiliki burung berkicau lainnya. Penampilan fisiknya memang luar biasa, karena memiliki bulu-bulu yang bervariasi.
Ayo, siapa yang berminat menangkarkan dan menaklukkan cucak rante?
Salam inspiratif dari Om Kicau.